Mohon tunggu...
Rinrin Irma
Rinrin Irma Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ibu 3 anak, sedang belajar banyak hal, itu saja

Selanjutnya

Tutup

Nature

Stop Buang Sampah Sembarangan Demi Masa Depan!

15 Juni 2014   03:43 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:42 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
10171757_475556845907135_1036830698_n

Sudah bukan hal yang aneh kalau setelah banjir surut, kebanyakan orang lupa mencari pangkal masalah penyebab banjir. Berbeda dengan saat banjir datang menerjang. Semua pihak seolah tidak mau disalahkan dan menuduh orang lain lah yang harus bertanggung jawab.

Sebagai orang yang tinggal di daerah pegunungan, saya sendiri merasa bersalah. Saya merasa sebagai salah satu penyumbang masalah terjadinya banjir di Pamanukan ini. Sudah cukup banyak alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan, pertanian bahkan pemukiman yang tidak dapat dicegah, dengan alasan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan hidup.

Subang sendiri memiliki ratusan hektare hutan lindung di wilayah selatan Subang. Ratusan hektare hutan lindung itu ditumbuhi sejumlah pepohonan pinus, puspa, dan mahoni yang berfungsi sebagai penyangga hutan. Saat ini kondisi hutan lindung di wilayah Subang dalam keadaan kritis akibat alih fungsi lahan oleh petani menjadi lahan perkebunan. (Sumber : Koran Sindo)

[caption id="" align="aligncenter" width="296" caption="Hutan lindung Subang kritis, Sumber : Koran Sindo"] [/caption]

Belum lagi kebiasaan buruk kebanyakan masyarakat di lingkungan tempat tinggal saya yang seringkali membuang sampah ke selokan saat datang hujan deras. Tidak ada kesadaran dari masyarakat sendiri dan juga edukasi dari aparat desa bahwa membuang sampah ke selokan itu hanya menumpuk masalah di kemudian hari.

Saya sangat bisa mengerti apa yang ada di benak orang lain ketika mereka dengan sengaja menghanyutkan sampah di selokan saat hujan. Mereka pikir, ini adalah cara yang praktis dan dijamin membuat lingkungan tempat tinggal mereka bersih dari sampah. Well, lingkungan tempat tinggal mereka boleh jadi bersih dari sampah. Lalu bagaimana dengan tempat di mana sampah itu bermuara?

Mari kita tengok foto-foto berikut ini!

[caption id="" align="aligncenter" width="464" caption="Lautan Sampah Di Kali Sentiong, Tanjung Priuk, Jakarta, Sumber : Viva News"]

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Ratusan kubik sampah terdampar di Pantai Kuta, Sumber : Tempo"]
Ratusan kubik sampah terdampar di Pantai Kuta
Ratusan kubik sampah terdampar di Pantai Kuta
[/caption]

Melihat foto-foto di atas, saya yakin kalau kebiasaan membuang sampah sembarangan apalagi membuang sampah ke selokan/sungai ini bukan hanya dilakukan oleh para tetangga saya. Iya kan?

Saya jadi teringat kejadian beberapa tahun yang lalu, sekitar tahun 1999, ketika saya diberi kesempatan mengikuti pendidikan dasar (diksar) salah satu komunitas pecinta alam di kampus. Saat itu sebagai salah satu rangkaian perjalanan diksar saya dan teman-teman peserta diksar lain diwajibkan melakukan operasi bersih di sepanjang jalur Gunung Gede-Pangrango, Bogor. Selama 3 hari kami di Gunung Gede-Pangrango memunguti sampah dan 6 polybag besar tidak cukup menampung sampah-sampah yang berserakan di sana. Geram tentu saja. Apa yang ada di pikiran mereka yang pastinya mengaku sebagai pecinta alam itu saat membuang sampah seenaknya di gunung?

Tapi saya juga yakin kalau masih banyak orang-orang yang disiplin membuang sampah di tempatnya, dan kemudian menyerahkan sepenuhnya pengelolaan sampah itu kepada petugas terkait. Namun seperti yang kita ketahui, pengolahan sampah di negeri kita ini belum optimal. Jadi ya wajar saja jika jutaan kubik sampah memenuhi TPA (Tempat Pembuangan Akhir), sungai dan lautan di seluruh Indonesia.

Potensi kerugian akibat banjir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun