Padahal puasa itu apabila diniatkan karena Allah insyaAllah dikuatkan. Pada hari-hari pertama puasa wajar jika masih merasa berat menjalani, tetapi jika sudah berhari-hari tentu akan terbiasa.
Kiana, anak tetangga saya berusia 6 tahun, masih sekolah Taman Kanak-Kanak, ia berhasil menjalankan puasa Ramadhan dan sampai hari ini belum pernah bolong. Sedangkan ayah saya usia 78 tahun, beliau bahkan stroke sudah cukup lama, tetapi tetap kuat menjalankan puasa ramadhan.
Sehingga saya mengambil kesimpulan jika ada pemuda atau seseorang muslim/muslimah yang masih usia produktif kok sampai tidak berpuasa, padahal tidak mempunyai halangan apapun, itu karena kurangnya kesadaran dalam bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Tentu jika sudah diingatkan, tetapi masih saja belum mau puasa, didoakan saja semoga Allah membukakan pintu hidayah kepadanya. Karena hanya Allahlah yang bisa membolak-balikkan hati manusia.
Tak perlu memaksa, karena segala amal manusia segala konsekuensinya ada di dirinya masing-masing. Allah yang maha memperhitungkan amal dan dosa yang kita perbuat (lagi-lagi menyuplik lirik lagunya Ebiet G Ade).
Mempertebal keimanan memang harus dipupuk sedari kecil, sehingga akan berproses tidak semerta-merta langsung baik. Agar proses ini berjalan dengan baik, tentu butuh pendamping terutama dari keluarga (orangtua), lingkungan yang mendukung seperti saudara, teman dan sahabat. Jika semua elemen ini tersedia insyaAllah iman akan terbentuk perlahan-lahan dan semakin lama semakin bertambah.
Akhirnya suatu saat dengan kesadaran sendiri ia akan menjalankan ibadah puasa mengingat perintah Allah dalam surat Al Baqarah ayat 183 tersebut.
Demikian tulisan singkat ini, ada kekurangan dan kesalahan karena minimnya pengetahuan saya.
Terimakasih telah menyimak.
Wassalammu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh.
Salam Ramadhan,