Bukankah hidup itu tak harus terus berlari dan tak harus selalu bijak menghadapi segala rintangan?
Bukankah hidup itu tak harus selalu bahagia atau tak harus selalu sengsara?
Bukankah hidup itu selalu dekat dengan kata perubahan tanpa harus kehilangan jati diri?
Bukankah hidup itu harus menjadi produk dari sebuah proses pembentukan karakter yang unik dan luhur bagi tiap individu?
Bukankah hidup itu sebuah kata yg sederhana dalam pendefinisian dan pelaksanaanya?
Bukankah hidup itu hanya sebuah akumulasi harapan di masa depan, usaha di masa kini, dan pelajaran yang ada di masa lalu?
Bukankah hidup itu haram untuk kita persalahkan atas segala luka dalam ingatan atau realita yang kita punya?
Bukankah hidup itu sebuah realita dari dunia fantasi kita semua?
Bukankah hidup itu sebuah bentuk kecintaan Tuhan untuk kita yang selalu cinta kepada-Nya?
Bukankah hidup itu sebuah dunia maya yang tidak nyata, sama sekali tidak nyata karena hanya sebuah akumulasi imajinasi dari sekumpulan manusia yang memiliki kesamaan visi?
Bukankah hidup itu sebuah kecemasan dan ketakutan tanpa akhir?
Bukankah hidup itu sebuah tipu daya dari Yang Mahakuasa?
Bukankah hidup itu hanya sebatas ilmu dan imajinasi?
Bukankah hidup itu memiliki makna berbagi dan bermanfaat?
Bukankah hidup itu sebuah pembalasan atas segala kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu?
Bukankah hidup itu kepenatan yang akan kita rindukan ketika kematian menjelang?
Bukankah hidup itu sebuah permata yang berkilau dikarenakan materi-materi yang kita timbun dan kita banggakan?
Bukankah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H