Mohon tunggu...
Alvi Nur Gayanti
Alvi Nur Gayanti Mohon Tunggu... mahasiswa -

A DREAM FIGHTER ! YOUNG GIRL

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kendal, Kalian, Separuh Perjalanan di 20+1

19 Oktober 2016   03:54 Diperbarui: 19 Oktober 2016   04:00 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah penerjunan, mulai deh beradaptasi, mulai harus pede, mulai harus terbiasa memanggil atau dipanggil pak/buk, dan the most important : sikap, cara bicara, dan senyum. Plis ini sekolah, ini saatnya magang, jangan samakan dengan kampus, jangan baper, jangan lebay, jangan bicara kotor, mulailah bersikap ramah dengan apapun itu kondisi dan keadaanmu, mulailah untuk senyum pertama kali kepada mereka, dan yang penting batasi hubungan antara guru dan murid. wkwkwkw. Asli men, kriteria cowokku bukan brondongan.

menjalani kehidupan di sekolah tak seperti di luar perkiraanku, yang tadi awalnya takut, setelah berlama-lama di sini, ternyata menyenangkan sekaliii, menyenangkannya itu, saat apa yang aku dapatkan, bisa kubagi dengan mereka. Hai, para muridku, ayo belajar !

ah iya, setelah mendengar kata ciyeee-ciyeee itu aku jadi kangen masa SMA-ku, masa remajaku, masa alayku, masa labil dan masa dimana aku mengenal penyemangatku.

Sungguh tiada kata yang bisa mewakili apa yang kurasakan sekarang ini. walaupun bukan lagi menjadi siswa tapi tiap kenangan yang lalu itu sungguh telah menjadi bagian dari ba[h]agian diriku. Bu guru baper, ampuni nak !

Setiap sudut di sekolah itu berbeda, tiap celah sudah masuk lewat lubang-lubang kosong di hatiku.

Aku penasaran dengan apa yang dikatakan dinding-dinding berderet, apa mereka tahu apa yang aku rasakan, segala keluh-kesahku, segala suka-dukaku, segala apapun yang kukaitkan dengan pengalamanku masa lalu selama sebulan berada di tanah rantau.

Aku penasaran dengan bisikan-bisikan para manusia ciptaan imajinasi muridku, mereka pasti menertawakan segala apapun yang ada dipikiran ini.

AAAAH, sialan mereka mengetahuinya ! Diamnya mereka seperti sianida bagiku, langsung mematikan tanpa memberikanku kesempatan untuk merintih kesakitan.

hahaha, lucu ya membayangkan masa lalu itu [berharap] bisa terjadi lagi ya. Ha LUCU !

Kini, aku ingin menjelma menjadi dinding dan manusia itu, penasaran cerita apa yang para muridku berikan di masa remajanya. Kalau tidak, aku ingin menjadi radar di jantung mereka yang bisa mendeteksi apa yang mereka rasakan. Dengan begitu, aku akan tahu cerita mana yang lebih seru; aku, bu guru kalian atau kalian. hahahha. Sorry kalo sombong, ini sudah dari lahir Tuhan :p

Walaupun ibu hanya mengajar satu kelas dan itupun letaknya di bagian selatan tapi ibu menyayangi kalian, semua siswa harapan bangsa dan negara berakhlak mulia. Tidak perlu ibu berlebihkan dalam cerita ini, cukup lantunan doa yang terpanjatkan untuk kemudian Tuhan segerakan dan semogakan. Aamiin. Kalian semua murid ibu. Ibu sayang kalian. Sampai jumpa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun