"I Never Felt Like a Woman", adalah salah satu kalimat yang diucapkan oleh penyanyi ternama di dunia yaitu Billie Eilish ketika baru-baru ini mengakui bahwa dirinya adalah seorang non-biner. Gender non-biner (genderqueer) adalah istilah yang mulai dikenal di Indonesia pada berita yang sempat hangat yaitu "Mahasiswa Unhas yang mengaku dirinya non-biner". Pengakuan ini mendapatkan banyak respon negatif, namun disisi lain hal ini membuka pengetahuan masyarakat tentang gender yang masih tabu di Indonesia.Tak hanya Billie Eilish, dilansir dari TheAsianParents.com, banyak artis besar yang juga telah mengaku bahwa dirinya adalah seorang non-biner, seperti Milley Cyrus, Demi Lovato, Sam Smith, dsb. Lantas sebenarnya apa itu non biner?
Identitas Gender
Sebelum membahas mengenai gender non-biner/queergender, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu identitas gender? Identitas gender adalah suatu persepsi kita tentang diri secara psikologis wanita atau pria (Helgeson, 2017). Identitas gender juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan seseorang terhadap gendernya dan dapat sesuai dengan jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir atau tidak.
Jenis-jenis Identitas Gender
Seiring berkembangnya zaman, identitas gender semakin beragam. Terdapat beberapa jenis identitas gender, yaitu :
- Cisgender adalah orang yang memiliki identitas gender cocok dengan jenis kelamin biologisnya (Helgeson, 2017).
- Transgender adalah orang yang identitas gendernya tidak sesuai jenis kelamin biologis mereka (Helgeson, 2017).
- Queergender adalah orang yang menganggap identitas gendernya diluar dari perempuan dan laki-laki (Hagai & Zurbriggen, 2022).
Apa Itu Non-biner?
Gender non-biner atau dapat disebut sebagai Enby adalah istilah yang berkebalikan dengan biner. Biner adalah pengelompokkan gender menjadi 2 jenis yaitu maskulin dan feminin. Sedangkan gender non-biner adalah suatu payung besar yang memayungi berbagai identitas gender yang terkesan nyentrik dan berbeda. Orang-orang yang termasuk katagori non-biner ini adalah mereka yang mengidentifikasi dirinya bergender di luar konsep gender laki-laki dan perempuan, dimana mereka memosisikan gendernya di antara laki-laki dan perempuan, netral akan gender, atau menganggap dirinya tidak bergender serta tidak setuju dengan adanya konsep gender. Non- biner sendiri tergolong pada salah satu identitas gender LGBTQIA2S+.
Kata ganti untuk non-biner
"Not She, Not He", orang dengan identitas gender non-biner akan menganggap bahwa dirinya adalah orang yang tidak dapat diklasifikasikan ke perempuan ataupun laki-laki. Sehingga, mereka memiliki kata ganti khusus yang dapat digunakan untuk menyebut atau memanggil mereka. Kata ganti yang digunakan adalah kata ganti yang bersifat umum (non gender), misalnya "dia" dan "mereka".Dengan penggunaan kata ganti seperti ini dapat membuat orang dengan gender non-biner merasa lebih dihargai.
Diskriminasi pada non-biner
- Diskriminasi sosial, dikutip dari Journal of Sex Research (2016) didapatkan bahwa diskriminasi yang paling sering didapatkan oleh orang-orang genderqueer (non-biner) adalah penggunaan kata ganti yang salah. Selain itu, diskriminasi sosial yang paling sering dialami oleh orang queergender adalah kekerasan misalnya dipaksa untuk meminta maaf atas penampilan mereka, konfrontasi verbal, atau bahkan peneroran.
- Diskriminasi di tempat kerja, dikutip dari Davidson (2016), dikatakan bahwa orang dengan gender non-biner memiliki waktu yang lebih sulit di tempat kerja, mendapatkan konflik dalam penggunaan kamar mandi, reaksi negatif terhadap transisi gender, dan perlakuan tidak adil dari rekan kerja.
- Diskriminasi kesehatan, dikutip dari buku yang berjudul "Non-Binary Peoples's Experience of using UK Gender Identity Clinics" didapatkan bahwa beberapa orang dengan gender nonbiner di Inggris mendapatkan perlakuan diskriminasi kesehatan, seperti ditekan untuk tampil lebih biner, mengubah nama, dan melakukan transisi sosial untuk memenuhi persyaratan pengobatan.