Mohon tunggu...
alvin yesaya
alvin yesaya Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Kemaritiman, pendidikan, dan literatur. Coastal Engineer

Pengamat Kemaritiman, pendidikan, dan literatur. Coastal Engineer. Jalasveva Jayamahe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Uang Beasiswa Dipakai untuk Plesiran, Bolehkah?

24 Agustus 2017   16:28 Diperbarui: 24 Agustus 2017   20:33 4680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar. Tunjangan yang dimaksud bervariasi tergantung dari jenis beasiswa yang didapatkan. Sebagai contoh ada beasiswa yang hanya membayar SPP, hanya memberikan biaya hidup bulanan, atau melingkupi SPP dan biaya hidup bulanan. Jenis beasiswa tergantung oleh pemberi dana baik swasta maupun pemerintah. Biasanya beasiswa dengan biaya besar berasal dari pemerintah.

Beberapa beasiswa yang popular dari pemerintah yaitu, Bidikmisi, Beasiswa Pemprov, Beasiswa Unggulan, dan LPDP. Beasiswa ini ada untuk berkuliah di dalam negeri (Bidikmisi dan Pemprov) maupun untuk ke luar negeri (Unggulan, LPDP). Oleh karena pemerintah yang memberikan beasiswa, maka dana yang digunakan pastilah berasal dari dana APBD yang didapatkan dari pajak masyrakat. Menurut Tempo mencapai 38 triliun dan Detikcom anggaran LPDP sebesar 22, 5triliun di tahun 2017. Anggaran ini sangatlah besar, jika digabungkan dapat membangun LRT yang menghabiskan sekitar 70 triliun.

Ada beberapa seleksi dan kriteria yang digunakan untuk mendapatkan beasiswa tergantung dari kebijakan masing-masing jenis beasiswa, seperti faktor ekonomi dan prestasi. Satu hal yang pasti, penerima beasiswa merupakan seseorang yang dianggap layak menerima beasiswa tersebut. Seorang awardee harus taat terhadap aturan main pemberi beasiswa dan mengemban beasiswa dengan penuh tanggung jawab terlebih menggunakan uang dari negara.

Lontaran kritik pun tak dapat terhindarkan seperti dilansir di halaman ini dan dari beberapa selentingan-selentingan masyarakat. Beasiswa yang paling banyak "diserang" adalah beasiswa LPDP, khususnya mereka yang belajar ke luar negeri. Mereka dianggap lebih sering melakukan plesiran dengan berfoto-foto yang tersebar di media sosial bahkan hingga ke negara-negera lain. Mereka juga dianggap hanya menghabiskan uang negara untuk menikmati wisata di luar negeri tanpa memiliki kontribusi yang nyata untuk negara.

Dok.pribadi edit dari berbagai sumber
Dok.pribadi edit dari berbagai sumber
Bolehkah uang beasiswa untuk plesiran? Menurut anggapan saya, uang beasiswa yang sudah didapatkan menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh penerima. Saya sering melihat berbagai macam penerima beasiswa sewaktu di kampus dahulu. Ada yang menggunakan beasiswa tersebut untuk kehidupan orang tuanya di kampung sehingga berhemat luar biasa, ada yang menggunakan untuk menonton konser dan membeli peralatan kosmetik mahal, ada yang untuk membeli keperluan kuliah seperti laptop, ataupun membeli gadget terbaru yang sedang trendy. Selama penerima beasiswa mengikuti bertanggung jawab atas aturan beasiswa (seperti IP minimal dan pelaporan tiap semester), uang tersebut sah-sah saja digunakan untuk apapun sesuai keinginannya.

Sebagai penerima beasiswa, ada tiga hal yang harus diingat.

Pertama, hindarilah memposting foto jalan-jalan di negara orang yang terlalu banyak yang menimbulkan kecemburuan sosial. Lebih baik posting tentang perjuangan hidup di luar Ibu Pertiwi dan juga prestasi-prestasi masyarakat Indonesia di kancah internasional. Bukankah lebih bangga menyebarkan informasi yang mengharumkan bangsa dibandingkan foto-foto pribadi?

Kedua, belajarlah dengan baik dan ambil ilmu sebanyak-banyaknya untuk kemajuan bangsa. Tentu saja mengabdi itu butuh proses dan waktu yang panjang. Melakukan hal-hal sederhana seperti mendapatkan nilai yang cemerlang juga bentuk pengabdian.

Ketiga, jangan marah atas nyinyiran orang lain, tetapi buktikan bahwa diri anda memang pantas untuk menerima beasiswa tersebut. Daripada membuang energi untuk membalas, lebih baik gunakan untuk berprestasi.

Anda hanyalah orang beruntung yang mendapatkan beasiswa dari jutaan orang yang menginginkannya. Penuhilah tanggung jawabmu dan pakailah hakmu dengan bijak. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun