Bagi para gamers pasti tentunya tidak asing dengan game ikonik dari Nintendo yaitu Super Mario Bros. Video game ini sudah terkenal dari zaman dahulu dari era retro hingga modern, Mario diibaratkan sebagai brand dari Nintendo itu sendiri karena sudah mendistribusi ratusan game di platform berbeda.Â
Dahulu, Super Mario Bros terkenal akan permainan berbasis 2D dengan memainkan Mario melewati rintangan hingga mencapai kastil di akhir level. Misi Mario adalah menyelamati Peach dari ancaman Bowser si raja Koopas.Â
Dengan perkembangan zaman dari masa ke masa, Mario Bros kini nampaknya masih dijaga akan eksistensi dan ketenarannya oleh Nintendo dengan membuat film animasi melalui kerjasama oleh Illumination Studio, sebuah studio animasi yang terkenal akan film seri Despicable Me.
Film animasi ini merupakan pertama kalinya film Super Mario Bros dirilis yang menceritakan tentang Mario dan Luigi terjebak di dunia Mushroom setelah tersedot oleh pipa hijau saat memperbaiki pipa di dalam saluran drainase kota Brooklyn. Nampaknya, film ini merupakan origin story dari Mario sendiri dan memperkenalkan para tokoh dan dunia yang berbeda-beda seperti dalam video gamenya.Â
Selain itu, film ini juga mengikuti tren baru dalam dunia industri film dimana video game yang kini banyak diadaptasi menjadi serial televisi ataupun film, contohnya seperti The Last of Us dan Sonic The Hedgehog. Film ini dibintangi oleh para aktor Hollywood terkenal seperti Chris Pratt (Mario Bros), Anya Taylor-Joy (Peach), Charlie Day (Luigi) dan Jack Black (Bowser).Â
Melihat kembali beberapa cerita dari gamenya, tentu Mario Bros memiliki alur dan tema cerita berbeda-beda. Pada game orisinilnya, Mario memang adalah seorang tukang pipa berdarah Italia bersama kakaknya Luigi. Tetapi, dalam game Donkey Kong sebaliknya Mario adalah seorang tukang kayu. Lalu, sisa dari game Mario berfokus pada konflik dunia bawah dengan musuh berbeda seperti Waluigi dan Luigi, Birdo, dan King Boo.Â
Apabila melihat cerita pada filmnya, mereka lebih mengadaptasi dan mengikuti cerita pada video game pertama karena tentunya untuk memperkenalkan sosok Mario dan Luigi untuk audience yang lebih luas dan minim pengetahuan mengenai video game dan karakternya.Â
Hal ini merupakan nilai yang baik karena masalah utama dalam mengadaptasi film video game adalah tidak bisa mengeneralisasi cerita dan memperkenalkan karakter yang hanya diketahui oleh audience tertentu.Â
Apabila kita menjelajah kembali track record film adaptasi video game, banyak sekali dari mereka yang mendapatkan ulasan buruk bahkan tidak layak ditonton seperti film Assassin's Creed, Hitman:Agent 47, dan Resident Evil.Â
Studi kasus penulisan naskah dalam film tersebut adalah mereka terlalu berfokus dalam menyetting adegan aksinya daripada mempertimbangkan proporsi cerita yang akan digunakan.Â
Selain itu, target audience film tersebut hanya bertuju pada satu atau dua kalangan yang sudah mengetahui karakter atau bahkan ceritanya dalam video game sedangkan penonton umum akan sulit dalam mengidentifikasi karakter game ini dengan bobot cerita yang rendah.Â
Dalam film Super Mario Bros, ceritanya hampir berhasil digeneralisasikan. Tetapi, kekurangannya adalah terlalu mementingkan adegan action daripada mempertimbangkan motivasi dan tujuan apa yang ingin ditonjolkan dalam film dan bagaimana cara menyampaikannya kepada audience.Â
Sebenarnya, pada awal cerita telah diperlihatkan apa sebenarnya motivasi dari kedua karakter ikonik dari Nintendo ini. Jika dikembangkan lebih dalam, karakterisasi mereka akan semakin hidup dan terlihat apa sebenarnya goals dari Mario dan Luigi dalam mengoperasi dunia mereka. Selain itu jalan ceritanya cukup datar dan proporsi antara adegan ke adegan tidak seimbang.
Selain membicarakan cerita, film ini pun nampaknya memperlihatkan banyak sekali karakter-karakter yang sangat populer dalam dunia Mario Bros seperti Peach, Toad, Bowser, dan Donkey Kong.Â
Dengan memberikan mereka panggung besar, film terasa semakin ceria dan berwarna karena esensinya Mario tidak akan eksis tanpa karakter-karakter pendukung tersebut.Â
Chemistry antara Mario dan Peach terlihat cukup kuat, mengingat dalam gamenya Mario memang jatuh cinta dengan Peach setelah menyelamatkannya dari Bowser. Di sisi lain, ada Donkey Kong yang terkenal menjadi tokoh antagonis Mario yang selalu melempar tong untuk menghindari upayanya menyalamatkan sang putri.Â
Hal ini membuat film semakin senang untuk ditonton dengan memberikan easter egg dari game terdahulunya. Tetapi, kekurangannya adalah latar belakang atau origin story dari setiap karakter tidak digali lebih dalam. Film hanya memfokuskan karakter pada konflik kini dan tidak memperlihatkan lebih siapa sebenarnya para tokoh ini dahulunya.Â
Apabila membicarakan hal teknis, film ini memberikan animasi yang sangat estetik dan didukung oleh musik latar yang cocok. Studio illumination mampu menggambarkan dunia Mario Bros para tokohnya yang sangat mirip dengan gamenya. Selain itu, mereka menggunakan efek suara dan musik ikonik dari game alih-alih menggunakan foley terbaru.Â
Semua itu dilakukan dengan bertujuan untuk mempertahankan identitas dari Mario Bros melalui seni aural dan visual. Secara garis besar, film Mario Bros adalah tontonan yang sangat fun meskipun dengan cerita yang datar dan tidak membuahkan hal spesial tetapi berhasil dalam mempertahankan esensi Mario Bros sesuai dengan video gamenya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H