Lihatlah kawan, telah menguning padi di sawah
Menyuburkan harapan berjuta netra
Memupuk asa bapak ibu di desa
Esok kan bisa panen raya
Bergerak para pria dan wanita menebas batang padi dengan sabitnya
Mengangkat dan mengerek rumpun padi untuk dipisahkan dari bulirnya
Menjemur dan menggiling kering gabah
Kaki dan tangan tanpa lelah
Aku terpesona
Kelihaian petani memperjuangkan hajat hidup keluarga
Saudara-saudara, para punggawa, dan masyarakat agar hidup sentosa
Akankah ada penghargaan baginya?
Aku ternganga
Melihat pasar yang tak mengerti pengorbanannya
Mereka bilang, "beras murah mbakyu, tidak laku sepuluh ribu"
Mondar-mandir tak lelah ia mencari pembeli yang mumpuni
Haruskah hanya menyuap nasi saja?
Padahal ia sudah berjanji pada anaknya
Nanti pulang membawa oleh-oleh gulai kambing muda
Sayangnya, harga beras tak sepadan dengan jerih payahnya.
Tapi bukan petani, kalau esok tak menanam lagi
Benih pun telah disiapkan kini
Beradu nasib, mungkin polowijo lebih bisa dihargai
Pagi ini pun, ia bergegas pergi menanam sawah kembali
Bantul, 1 Juni 2021
Salam dari desa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H