Hujan
~Alviyatun~
Hujan datang sore ini
Menyatakan cinta pada Bumi
"Aku mencintaimu, Bumi."
Ia memeluk meluapkan rindu, dan membasah sekujur tubuhmu
Yang telanjang tanpa naungan langit
Kegelapan terpancang bagai bendera berkibar
Senja basah semakin mengelam
Tenggelam, mengerut-erut malam
Dan engkau pasrah, Bumi
Hingga tubuhmu lenyap terhanyut air, berlumur lumpur
Terendam, terkikis, tergerus tanpa mampu berteriak tolong
Akar menggurita dahulu mencengkeram tubuhmu, kini tiada
Bumi meringis, menangis dalam dekapan dedaunan yang gugur
Tergerus mesin gergaji yang haus, manusia-manusia rakus
Tubuhmu merongga dan menganga
Hingga banjir di mana-mana
Aku masih ingin mencumbumu, Bumi
Seperti dahulu, indahmu terpancar di antara rona pelangi
Aku rindu tangan-tangan terampil
menghiasimu dengan rerimbunan daun menghijau
Tanpa suara mesin mengerang kelaparan
Hujan bulan ini mengerti dan memahami
Engkau sangat berarti, bagi seluruh penghuni
Kehidupan masih terus berjalan, tak rela pergi sampai akhir zaman
Yogyakarta, 21 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H