Sudah seharusnya pakai Pertamax, ini pakai premium, kualitasnya tidak jelas pula.
Ketidaktahuan saya akan kualitas bensin yang selama ini rutin mengisi motor saya memang berakibat buruk.
Jauh sebelum motor Mio saya mogok mendadak, saya sendiri sudah merasakan tarikan mesin yang kurang responsif. Mesin pun tidak halus seperti biasanya. Ada bunyi seperti ketukan ketika motor saya kendarai.Â
Saya pikir wajar saja, toh motor yang saya pakai sudah cukup berumur. Sudah menempuh puluhan ribu kilometer.
Bapak bengkel bilang kalau pada kondisi normal, kerak hanya berada di atas ring piston saja dan tidak akan sampai menimbulkan asap putih yang keluar dari knalpot, tapi bisa jadi oli mesin habis tanpa kita sadari.
Ternyata setangguh apapun mesin motor yang kita pakai, pada akhirnya memang tergantung dengan pemakaian kita sendiri.Â
Suami lantas membandingkan Mio saya dengan Mio miliknya yang jauh lebih irit konsumsi BBMnya, Yamaha Mio M3 125cc. Saya bilang ya jelas irit, namanya juga masih baru. Tapi ternyata bukan hanya soal baru. Teknologi yang tersemat pada motor Yamaha Mio M3 125cc milik suamilah yang membuat konsumsi BBM-nya jauh lebih irit, yaitu Teknologi Blue Core.
Why Blue Core
Ketika suami memutuskan menyicil motor baru untuk dipakai ke tempat kerja, suami meminta pendapat saya. Tapi kalau diajak ngobrolin teknologi motor, saya malah pusing sendiri. Apalagi teknologi motor semakin berkembang pesat. Kalau saya pikir sistem injeksi ini sudah cukup canggih, ternyata ada yang lebih canggih. Bagi saya sih yang penting irit. Jangan sampai motor baru nanti malah memerlukan biaya BBM dan perawatan yang lebih banyak.