Mohon tunggu...
Rinrin Irma
Rinrin Irma Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ibu 3 anak, sedang belajar banyak hal, itu saja

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Duet Maut Si Tangguh & Si Irit

6 September 2015   23:45 Diperbarui: 14 September 2015   07:47 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalahnya semakin tinggi nilai oktan bensin, semakin mahal pula harganya. Dengan alasan perbedaan harga antara Premium dan Pertamax yang cukup besar dan jarak ke SPBU yang lumayan jauh inilah yang membuat saya memutuskan untuk memakai Premium saja.

Dengan memakai Premium biaya operasional sehari-hari memang lebih murah. Padahal di balik murahnya biaya operasional sehari-hari, ada mesin kendaraan dan lingkungan yang menjadi korban.  

Apa akibatnya jika oktan BBM yang digunakan lebih rendah dari yang direkomendasikan?

Bensin dengan nilai oktan rendah beresiko mengalami kejadian yang disebut ‘Self Ignition’ atau ‘premature ignition’, di mana campuran BBM akan terbakar dengan sendirinya tak mampu menahan tekanan kompresi. Padahal busi belum memercikkan api. Ritme pembakaran jadi tidak teratur karena bensin terbakar sendiri akibat tekanan kompresi, bukan oleh percikan api busi. 

Efek jangka pendek adalah turunnya performa motor, bensin menjadi lebih boros dari biasanya. Efek jangka panjangnya sendiri seperti yang saya alami, di mana motor mengalami knocking sampai ruang bakar yang hancur berantakan, piston bolong, busi meleleh, stang seher bengkok, kruk as melintir, dan lain-lain.

Tapi kan Pertamax mahal? Ada solusi yang lebih murah?

Pada tanggal 24 Juli 2015 PT Pertamina menghadirkan BBM jenis bensin terbaru yang diberi nama Pertalite dengan RON  90. Tahap pertama akan dilakukan uji pasar selama dua bulan di 101 SPBU yang tersebar di tiga kota yakni Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 313.K/10/DJM.T/2013 tentang Standar dan Mutu Bahan Bakar Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri,berikut spesifikasi Pertalite :

  • Angka Oktana Riset (RON) 90,0.
  • Stabilitas oksidasi minimal 360 menit.
  • Kandungan sulfur maksimal 0,05% m/m setara dengan 500 ppm.
  • Tidak boleh mengandung timbal.
  • Tidak ada kandungan logam (mangan dan besi).
  • Kandungan oksiden maksimal 2,7% m/m.
  • Distilasi 10% penguapan maksimal 74 derajat celsius,titik didih akhir maksimal 215 derajat celsius.
  • Residu maksimal 2,0%.
  • Sedimen 1 mg/liter.
  • Sulfus Mercaptan maksimal 0,002% massa setara dengan 20 ppm.
  • Unwashed gum maksimal 70 mg/100 ml.
  • Washed gum maksimal maksimal 5 mg/ 100 ml.
  • Berat jenis pada suhu 15 derajat celsius minimal 715 kg/m3 maksimal 770 kg/m3.
  • Penampulan visual jernih dan terang.
  • Berwarna hijau.
  • Kandungan pewarna maksimal 0,13 gram/100 liter.

Aditif yang dicampur pada bensin RON 90 harus kompatibel dengan minyak bensin agar tidak menambah kekotoran mesin/kerak. Aditif yang dicampur juga tidak boleh mengandung komponen pembentuk abu (ash forming).

Pertalite dengan jumlah RON 90-91 memiliki kualitas yang lebih baik dari Premium yang memiliki RON 88. Karena nilai RON yang lebih tinggi dari Premium ini, Pertalite juga lebih bagus dalam menjaga kualitas ruang bakar yang lebih bersih sehingga dapat menjaga keawetan mesin. Emisi gas buang Pertalite juga lebih baik dari Premium sehingga lingkungan sedikit lebih terjaga.

Sebagaimana dikutip dari situs Pertamina, keunggulan bensin Pertalite ini adalah :

  1. Durability

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
    Lihat Otomotif Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun