Mohon tunggu...
Alvin Wahyu Kurnia
Alvin Wahyu Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis untuk Belajar, Bukan Menulis untuk Menggurui

Saya adalah seorang Mahasiswa Universitas Terbuka Semester 4 yang baru mendalami ilmu kepenulisan. Kegiatan sehari-hari kuliah, Pengacara (Pengangguran Banyak Acara), Jualan Desain Vektor bersama Teman, Bersepeda, dan tidak suka bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Ada yang Namanya Kegagalan

24 Agustus 2021   19:03 Diperbarui: 24 Agustus 2021   19:59 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : olahan dari canva.com

Hidup adalah pergulatan akbar menuju perbaikan terus menerus, setiap hal akan selalu ada masanya dimana akan tergantikan oleh suatu hal yang baru.

 Kegagalan mungkin dipandang menakutkan untuk sebagian orang, namun kegagalan juga seringkali digunakan sebagai batu loncatan untuk meraih masa depan yang gemilang, untuk membuktikan bahwa kegagalan seringkali disalah artikan sebagai ketidakgunaan seseorang dalam menjalani dan memperjuangkan setiap lini kehidupan yang ingin dicapai. 

Kegagalan juga terkadang dipandang sebagai hal yang memperburuk keadaan, namun, jangan jadikan hal tersebut sebagai hambatan ataupun tempat pemberhentian untuk tidak melanjutkan langkah kita menuju hal yang mungkin bisa merubah nasib, segala hal selalu pantas untuk diperjuangkan, tergantung cara pandang seseorang dalam menilai setiap hal yang diinginkannya, apakah hal tersebut bisa memberi dampak kepada dirinya, atau malah menjadi mudarat sehingga apapun itu seharusnya tidak pantas untuk diperjuangkan lebih dalam lagi. 

Perjuangan memperbaiki diri ke arah yang lebih baik bukanlah cara yang bisa dilakukan secara instan dalam 1-10 tahun ke depan, namun perbaikan adalah proses yang harus terus dilakukan sepanjang hidup kita, hingga tiba saatnya kita dipanggil kembali oleh sang pencipta kehidupan.

Kegagalan dalam berproses adalah suatu hal yang wajar, dan merupakan bagian yang sulit diterima oleh mayoritas orang, namun kenyataannya tidak bisa dihindarkan, dan hanya bisa diminimalkan. 

Kesuksesan sendiri adalah sebuah pencapaian yang banyak orang impikan, namun mayoritas orang tidak sadar bahwa kesuksesan dibangun di bawah tumpukan kegagalan yang dilakukan setiap saatnya dalam proses mencapai kesuksesan itu sendiri. 

Proses memang seharusnya ada dan dilakukan oleh setiap orang, namun bukan berarti dengan berproses secara baik, seorang tidak akan menemui kegagalan di setiap perjalanannya, justru terkadang semakin baik prosesnya, maka alam akan memperkuat lagi badai terpaan tersebut, karena kebaikan perlu dibuktikan, apakah seseorang tetap berpegang teguh terhadap impian yang diinginkan saat kegagalan terus datang bertubi-tubi.

Menurut saya, kegagalan adalah sebuah bukti, bahwa Tuhan masih sayang kepada kita, Tuhan hanya ingin kita kuat dan tabah, tidak cengeng dengan segala cobaan yang telah diberikan, sehingga kita bisa menjadi manusia yang akan lebih bisa bermanfaat kepada manusia lain, karena kelebihan yang kita punya. 

Kegagalan memang menyedihkan, namun ia akan selalu datang kapanpun selama kita masih mau berproses mencapai suatu hal yang kita inginkan, jangan ragukan kekuasaan Tuhan, percaya dan jalani saja segala usaha ataupun semua hambatan yang akan datang menerpa kita, sehingga apapun derita dan dukanya, kalau kita percaya Tuhan akan menolong kita, maka kita tak akan goyah menghadapi segala hal apapun. 

Memang tidak menyenangkan, namun jika segala hal yang tidak menyenangkan selalu kita hindari, maka kita akan semakin takut dan tidak kuasa jika harus terpaksa menghadapinya, seperti contoh ketika kita takut atau malas mandi dengan dinginnya air pagi, dan memilih untuk tidak mandi, maka tidak akan selesai dan akan selalu seperti itu.

Sadar atau tidak sadar, kehidupan sehari-hari selalu menyuguhkan hal yang menyenangkan dan tidak mengenakkan, kita tinggal memilih atau mau menjalani yang mana, itu tergantung kita pribadi. 

Mayoritas orang memang akan selalu memilih yang enak, namun memang ketika dihadapkan pada suatu masalah yang sulit untuk diselesaikan, kita cenderung malas menyelesaikannya serta lebih memilih untuk menghindarinya, memang dunia itu rumit, namun rumit hanya ada di pikiran saja menurut saya, karena kenyataannya, kehidupan sehari-hari kita kebanyakan harus dihadapkan pada suatu hal yang rumit dan tidak mengenakkan, yang justru hal itu merupakan sebuah batu loncatan yang bisa dimanfaatkan seseorang, jika kita memandangnya sebagai peluang.

Kegagalan merupakan sebuah peluang, peluang untuk memperbaiki kualitas diri, menjadi pribadi yang melihat segala hal sebagai potensi untuk memberikan yang terbaik, sebagai kesempatan yang tidak akan datang dua kali, atau mungkin bisa dijadikan bahan perenungan diri untuk melangkah lebih jauh lagi. 

Jangan mengharapkan kualitas diri yang baik, jika kita tidak mau ditempa oleh suatu hal yang tidak mengenakkan, maka kegagalan adalah ujian untuk naik ke level tangga berikutnya, tiada ujungnya dan akan terus naik sampai kegagalan itu sendiri habis atau mungkin kapasitas diri kita yang sudah naik, sehingga tidak ada yang bisa menggoyahkan atau mungkin menjatuhkan kita, kalaupun jatuh, untuk naik pun tidak perlu susah payah seperti dulu lagi, karena kita sudah punya pandangan dan pengalaman di dalam menghadapi situasi seperti itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun