Mohon tunggu...
ALVYNA ROHMATIKA
ALVYNA ROHMATIKA Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sebagai penulis, saya adalah kreator yang menggabungkan kepekaan artistik dengan kecerdasan kata untuk menghidupkan ide-ide menjadi kisah-kisah yang mendalam. Melalui kata-kata, saya membentuk dunia imajinatif yang mengajak pembaca untuk merenung, merasakan, dan terhubung dengan berbagai emosi. Setiap tulisan saya mencerminkan dedikasi pada keindahan bahasa dan kekuatan narasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Sosial dalam Novel "Para Priyayi" Kisah Tokoh Lantip dan Mobilitas Kelas di Jawa

20 Oktober 2024   20:30 Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:41 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinas Perpustakaan 

Transformasi Sosial dalam Novel "Para Priyayi": Kisah Lantip dan Mobilitas Kelas di Jawa

Analisis Novel “Para Priyayi” karya Umar Kayam menggunakan pendekatan Pragmatik dengan judul “Keinginan Priyayi Menjadikan Seorang Priyayi” 

Oleh: Alvyna Rohmatika

Novel "Para Priyayi" karya Umar Kayam menghadirkan potret menarik tentang mobilitas sosial dalam masyarakat Jawa melalui kisah transformatif seorang anak petani bernama Wage yang kemudian dikenal sebagai Lantip. Karya ini tidak hanya menyajikan cerita perjalanan hidup seorang individu, tetapi juga memberikan gambaran mendalam tentang dinamika sosial dan nilai-nilai kemanusiaan dalam konteks budaya Jawa.

Perjalanan Transformatif Lantip

Di tengah struktur sosial Jawa yang hierarkis, Lantip hadir sebagai tokoh yang mendobrak batasan kelas. Awalnya bernama Wage, ia adalah anak seorang petani yang dititipkan kepada Si Embok, seorang penjual tempe. Takdir membawanya bertemu dengan Ndoro Guru Kakung, seorang priyayi yang kemudian mengubah tidak hanya namanya menjadi Lantip—yang berarti cerdas dan tajam otaknya—tetapi juga seluruh masa depannya.

Perubahan nama dari Wage menjadi Lantip bukan sekadar pergantian identitas, melainkan simbol transformasi sosial yang mendalam. Nama Lantip, yang berarti cerdas dan tajam pikiran, menjadi semacam doa dan harapan akan masa depan yang lebih cerah. Ndoro Guru Kakung, dalam perannya sebagai mentor dan figur ayah, tidak hanya memberikan nama baru tetapi juga membuka pintu kesempatan melalui pendidikan.

Pendidikan sebagai Kunci Mobilitas Sosial

Lantip membuktikan bahwa pendidikan adalah kunci utama mobilitas sosial. Meskipun awalnya menghadapi berbagai tantangan, termasuk cemoohan dan pandangan skeptis dari lingkungannya, ia membuktikan bahwa latar belakang sosial bukanlah penghalang bagi pencapaian. Kegigihannya dalam mengejar pendidikan menjadi bukti bahwa sistem kelas dalam masyarakat Jawa, meski rigid, masih memberikan ruang bagi mobilitas sosial melalui jalur pendidikan.

Tanggung Jawab Sosial Kaum Priyayi

Yang menarik dari karakter Lantip adalah bagaimana ia memaknai statusnya sebagai priyayi. Baginya, menjadi priyayi bukan sekadar tentang pencapaian status sosial, melainkan membawa tanggung jawab moral untuk mengangkat derajat orang lain. Keinginannya untuk membantu menyekolahkan anggota keluarga yang kurang mampu mencerminkan pemahaman mendalam tentang peran priyayi sebagai agen perubahan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun