Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tragedi Momo

10 Mei 2021   23:24 Diperbarui: 10 Mei 2021   23:27 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : dari berbagai sumber, desain :Canva

Adzan subuh di masjid An-ni'mah telah berkumandang. Momo dan ayah ibunya baru saja selesai makan sahur. Momo segera mengambil air wudhu dan bergegas ke masjid. Sesampai di depan pintu...

"Aduh...,"gerutunya dalam hati.

Ada sesuatu yang tak dikehendakinya. Sesuatu yang membuat gerak langkah kakinya berbalik arah, masuk kembali ke dalam rumah. Bukan untuk mengambil sesuatu yang tertinggal, tetapi untuk mengulang suatu pekerjaan yang tadi telah dikerjakannya. Sedikit terburu ia melangkah karena di luar sana ayah telah memanggil-manggilnya untuk segera keluar rumah.

"Mo...Momo...keburu iqomah nak ! " teriak ayah.

Iqomah adalah seruan dari muadzin (penyeru adzan) bahwa sholat akan segera didirikan. Berbeda dengan adzan. Adzan adalah tanda bahwa waktu sholat telah tiba. 

Di masjid-masjid yang di dalamnya ada pengatur waktu sholat, waktu antara adzan dengan iqomah biasanya terpaut hanya 5 menit saja. Jika telah sampai 5 menit, alarm waktu sholat di masjid berbunyi, dan iqomah dikumandangkan. Sang Imam pun segera merapikan shof jamaah. Jika dulu sebelum pandemi shof jamaah adalah rapat tidak boleh ada yang renggang, kini pada masa pandemi sebaliknya. Shof jamaah direnggangkan dengan diberi jarak antar jamaah kurang lebih satu meter. Ini memang disesuaikan memenuhi protokol kesehatan, yang mana jarak minimal adalah 1 meter. Alhasil karena ruangan masjid terbatas jamaah pun meluber sampai halaman masjid. Hal ini pun sudah menjadi pertimbangan di awal ramadhan lalu, sehingga telah dipersiapkan tenda di halaman masjid.

Ayah dan ibu Momo yang sudah menunggu Momo di halaman rumah pun sedikit lega karena Momo telah nampak di hadapan mereka. 

"Aduh, Mo kamu kenapa sih lama banget?"tanya ibu, yang tak dijawab oleh Momo. Malah ia segera bergegas berjalan karena sudah terdengar iqomah berkumandang.

"Ayo, pak, bu," sahutnya.

Tanpa melihat ayah yang masih mengunci pintu karena rumah kosong, demi keamanan dan kekhusyukan saat sholat.

Bayangkan bila pintu rumah lupa dikunci saat ditinggal pergi penghuninya, tentu tidak akan tenang saat meninggalkannya. Apalagi ini ditinggal beribadah di masjid. Sholat pun bisa tidak khusyuk karena memikirkan pintu rumah yang tak terkunci. Jangan-jangan nanti ada orang yang iseng=iseng masuk rumah mengambil sesuatu yang berharga.

Maka dari itu pastikan semua pintu dan jendela rumah sudah terkunci dengan aman sebelum pergi.

                                                                                   *****

Sholat subuh di masjid An-ni'mah segera didirikan. Semua jamaah telah berjajar rapi sesuai protokol kesehatan. Mereka mengenakan masker, menjaga jarak, dan membawa sajadah  sendiri. Sejak pandemi, karpet masjid dinon aktifkan fungsinya. Karena ditengarai, karpet bisa menjadi tempat bersemayamnya virus Corona dalam waktu lebih lama (ada yang mengatakan kurang lebih 24 jam). Sehingga lebih baik sementara karpet diistirahatkan dahulu.

Karena datang terlambat, ayah dan Momo mendapatkan tempat di belakang. Sedangkan ibu berada di halaman masjid bawah tenda bersama beberapa ibu-ibu lainnya.

Imam memimpin sholat dengan khusyuk dan membaca surat Al Fatihah, kemudian diikuti dengan ucapan "aamiin" oleh seluruh jamaah di akhir bacaannya. 

Namun ada seseorang jamaah yang sekiranya dari tadi nampak sedikit tak tenang. Dari raut mukanya nampak sekali ia gelisah. Bahasa tubuhnya mengisyaratkan ada sesuatu yang ia khawatirkan atau ia pikirkan. Agak menegang wajahnya, badan sedikit menekuk ke depan seolah sedang menahan sesuatu.

Tak dinyana tragedi terjadi saat rukuk adalah hal yang diluar dugaannya. Meski ia sudah menahan sekuat tenaga, tetapi makhluk itu tak kuat bertahan lama-lama di dalam saluran cerna bawah. Melesat ia melalui pipa saluran cerna bawah mencari celah untuk bisa keluar. Meski pintu pipa sudah dirapatkan nyatanya daya dorongnya lebih kuat dari tekanan pintu itu. dan keluarlah ia dengan bebas, bercampur dengan udara di sekitar. 

"Uhh," gerutu orang itu. Perlahan ia menepi melewati beberapa jamaah yang sudah mulai berposisi sujud. Ia keluar menuju tempat wudhu, dan melakukan kegiatan wudhu kembali. Segera ia kembali merapat ke posisi semula, untuk melakukan sholat subuh berjamaah sebagai makmum yang tertinggal. 

Beruntung ia masih bisa menyusul di rakaat kedua, sehingga tinggal menggenapkan satu rakaat lagi untuk menyempurnakan sholat subuhnya. Alhamdulillah sholat subuh usai ditunaikan. Selanjutnya jamaah mendengarkan kuliah tujuh menit (kultum) dari sang imam. 

Imam menjelaskan tentang hukum bersuci. Dalam Islam bersuci diistilahkan dengan taharah. Sang Imam menyebutkan yang dimaksud taharah secara bahasa berarti bersih dan membebaskan diri dari kotoran dan najis. Wudhu adalah salah satu cara mensucikan diri dari kotoran dan najis, yang menyebabkan tidak sahnya sholat.

Kemudian beliau juga menjelaskan tentang hal-hal yang membatalkan wudhu. Wudhu seseorang dikatakan batal apabila seseorang melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Keluar sesuatu dari kemaluan tempat keluarnya air seni atau dubur baik berupa angin atau cairan (kentut, kencing, tinja, darah, nanah,mani, mazi, dan sebagainya.
  2. Bersentuhan kulit laki-laki dan perempuan tanpa batas sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qura'an surat An nisa ayat 43 : "atau kamu telah menyentuh perempuan."
  3. Menyentuh kubul atau dubur dengan tapak tangan tanpa pembatas, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW : Barangsiapa menyentuh kemaluannya hendaklah ia berwudhu (HR ibnu Majjah disahkan oleh Ahmad).
  4. Tidur dengan nyenyak.
  5. Hilang akal.

Momo yang sedari tadi mendengarkan dengan seksama, sembari mengendapkan ilmu itu agar tak lupa. Para jamaah pun ada yang manggut-manggut, pun ada pula yang sambil mengantuk. Maklum rerata mereka bangun sejak jam 02.00 untuk menghiasi malam-malam di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan dengan mendirikan sholat tahajud dan memperbanyak amalan.

Seusai sholat subuh berjamaah, Momo dan ayah ibunya pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang Momo masih berpikir, bagaimana bila angin yang hendak keluar dari lubang dubur itu ditahan sekuat tenaga? Apakah boleh ? 

Ditengarai dalam rumah Momo hanya Momo lah yang terlalu sering membuang-buang angin. Momo pun tak habis pikir, kenapa seringnya terbuang saat hendak melaksanakan sholat, saat pertengahan sholat bahkan yang membuat jengkel saat akan melakukan salam di akhir sholat.

Wah, ini harus segera dicarikan solusinya. Keluarnya angin dari dubur atau istilah kerennya kentut,bagi Momo dan mungkin sebagian orang sangat mengganggu, jika keluar disaat yang tidak pas. Apalagi saat seharusnya menjaga wudhu. Akibatnya, harus sering mengulang wudhu demi sahnya ibadah sholat.

Ayah pernah bertanya pada Momo,"Mo, kenapa sih kamu sering batal wudhunya. Kalau kentut mbokya dijaga jangan sampai keluar."

Momo pun spontan menjawab," Lah kata dokter kalau kentut nggak dikeluarkan bisa jadi penyakit pak, buktinya banyak orang yang sakit perut gara-gara nggak bisa kentut. Kentut itu kan sesuatu kenikmatan juga to,pak!"

Itulah dilema kentut. Di satu sisi ia adalah nikmat Allah yang tiada tara, di sisi lain ia menjadikan batalnya suatu ibadah yaitu wudhu dan sholat. 

Orang-orang yang mempunyai kebiasaan seperti Momo, memang sedikit repot. Ia harus sering-sering berwudhu, agar sholatnya sah. Sedangkan menahan kentut agar tidak membatalkan wudhu, beberapa berpendapat hal tersebut sebagai sesuatu yang makruh, dan bisa mengganggu kesehatan. Sehingga saran terbaik adalah tidak mengapa kentut asal pada tempatnya, tidak diumbar sembarangan karena tidak sopan.

Hal lain yang bisa dilakukan Momo adalah mengevaluasi jenis makanan yang ia makan. Ada beberapa jenis makanan yang memang mengandung gas berlebih. Contohnya adalah kobis, nangka, brokoli, jamur, bawang, biji-bijian gandum, pati, kacang-kacangan, apel, pir, persik, susu, adalah mengandung gas berlebih dalam perut. Jika gas dalam perut berlebih, perut akan kembung dan sering buang gas atau kentut (alodokter.com).

Foto : dari berbagai sumber, desain :Canva
Foto : dari berbagai sumber, desain :Canva
Suatu hari ibu menasehati Momo.

"Anakku, kebiasan kentutmu itu sungguh tidak elok, nak. Coba sekarang dibenahi cara makanmu. Hindari makanan yang banyak mengandung gas. Kesukaanmu makan nangka dan kobis itu sebaiknya dikurangi, makanlah sedikit saja agar produksi gas dalam perutmu tidak banyak. InsyaAllah nanti kentutmu bisa diminimalisir."

"Baik, bu, tapi nanti buka aku minta dibuatin sop kobis lagi ya bu, untuk terakhir kalinya. Sebelum besok-besok aku berhenti makan kobis,"kata Momo sambil nyengir.

Bantul, 10 Mei 2021

Salam

Alviyatun

#Referensi : https://fiqihwanita.com/pengertian-thaharah-bersuci-dan-pembagiannya/

Mohon maaf apabila ada kesamaan nama dan tempat adalah bukan sesuatu yang disengaja, ini adalah fiksi semata.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun