Mohon tunggu...
ALVYNA ROHMATIKA
ALVYNA ROHMATIKA Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sebagai penulis, saya adalah kreator yang menggabungkan kepekaan artistik dengan kecerdasan kata untuk menghidupkan ide-ide menjadi kisah-kisah yang mendalam. Melalui kata-kata, saya membentuk dunia imajinatif yang mengajak pembaca untuk merenung, merasakan, dan terhubung dengan berbagai emosi. Setiap tulisan saya mencerminkan dedikasi pada keindahan bahasa dan kekuatan narasi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Cerpen "Pelajaran Mengarang" Karya Seno Gumira Ajidarma dalam Pandangan Teori Feminis

25 Oktober 2024   08:43 Diperbarui: 25 Oktober 2024   09:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

      "Suatu malam wanita itu pulang merangkak-rangkak karena mabuk. Di ruang depan ia muntah-muntah dan tergelatak tidak bisa bangun lagi. Sandra mengepel muntahan-muntahan itu tanpa bertanya-tanya. Wanita yang dikenalnya sebagai ibunya itu sudah biasa pulang dalam keadaan mabuk."

Mama Sandra memiliki pager yang di gunakan untu bekerja Isi pager itu biasanya panggilan dan pemberitahuan di mana Mama Sandra akan bekerja dan pada pukul berapa mama Sandra mulai bekerja. Pekerjaan mama Sandra diatur oleh setiap pelanggannya atau bisa di bilang laki-laki berhidung belang. Mereka mempekerjakan mama Sandra sesuka hati tanpa memikirkan kejiwaan yang dirasakan mama Sandra. Namun mama Sandra tetap harus berjuang untuk menghidupi kebutuhannya setiap hari dan juga kebutuhan Sandra sehari-hari dan biaya sekolah Sandra.

"Tentu saja Sandra selalu ingat apa yang tertulis dalam pager ibunya. Setiap kali pager itu berbunyi, kalau sedang merias diri dimuka cermin, wanita itu selalu meminta Sandra memencet tombol dan membacakannya.
DITUNGGU DI MANDARIN
KAMAR:505, PKL 20.00
Sandra tahu, setiap kali pager ini menyebut nama hotel, nomor kamar, dan sebuah jam pertemuan, ibunya akan pulang terlambat. Kadang-kadang malah tidak pulang sampai dua atau tiga hari. Kalau sudah begitu Sandra akan merasa sangat merindukan wanita itu. Tapi, begitulah, ia sudah belajar untuk tidak pernah mengungkapkannya.

PENUTUP
Simpulan
         Cerpen ini menggambarkan bagaimana seorang mama yang membesarkan anaknya tanpa figur seorang ayah. Sedangkan anaknya selalu mempertanyakan tentang ayahnya. Membuat mamanya kesal sekaligus merasa bersalah kepada Sandra anaknya, tetapi hal tersebut tidak bisa menghentikan pekerjaannya karena ia berfikir memang hanya itulah satu-satunya pekerjaan yang mama Sandra bisa lakukan dengan menjual diri.
          Berdasarkan analisis cerpen "Pelajaran Mengarang" karya Seno Gumira Ajidarma dengan menggunakan pendekatan feminis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa cerpen "Pelajaran Mengarang" karya Seno Gumira Ajidarma ini menggambarkan Bagaimana sosok seorang mama yang berjuang seorang diri demi menghidupi anaknya sehingga rela menjadi wanita yang terlibat dalam perdagangan jual diri. Tetapi mama Sandra tetap mencoba tegar dalam menghadapi pekerjaannya yang sesekali membuatnya bersedih karena menyesali perbuatannya itu, namun ia beranggapan bahwa hanya dengan bekerja semacam itulah ia mampu menghidupi dirinya dan juga anaknya yang terlahir tanpa seorang ayah.


Saran
        Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dijadikan saran bahwa makalah Analisis Cerpen "Pelajaran Mengarang" Karya Seno Gumira Ajidarma ini dapat digunakan sebagai kajian analisis menggunakan Pendekatan feminis dan dapat dijadikan masyarakat yang membaca dapat mempelajari dan mengerti bahwa tidak harus bekerja dengan menjual diri karena selain perbuatan yang tidak baik hal tersebut juga sangat di benci oleh Allah SWT, masih banyak pekerjaan yang lain yang dapat kita lakukan untuk memperoleh rezeki yang halal asalkan kita mau berusaha dengan keras.
 

Daftar Pustaka
Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru   Algensindo Bandung.
Najid, Moh, 2009. Mengenal Apresiasi Prosa Fiksi. Surabaya: University Press.
https://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/pesona-puisi/kritik-sastra-feminisme
http://www.rumpunsastra.com/2014/09/pendekatan-dalam-kajian-sastra.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun