BAHASA INDONESIA: KETERAMPILAN BERBICARA
Alvyna Rohmatika
Mendongeng: Kunci Pembentukan Karakter Anak Usia Dini
Masa kanak-kanak adalah periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang individu. Pada usia dini, anak-anak bagaikan spons yang menyerap segala pengalaman dan pembelajaran dari lingkungan sekitarnya. Pengalaman-pengalaman ini menjadi fondasi bagi pembentukan karakter dan kepribadian mereka di masa depan. Salah satu metode yang efektif dan menyenangkan untuk membentuk karakter anak adalah melalui kegiatan mendongeng.
Mendongeng bukan sekadar aktivitas hiburan semata. Lebih dari itu, dongeng memiliki kekuatan magis untuk menanamkan nilai-nilai moral, mengembangkan imajinasi, meningkatkan kemampuan bahasa, dan membentuk karakter positif pada anak. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana kegiatan mendongeng dapat menjadi alat yang ampuh dalam membentuk karakter anak usia dini.
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa anak-anak belajar melalui pengalaman. Pengalaman ini bisa mereka dapatkan dari lingkungan terdekat seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di rumah, orang tua dapat memanfaatkan waktu berkualitas bersama anak dengan mendongeng. Kegiatan ini tidak hanya menciptakan ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan.
Ketika mendongeng, orang tua atau pendidik dapat memilih cerita yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak. Cerita-cerita seperti fabel, legenda, atau kisah sejarah yang mengandung pesan moral dapat menjadi pilihan yang tepat. Melalui cerita-cerita ini, anak-anak dapat belajar tentang berbagai nilai kehidupan seperti kejujuran, keberanian, empati, dan tanggung jawab.
Salah satu keunggulan mendongeng adalah kemampuannya untuk menstimulasi rasa ingin tahu anak. Ketika mendengarkan dongeng, anak-anak seringkali terpesona oleh alur cerita dan karakter-karakter di dalamnya. Rasa ingin tahu ini mendorong mereka untuk bertanya, berpikir kritis, dan mengembangkan imajinasi mereka. Hal ini sangat penting untuk perkembangan kognitif dan emosional anak.
Lebih jauh lagi, dongeng memiliki kekuatan untuk membentuk kepribadian anak sejak dini. Melalui perilaku tokoh-tokoh dalam cerita, anak-anak belajar untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Mereka mulai memahami konsep moralitas dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika mendengar cerita tentang seekor kelinci yang jujur dan selalu membantu teman-temannya, anak-anak akan terinspirasi untuk meniru perilaku positif tersebut.
Dongeng juga dapat menjadi jendela bagi anak-anak untuk mengenal dunia di sekitar mereka. Melalui cerita-cerita tentang alam, budaya, dan sejarah, anak-anak dapat memperluas wawasan mereka. Mereka belajar tentang keberagaman, menghargai perbedaan, dan mencintai lingkungan. Ini adalah fondasi penting untuk membentuk karakter yang peduli dan bertanggung jawab terhadap sesama dan lingkungan.
Dalam konteks pendidikan formal, guru dapat memanfaatkan dongeng sebagai metode pembelajaran yang efektif. Dengan menyajikan materi pelajaran dalam bentuk cerita yang menarik, guru dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Misalnya, pelajaran sejarah dapat disajikan dalam bentuk dongeng tentang perjuangan pahlawan, atau pelajaran sains dapat dikemas dalam cerita petualangan seorang ilmuwan cilik.
Kegiatan mendongeng juga dapat meningkatkan keterampilan bahasa anak. Ketika mendengarkan dongeng, anak-anak terpapar pada kosakata baru, struktur kalimat yang beragam, dan cara bercerita yang menarik. Hal ini secara tidak langsung meningkatkan kemampuan berbahasa mereka, baik dalam hal pemahaman maupun ekspresi. Anak-anak yang sering mendengarkan dongeng cenderung memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.
Selain itu, dongeng dapat menjadi sarana untuk mengajarkan anak-anak tentang empati dan pemahaman terhadap perasaan orang lain. Melalui cerita, anak-anak belajar untuk menempatkan diri mereka dalam posisi orang lain, memahami motivasi di balik tindakan seseorang, dan mengembangkan rasa kasih sayang. Ini adalah keterampilan sosial yang sangat penting untuk membentuk karakter yang baik.
Dalam era digital seperti saat ini, kegiatan mendongeng mungkin terasa sedikit ketinggalan zaman. Namun, justru di sinilah letak keunikannya. Mendongeng menciptakan momen kebersamaan yang tidak tergantikan oleh gadget atau media digital lainnya. Interaksi langsung antara pendongeng dan pendengar menciptakan ikatan emosional yang kuat, yang sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional anak.
Untuk memaksimalkan manfaat mendongeng dalam pembentukan karakter anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pilih cerita yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak. Kedua, libatkan anak dalam cerita dengan mengajukan pertanyaan atau meminta pendapat mereka. Ketiga, diskusikan pesan moral dari cerita setelah selesai mendongeng. Keempat, jadikan mendongeng sebagai rutinitas, misalnya sebelum tidur atau di waktu-waktu tertentu setiap hari.
Penting juga untuk diingat bahwa pembentukan karakter melalui dongeng bukanlah proses instan. Dibutuhkan konsistensi dan kesabaran dari orang tua dan pendidik. Namun, dengan komitmen yang kuat dan pendekatan yang tepat, mendongeng dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam membentuk karakter positif anak sejak dini.
Kesimpulannya, kegiatan mendongeng memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak usia dini. Melalui dongeng, anak-anak tidak hanya belajar tentang nilai-nilai moral, tetapi juga mengembangkan keterampilan bahasa, imajinasi, dan empati. Dongeng menjadi jembatan yang menghubungkan anak dengan dunia di sekitarnya, membantu mereka memahami kompleksitas kehidupan dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.
Sebagai orang tua, pendidik, atau anggota masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk memanfaatkan kekuatan dongeng dalam membentuk generasi masa depan yang berkarakter kuat. Mari kita hidupkan kembali tradisi mendongeng, bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai investasi berharga dalam pembentukan karakter anak-anak kita. Dengan begitu, kita tidak hanya menciptakan anak-anak yang cerdas, tetapi juga individu yang memiliki hati nurani, empati, dan kearifan dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI