Mohon tunggu...
ALVYNA ROHMATIKA
ALVYNA ROHMATIKA Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sebagai penulis, saya adalah kreator yang menggabungkan kepekaan artistik dengan kecerdasan kata untuk menghidupkan ide-ide menjadi kisah-kisah yang mendalam. Melalui kata-kata, saya membentuk dunia imajinatif yang mengajak pembaca untuk merenung, merasakan, dan terhubung dengan berbagai emosi. Setiap tulisan saya mencerminkan dedikasi pada keindahan bahasa dan kekuatan narasi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Keterampilan Menyimak (Menyimak: Kunci Memahami Pesan dalam Komunikasi)

8 September 2024   00:06 Diperbarui: 8 September 2024   00:08 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Alvyna Rohmatika


Menyimak: Kunci Memahami Pesan dalam Komunikasi

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam proses komunikasi. Kemampuan menyimak yang baik memungkinkan seseorang untuk memahami pesan, informasi, dan gagasan yang disampaikan oleh pembicara dengan lebih efektif. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang jenis-jenis menyimak dan tahap-tahap dalam proses menyimak.

Jenis-jenis Menyimak

Menurut Tarigan (2008: 37), tujuan utama menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. Namun, selain tujuan umum ini, terdapat juga tujuan-tujuan khusus yang menyebabkan adanya berbagai jenis menyimak. Tarigan membagi menyimak menjadi dua ragam utama:

1. Menyimak Ekstensif (Extensive Listening)
Menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak yang bersifat lebih umum dan bebas terhadap suatu ujaran. Jenis menyimak ini tidak memerlukan bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak ekstensif terbagi menjadi empat jenis:

a. Menyimak Sosial: Jenis menyimak ini terjadi dalam konteks interaksi sosial, di mana penyimak mendengarkan percakapan atau diskusi dalam situasi sosial.

b. Menyimak Sekunder: Menyimak yang dilakukan sambil melakukan kegiatan lain, seperti mendengarkan radio sambil mengerjakan pekerjaan rumah.

c. Menyimak Estetik: Menyimak untuk menikmati keindahan bahasa atau seni, seperti mendengarkan puisi atau musik.

d. Menyimak Pasif: Menyimak tanpa upaya sadar untuk memahami atau menganalisis informasi yang didengar.

2. Menyimak Intensif (Intensive Listening)
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang lebih terarah dan terkontrol, biasanya di bawah bimbingan langsung seorang guru. Jenis menyimak ini terbagi menjadi enam:

a. Menyimak Kritis: Menyimak untuk mengevaluasi dan menganalisis informasi yang didengar secara kritis.

b. Menyimak Konsentratif: Menyimak dengan fokus penuh untuk memahami informasi secara detail.

c. Menyimak Kreatif: Menyimak untuk mengembangkan ide atau solusi baru berdasarkan informasi yang didengar.

d. Menyimak Eksploratif: Menyimak untuk menemukan informasi baru atau hal-hal yang belum diketahui sebelumnya.

e. Menyimak Interogatif: Menyimak dengan tujuan untuk mengajukan pertanyaan atau klarifikasi terhadap informasi yang didengar.

f. Menyimak Selektif: Menyimak dengan memilih informasi tertentu yang dianggap penting atau relevan.

Heryadi (2008: 22) memperluas pembahasan tentang jenis-jenis menyimak dengan menambahkan beberapa kategori:

1. Menyimak Diri Sendiri: Aktivitas menyimak yang terjadi saat kita berbicara atau membacakan sesuatu kepada orang lain. Dalam proses ini, alat indra pendengaran kita aktif menyimak suara sendiri, dan otak kita aktif memahami informasi yang sedang kita sampaikan.

2. Menyimak Orang Lain: Menyimak pembicaraan yang disampaikan oleh orang lain, di mana sumber informasi berada di luar diri penyimak.

3. Menyimak Apresiatif: Kegiatan menyimak yang bertujuan untuk menggali nilai-nilai sebuah karya seni, memahami, memaknai, dan memberi penghargaan terhadapnya.

Tahap-tahap Menyimak

Tarigan (2008: 31) menjelaskan bahwa proses menyimak terdiri dari beberapa tahap yang berurutan:

1. Menyimak Berkala: Tahap ini terjadi saat penyimak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.

2. Menyimak dengan Perhatian Dangkal: Pada tahap ini, penyimak sering terganggu oleh hal-hal di luar pembicaraan, menyebabkan perhatian yang tidak fokus.

3. Setengah Menyimak: Penyimak terganggu oleh keinginan untuk mengekspresikan isi hati atau pendapatnya sendiri.

4. Menyimak Serapan: Penyimak asyik menyerap hal-hal yang kurang penting, merupakan bentuk penyimakan pasif.

5. Menyimak Sekali-sekali: Perhatian penyimak berganti-ganti antara fokus pada pembicaraan dan keasyikan lain, hanya memperhatikan kata-kata yang menarik hatinya saja.

6. Menyimak Asosiatif: Penyimak hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi yang terkait dengan pembicaraan, tanpa memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan.

7. Menyimak dengan Reaksi Berkala: Penyimak memberikan komentar atau mengajukan pertanyaan secara berkala terhadap pembicaraan.

8. Menyimak Secara Seksama: Penyimak dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran pembicara.

9. Menyimak Secara Aktif: Penyimak berusaha untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan pembicara.

Kesimpulan

Memahami berbagai jenis dan tahapan menyimak sangat penting dalam mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif. Setiap jenis menyimak memiliki tujuan dan konteks yang berbeda, sementara tahapan menyimak menunjukkan proses yang dilalui seseorang dalam memahami dan merespon informasi yang didengar.

Dalam era informasi yang sarat dengan berbagai bentuk komunikasi, kemampuan menyimak yang baik menjadi semakin krusial. Baik dalam konteks pendidikan, pekerjaan, maupun kehidupan sosial, keterampilan menyimak yang efektif dapat meningkatkan pemahaman, memperkaya pengetahuan, dan memfasilitasi interaksi yang lebih bermakna.

Untuk meningkatkan keterampilan menyimak, seseorang perlu berlatih secara konsisten dan menerapkan strategi yang sesuai dengan jenis dan tujuan menyimak. Ini bisa meliputi pengembangan konsentrasi, peningkatan kemampuan analisis kritis, dan pelatihan untuk memahami konteks serta nada pembicaraan.

Dalam dunia pendidikan, pemahaman tentang jenis-jenis dan tahapan menyimak ini dapat membantu para pendidik dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek menyimak, para guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan bermakna bagi para siswa.

Akhirnya, penting untuk diingat bahwa menyimak bukan hanya tentang mendengar, tetapi juga tentang memahami, menganalisis, dan merespons. Dengan mengembangkan keterampilan menyimak yang baik, kita tidak hanya meningkatkan kemampuan komunikasi kita, tetapi juga memperkaya pemahaman kita tentang dunia dan orang-orang di sekitar kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun