Kab. Malang - Dusun Mondoroko adalah salah satu dusun yang berada di sebelah utara Desa Banjararum yang terdiri dari beberapa RT dan beberapa RW. Dusun ini terkenal dengan tempat wisata sawi atau sering disebut dengan "Kampung Sawi", dikarenakan memiliki potensi penanaman sawi yang sangat bagus.
Di dusun Mondoroko terdapat salah satu kelompok tani yang beranggotakan ibu-ibu yaitu sering disebut dengan KWT (Kelompok Wanita Tani). Dalam KWT tersebut ibu-ibu dapat membudidayakan dan bahkan dijadikan sebagai salah satu kegiatan positif yang dapat menghasilkan uang dengan mengolahnya menjadi berbagai produk seperti membuat kripik sawi, mie sawi, stik sawi dan lain sebagainya. KWT tersebut diketuai oleh Ibu Yani dan terdiri dari beberapa anggota.
Menurut Ibu Yani selaku Ketua KWT mengatakan bahwa Kampung Sawi ini sempat vakum beberapa tahun silam yang berpengaruh terhadap produk-produk yang dikelola masyarakat  serta menurunnya produktivitas dalam penanaman sawi oleh masyarakat karena adanya COVID-19. Namun pada saat ini dengan bantuan dari pihak desa dengan memberikan bantuan berupa pupuk, bibit sawi serta alat-alat yang digunakan sebagai media tanam. Pihak desapun mempunyai keinginan agar kegiatan penanaman tanaman sawi dapat disalurkan ke dusun lain.
Sabtu, 14 Januari 2023, mahasiswa KKM Kelompok 53 UIN Malang yang berlokasi di RT 08 RW 05 Â melakukan penanaman sawi di Green House Kampung Sawi Desa Banjararum, tepatnya di Dusun Mondoroko bersama ibu-ibu KWT (Kelompok Wanita Tani). Saat itu hadir Ibu Yanni (Selaku Ibu Ketua KWT Kampung Sawi Dusun Mondoroko), Ibu Ami (Selaku anggota KWT Kampung Sawi Dusun Mondoroko), serta mahasiswa KKM Kelompok 53. Dalam proses penanaman sawi ucap ibu Yanni ada beberapa tahap yaitu Pertama, KWT akan melakukan pembibitan dan menyebarkan bibit sawi kepada masyarakat. Kedua, setelah melakukan penyebaran bibit sawi masyarakat akan menanam sawi dilokasinya masing-masing. Ketiga, setelah bibit terakhir tumbuh lalu masyarakat akan memindahkan bibit tersebut ke dalam Polybag yang didalam terdapat tanah yang sudah dicampuri dengan pupuk. Keempat, setelah bibit sawi dipindahkan ke dalam polybag proses selanjutnya adalah proses perawatan dengan menyiram dan memberikan pupuk sampai 1 bulan kemudian sawi siap dipanen.
Kegiatan penanaman sawi tersebut berlangsung dengan seru karena mahasiswa dapat belajar banyak pengalaman dan pengetahuan tentang proses penanaman sawi dengan ibu-ibu KWT.
Pewarta : Alvionita Nefa NatasyaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H