Pandemi Covid 19 sudah berlangsung selama 1 tahun. Sesuai anjuran pemerintah, masyarakat diwajibkan menerapkan protokol Kesehatan di manapun berada. Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa bagi kaum muslim di seluruh dunia. Apapun kondisinya beribadah di bulan Ramadhan akan tetap dilaksanakan demi ketaatan dan ketaqwaan pada Allah Sang Pencipta.
Allah telah berfirman dalam surat Al Baqoroh ayat 183 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
Jelas sekali bahwa ini adalah perintah Allah kepada orang-orang yang beriman(mengimani Allah subhanahu wa ta’ala), yang hukumnya wajib. Sehingga apabila ditinggalkan maka akan berdosa, dan apabila dilaksanakan mendapat pahala dan manfaat yang luar biasa. Dalam hal ini apabila seorang sedang berhalangan untuk melaksanakan harus mengganti di hari yang lain apabila telah mampu. Dan apabila tetap tidak mampu wajib menggantinya dengan membayar fidyah sesuai ketentuan.
Ibadah puasa di bulan suci Ramadhan dilaksanakan mulai dari waktu fajar hingga terbenamnya matahari. Dalam melaksanakannya tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
- Berniat puasa pada malam harinya
- Melaksanakan sahur sebelum waktu fajar tiba dengan makan minum secukupnya dan tidak berlebihan. Rasulullah bersabda,”Sahur sepenuhnya mengandung berkah. Maka itu jangan kalian meninggalkannya meskipun kalian hanya meminum seteguk air karena Allah dan malaikat bershalawat untuk mereka yang bersahur.”(HR.Ahmad, dari Abu Sa’id Al-Khudri RA). Hadist dilansir dari https://www.liputan6.com/ramadan/read/3972143/hukum-puasa-tanpa-makan-sahur-pahami-agar-tak-salah-kaprah
- Menahan rasa haus dan lapar, serta segala hawa nafsu di siang harinya sampai terbenam matahari
- Menyegerakan berbuka dengan secukupnya dan tidak berlebihan.
- Disunahkan melaksanakan sholat tarawih pada malam harinya dan melakukan ibadah sunah lainnya.
Berpuasa adalah ibadah yang cukup berat bagi yang baru pertama kali menjalaninya. Godaan rasa haus dan lapar sering mendera, apalagi kalau tidak diniatkan karena Allah ta’ala. Dalam pikiran dan bayangan membayangkan minuman yang menyegarkan dan makanan yang menggiurkan lidah untuk menyantapnya. Halusinasi ini biasanya mendorong seseorang untuk menyiapkan segala sesuatu yang diingini tersebut tanpa memperhitungkan apakah semua makanan dan minuman itu nanti akan dihabiskan semua atau tidak. Pokoknya Hasrat harus terpenuhi.
Hal ini jika dibiarkan berlarut setiap hari akan menimbulkan sifat boros dan sia-sia. Karena pengeluaran menjadi tak terkontrol dan jika makanan tidak habis tentu menjadi mubadzir. Padahal Allah telah melarang umat muslim untuk bertindak boros sebagaimana firmanNya sebagai berikut yang artinya :”Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syetan.”(Al-Israa’ ayat 26-27).
Lalu bagaimana agar pengeluaran keuangan bisa dikendalikan dengan baik, mengingat saat berpuasa terlalu banyak inginnya (karena godaan hawa nafsu diri). Ingin menu makanan untuk berbuka yang berbeda dari hari-hari sebelum puasa, dengan banyak macam makanan/minuman. Alih-alih berpuasa yang secara logika harusnya lebih hemat, eh malah jadi boros. Padahal pada bulan Ramadhan banyak yang harus dikeluarkan selain untuk kepentingan memuaskan lambung, juga untuk keperluan lainnya.
Untuk itu akan lebih bijak jikalau masalah belanja di bulan Ramadhan ini dikelola sedemikian rupa agar bermanfaat dan berkah. Berikut tips sederhana :
- Persiapkan jadwal menu berbuka dan sahur sebelum puasa, agar lebih bervariasi dan untuk mengantisipasi kebosanan, dan yang terpenting untuk memperkirakan dana yang dibutuhkan. Menu disesuaikan dengan dana yang dianggarkan untuk Ramadhan.
- Menyiapkan makanan berbuka dan sahur secukupnya saja, agar tidak terlalu banyak makanan yang tersisa.
- Memasak makanan sendiri tentu lebih irit daripada belanja makanan matang di luar. Walaupun sekali-kali belanja makanan matang bisa dilakukan pada saat-saat tertentu.
- Menyisihkan dana untuk infaq/sedekah/zakat fitrah/zakat maal/zakat profesi dan bentuk zakat lainnya bagi yang dimampukan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Munafiqun ayat 10 yang artinya :”Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu ia berkata : Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.”
- Menyiapkan dana untuk menyambut hari raya Idul Fitri secara sederhana. Idul Fitri adalah hari kemenangan umat muslim setelah sebulan berpuasa. Untuk menyambutnya tidak perlu dengan berlebihan, tetapi tetap berkesan. Berkumpul dengan keluarga adalah hal yang membahagiakan.
- Bagi yang ingin mudik, tentu harus menyisihkan pula dana untuk keperluan mudik. Tetapi tahun ini pemerintah melarang mudik lebaran, sehingga dana ini bisa disimpan untuk digunakan pada saatnya nanti.
- Tak kalah penting harus menyisihkan dana cadangan, sebagai antisipasi bila ada kebutuhan di luar rencana.
Demikianlah, sekelumit tips sederhana dalam mengelola keuangan keluarga selama bulan Ramadhan.
Semoga bermanfaat.
Bantul, 18 April 2021