Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Koleksi Barang Akankah Dipertanggungjawabkan?

5 Mei 2021   23:49 Diperbarui: 6 Mei 2021   00:01 1686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrwJUVDzJJgHy0AkgnWQwx.;_ylu=c2VjA2ZwLWF0dHJpYgRzbGsDcnVybA--/RV=2/RE=1620262083/RO=11/RU=https%3a%2f%2fmalangterkini.pikiran-rakyat.com%2fnasional%2fpr-1251382855%2f5-fakta-pasar-muamalah-jual-beli-barang-pakai-koin-emas-dinar-dan-koin-perak-dirham/RK=2/RS=GBUqiBE3IvjIvsfr_rGgfA5AqJo-

Hobi Mengoleksi Barang

Hobi mengoleksi barang adalah suatu kegiatan mengumpulkan satu atau lebih jenis barang yang menjadi kesukaannya, yang pada akhirnya akan memberikan rasa kepuasan, penghiburan, pengingat akan suatu kenangan, atau bahkan memberikan gambaran sejarah suatu peristiwa.

Mengoleksi barang-barang tertentu, memang bisa mendatangkan keuntungan pada suatu saat nanti. Apalagi yang dikoleksi berupa barang antik dan langka. Bila ada yang tertarik tentu akan membayar dengan harga mahal.

Hobi mengoleksi barang mungkin banyak dilakoni orang . Barang itu bisa apa saja, mulai dari yang sederhana sampai yang mewah. Mulai dari koleksi aksesoris yang biasanya ditekuni seorang wanita, sampai mobil mewah yang harganya bisa bermilyar-milyar.

Kegiatan ini tentunya memerlukan ketekunan, waktu dan tenaga karena mengumpulkan sesuatu yang mungkin sudah sangat sulit di dapat dan terkadang juga merogoh kocek yang tidak sedikit. Orang-orang di sekitar mungkin banyak yang bertanya-tanya untuk apa mengumpulkan barang-barang yang mungkin sudah tidak ada gunanya tersebut?

Barang-barang antik dan kuno yang sudah tak digunakan lagi, bagi kolektor adalah buruan yang mengasyikan, dan menjadi tantangan tersendiri. Suatu saat barang tersebut mempunyai nilai jual yang menggila. Mengapa saya sebut menggila, karena bagi masyarakat awam seperti saya, harga yang dibandrol terkadang di luar ekspektasi orang awam. Fantastis. Bukan lagi angka tus-tus, tetapi jut-jut sampai membuat orang terkejut-kejut.

Mengoleksi Perangko

Ilustrasi : Koleksi Perangko (ekonomi.kompas.com)
Ilustrasi : Koleksi Perangko (ekonomi.kompas.com)

Dahulu waktu duduk di bangku Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK) saya suka mengoleksi perangko yang di dapat dari hasil surat menyurat dengan sesama teman SMAK di lain pulau. Karena alat komunikasi yang populer adalah dengan surat menyurat. Perangko yang tertempel dalam amplop surat, dilepas setelah surat dibaca, kemudian dipindahkan ke buku perangko. Perangko ditata dan diurutkan sesuai gambar dan tahun dikeluarkan. Karena gambar dalam perangko memiliki makna biasanya disesuaikan dengan peristiwa yang populer saat dikeluarkan.

Kalau ingat masa itu sungguh mengesankan. Setiap hari menunggu pak Pos datang ke sekolah, apakah ada surat untuk saya atau tidak. Begitu juga dengan teman-teman, menunggu kedatangan pak Pos adalah sesuatu.

Sayangnya hobi mengoleksi perangko ini tidak lagi berlanjut. Surat menyurat semakin lama semakin ditinggalkan sebagai alat komunikasi. Kini alat komunikasi sudah sangat populer menggunakan gadget dengan berbagai merk.

Makna Perangko

Setiap perangko memiliki arti dan makna. Seperti perangko yang dikeluarkan PT POS Indonesia dalam rangka HUT Kemerdekaan Indonesia ke 75, yaitu perangko seri "Bersatu Melawan Covid 19","Musik Indonesia","Presiden dan Wakil Presiden","75 tahun Indonesia Merdeka." Empat seri perangko ini mempunyai makna sendiri-sendiri.

Seperti yang dikatakan Direktur Utama PT POS Indonesia Gilarsi W Setijono dalam keterangan tertulis, Rabu (19/8/2020),"Setiap seri prangko memuat pesan yang sarat tentang ilmu pengetahuan, kehidupan sosial budaya dan simbol kedaulatan negara, serta potensi bangsa, alat pendidikan, dokumentasi cagar budaya, yang proses penetapannya harus dilakukan dengan sangat cermat dan selektif. Oleh karena itu, prangko bukanlah sekadar pengganti alat bayar resmi semata, tetapi juga merupakan dokumen yang lahir dari sebuah keputusan negara."(dilansir dari news.detik.com)

Untuk perangko "Bersatu Melawan Covid 19" dikeluarkan sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas dedikasi para pahlawan pejuang Covid 19 terutama tenaga medis dan pahlawan kemanusiaan atas perjuangannya melawan Covid 19 hingga banyak yang gugur.

Untuk perangko seri "Musik Indonesia" didedikasikan untuk para tokoh musik legendaris Indonesia baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, sebagai apresiasi dan kebanggaan terhadap tokoh tersebut.

Koleksi Buku Fiksi dan Non Fiksi

Foto : Dok.Pribadi
Foto : Dok.Pribadi

Mengoleksi beberapa buku fiksi berupa novel dan non fiksi adalah sebagai media penyalur hobi membaca. Hobi membaca bisa dipuaskan dengan membeli buku-buku favorit, selain untuk menambah referensi bacaan, menambah ilmu dan wawasan. Serta untuk mengisi waktu luang saat sedang libur atau sedang menunggu antrean di suatu tempat.

Meskipun koleksi buku belum banyak, melalui buku ini inspirasi terkadang muncul dan bersiap untuk menuliskan sesuatu. Buku memang membuka jendela dunia. Maka mengoleksi buku yang berkualitas sebagai bahan bacaan adalah tidak akan merugikan. Walaupun terkadang harganya mahal tetapi apa yang kita dapat lebih berharga dari uang yang kita keluarkan.

Koleksi Hijab

Foto : Koleksi Hijab (Dok.Pribadi)
Foto : Koleksi Hijab (Dok.Pribadi)

Sebagai seorang muslimah, mengenakan hijab (menutup aurat) adalah suatu kewajiban sesuai yang Allah perintahkan dalam Al-Qur'an surat Al Ahzab ayat 59 sebagai berikut :

"Yaa ayyuhan nabiyyu qul li azwaajika wa banaatika wa nisaa-il mu'miniina yudniina 'alaihinna minn jalaabiibihinna dzaalika adnaa ay yu'rofna falaa yu'dzaina wakaanalloohu ghofuuror rohiimaa."

Artinya:
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa menutup aurat adalah kewajiban seluruh muslimah yang sudah baligh. Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Mengoleksi kain jilbab sebagai sarana menjalankan perintah Allah adalah sesuatu yang menguntungkan selama tidak berlebih-lebihan. 

Harga hijab yang dikoleksi disesuaikan dengan budget kemampuan masing-masing, sehingga dipakai pun terasa nyaman. Selain itu juga untuk menghindari dari sifat riya' yang terkadang muncul karena mungkin hijabnya bagus-bagus dan mahal.

Kesimpulan yang bisa saya samapaikan adalah hobi mengoleksi barang adalah pekerjaan yang baik selama barang yang dikumpulkan bermanfaat, karena apapun yang kita lakukan di dunia ini, akan ada pertanggungjawabannya di hadapan Allah nantinya.

Demikian sekelumit tulisan ini, semoga bermanfaat.

Bantul, 5 Mei 2021

Salam,

Alviyatun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun