RINDU ALAM
Karya : Alviyatun
Siang yang tak biasa, meneguhkan hasrat meneruskan langkah kakiku
Sang pengurai panas sengaja menegakkan bayangan manusia, hingga tak nampak lagi kembarannya
Dedaunan melambai dan menyeru," Kemana akan kau teruskan langkahmu?"
Bibirku kelu, hingga tak berhasrat menyapa dedaunan itu
Lembaran peristiwa berlalu lalang di koridor syaraf pikirku
Tentang saudara-saudara seibu pertiwi, yang menghadang amukan tirta di tanah kelahirannya
Para bapak dan pemuda yang sibuk mencari tempat singgah sementara
Tentang para wanita yang kehilangan kesempatan membasuh paras ayunya
Tentang manusia-manusia kecil yang mambutuhkan susu, popok, dan asupan makanan bergizi
Tentang kakek nenek renta yang memikul beban derita penyakitnya
Hunian, punah dalam sekejap
Menyisakan puing-puing yang menjadi makanan rayap
Tenda-tenda yang kini berdiri tegak, menaungi dalam senyap
Sawah, ladang, dan kandang hewan lenyap tiada harap
Makan pun tak tentu, meski lambung berteriak hebat
Namun rasa syukur selalu menghinggap
Ketika air putih melunaskan dahaga yang mencekat
Wahai alam yang aku ingin selalu bersahabat
Maafkan kami, maafkan saudara kami...
Maafkan tangan nista dan alpa ini, maafkan debut kaki garang ini
Tangan dan kaki yang selalu merindu
Kerinduan akan sapa hangatmu, kapankah kau hadirkan lagi?
Aku terkulai, langkah kaki kian gontai, merundung nasib
Daun pun kembali berbisik, "Doakan mereka, saudara-saudara seibu pertiwi!"
Bantul, 18 Januari 2021