Penulis : Alviyatun
Mie adalah makanan populer di Indonesia. Hampir semua orang menyukai jenis makanan ini. Beragam jenis mie yang praktis bisa menggantikan peran sebagai nasi sebagai makanan pokok.Â
Antara nasi dan mie, keduanya sama-sama mengandung karbohidrat, bahkan karbohidrat dalam mie lebih tinggi dibanding nasi. Berikut perbandingan mie instan dengan nasi menurut gooddokter.co.id :
Nah dari data tersebut, sekilas nampak mie instan lebih unggul kandungan nilai gizinya, sehingga saat makan mie lambung terasa sangat penuh.
Bagaimana dengan mie lain? Mie basah misalnya yang juga menjadi alternatif kuliner pengganti nasi.
 Ada beberapa jenis mie basah dikenal di Indonesia. Mie basah ini berasal dari mie kering yang ditambahkan air dalam proses memasaknya. Mie jenis ini bisa tahan lama dalam kondisi kering.  Tetapi ada pula mie yang memang dari pengolahan bahan baku sampai sebelum menjadi hidangan memang sudah basah. Mie jenis ini hanya tahan paling lama 1 hari pada suhu ruangan.
Kandungan nilai gizi mie basah per 100 gramnya menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005) adalah sebagai berikut :
Mie basah banyak jenisnya. Di Yogyakarta khususnya di kota Bantul ada beberapa varian mie basah diantaranya :
1. Mie lethek
Kata Lethek diambil dari Bahasa Jawa artinya kotor. Penamaan ini merujuk pada penampilan mie yang tidak secerah mie kering lain. Mie lethek berwarna kecoklatan karena dibuat dari tepung tapioka dan gaplek (singkong kering). Mienya pun diolah secara tradisional, bahkan untuk proses penggilingannya juga masih menggunakan sapi sebagai tenaga penggerak gilingannya (Sumber).