Perkembangan pada teknologi mendorong perubahan pada dunia Jurnalisme secara langsung terutama pada fenomena dan trend yang muncul sehingga kita sebagai pelaku jurnalisme harus dapat menyikapi hal tersebut
Ketika berbicara mengenai suatu perubahan dan evolusi dalam kemajuan teknologi, tentunya tidak terlepas dari bagaimana kita sebagai pengguna menyikapi hal tersebut
Untuk dapat terhindar dari dampak negatif yang beriringan dengan perkembangan teknologi khususnya dalam dunia jurnalisme, kita harus mampu menyikapinya dengan optimis sehingga mampu menatap masa depan jurnalisme yang lebih baik
Perkembangan Jurnalisme Saat Ini
Saat ini, perkembangan jurnalisme terus mengalami perubahan secara dinamis dan bergerak sesuai dengan fenomena hingga trend sesuai zaman.
Jurnalisme secara perlahan namun pasti menuju ke arah model secara horizontal dan transaksional.
Dalam model ini, menurut Yohanes Widodo dalam Jurnalisme Multimedia, audiens sudah menjadi aktif karena audiens tidak hanya menjadi orang yang mendapatkan berita, namun juga menjadi pembuat berita (prosumer).
Kegiatan dalam dunia pers saat ini perlahan-lahan juga dapat dilakukan dan dijalankan oleh audiens biasa, tanpa harus dilakukan oleh orang-orang yang professional dalam kegiatan jurnalis.
Dalam perkembangan hingga saat ini, audiens dapat dengan mudahnya mendapatkan berbagai informasi dari berita yang dibagikan, dan dengan menggunakan jaringan yang dimiliki dapat membagikan berbagai informasi tersebut melalui channel pribadi mereka seperti media sosial hingga blog.
Terdapat 4 jenis pemberitaan saat ini, antara lain:
1. Jurnalisme Opini, merupakan jurnalisme yang mengambil perspektif secara subjektif.
2. Jurnalisme Kolaborasi, merupakan jurnalisme kolaborasi antara profesional dengan jurnalisme biasa dalam membuat suatu berita tertentu.
3. Jurnalisme Sindikasi, merupakan jurnalisme yang memproduksi suatu berita untuk dijual atau disebarkan melalui berbagai media untuk pendistribusian berita tersebut.
4. Jurnalisme Lapdog, merupakan jurnalisme yang cenderung berpihak kepada pemerintah.
Jurnalisme di masa depan tidak lagi bersifat secara linear, hal tersebut dikarenakan audiens dalam dunia jurnalisme telah menjadi konsumen sekaligus produsen.
Berbagai informasi yang dibagikan dilakukan menggunakan media sosial.
Dalam hal ini, kecepatan dari penyebaran berita yang diproduksi tersebut akan memberikan pengaruh yang cukup signifkan pada akurasi berita.
Pada Jurnalisme Masa Depan, akan terdapat dua jenis pelaporan berita, yaitu Curative Journalism dan Hyperlocalisation Journalism.
Curative Journalism dapat dipahami sebagai proses pengumpulan data yang akan dikumpulkan di satu tempat yang didapat dari berbagai sumber yang telah melalui proses pengolahan berita.
Pada jenis ini, audiens memiliki tempat khusus untuk dapat menerima berita yang dibagikan.
Hyperlocalisation Journalism merupakan jurnalisme yang berbasis pada lokal atau komunitas.
Berbagai berita dan informasi yang dipublikasikan pada jurnalisme ini diperuntukan untuk konsumsi komunitas tertentu, informasi yang dimuat juga berasal dari fenomena yang terjadi di komunitas.
Menurut Bernard Shaw, terdapat tiga trend utama yang akan ada di jurnalisme masa depan, yaitu :
1. Real Time Web, yaitu informasi yang diberikan merupakan berita yang "real time" (berita terkini) yang disampaikan secara langsung terhadap publik
2. Big Data, yaitu data yang dapat digunakan oleh jurnalis sebagai acuan dalam membuat dan membagikan suatu informasi melalui berita yang diproduksi.
3. Intellegent Device, alat yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi baik secara lisan maupun pertukaran pesan dengan kapasitas yang besar berdasarkan big data. Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI