Wanita tangguh ini adalah ibuku. Bagiku, beliau adalah wanita pertama yang aku kenal. Di pelukannya hati terasa tenang. Dalam gedongannya seolah beliau wanita perkasa yang tak pernah merasa lelah meski memikul beban berat tubuhku. Rangkulan tulang tangannya terlalu kuat untuk selalu melindungiku dan adik-adik.
Setia mengabdi pada suami (Dok. Alviyatun)
Hidup baginya adalah mengabdi untuk suami dan keluarga. Walau mungkin cita-citanya kandas lantaran tak mampu menembus ruang keputusan orangtua untuk menikah pada usia yang sangat dini. Andai dulu ibu Kartini ada di sampingnya, barangkali beliau sudah membawa ibu untuk menembus ruang batas yang menyekatnya. Hingga bintang di angkasa bisa diraihnya.
Ibu mendampingi wisuda cucu (Dok. Alvi)
Tapi beliau tak pernah putus asa. Mengorbankan diri bukan berarti membunuh segala ambisi. Beliau syukuri setiap yang Allah beri sambil berusaha mengentaskan anak-anaknya agar mampu berdiri di kaki sendiri.Â
Darinya kami belajar, bahwa hidup adalah perjuangan. Beliau persiapkan anak-anak untuk terbang membelah angkasa, dan berharap kelak membawanya ke syurga.
Ibu adalah Kartini Ayahku (Dok. Alviyatun)
Beliau adalah Kartini ayah yang paling setia. Dalam keterbatasan gerak ayah, lagi-lagi rangkulan tulang tangannya mampu menopang beban berat tubuh ayah.Â
Di mata beliau rasa lelah yang menyapa, seolah tak pernah dirasa meski dalam kondisi di bulan puasa. Dan jiwa Kartini tetap tertancap di dadanya. Ibu, selamat hari Kartini...Semoga sehat selalu, ibu.Â
Cordela Kartika Dewi Yogyakarta (Dok. Cordela Kartika Dewi Yogya)
Suatu saat semoga aku bisa menemani ibu singgah di Cordela Kartika Dewi Hotel Yogyakarta, melepaskan penat sejenak dan menikmati kebersamaan kita.
Bantul, 21 April 2021
Salam cinta dan bakti dari ananda,
Alviyatun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Kurma Selengkapnya