Mohon tunggu...
Alvin Kurniawan Hanafie
Alvin Kurniawan Hanafie Mohon Tunggu... Insinyur - Sic parvis magna, greatness from small beginnings

An open minded person and avid gamer, interested to explore data science, psychology, film, new knowledge. Please kindly visit my new blog for more: https://medium.com/@alvinhanafie

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Presidensi G20, Pemanfaatan Sumber Energi Biomassa sebagai Investasi Hijau Indonesia

28 Juli 2022   09:31 Diperbarui: 28 Juli 2022   09:41 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber bahan baku biomassa (dreamstime.com)

Pemegang Presidensi G20 2022. Sebuah pencapaian yang sangat prestise bagi Indonesia untuk mendapatkan menjadi kesempatan pemegang Presidensi G20 2022. Pada kesempatan yang langka ini, Kompasiana melakukan kolaborasi dengan Bank Indonesia untuk menjadi bagian dari sejarah dalam agenda Presidensi G20 2022, dengan mengajak para penulis untuk berpartisipasi dalam menuangkan idenya mengenai dampak positif Presidensi G20 bagi ekonomi dan keuangan di Indonesia. 

Apa itu G20? G20 (Group of 20) merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa. Tujuan didirikannya G20 yaitu mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. 

Menjadi pusat perhatian dunia sebagai pemegang Presidensi G20 2022, Indonesia haruslah memanfaatkan momentum langka yang terjadi tiap 2 dekade ini dengan sebaik-baiknya. Salah satu manfaat yang dapat diambil yaitu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah melakukan berbagai kemajuan, seperti Indonesia Maju melalui Investasi Hijau. 

Investasi Hijau merupakan pembangunan berkelanjutan yang memungkinkan manusia dapat memenuhi kebutuhannya dengan dampak yang minimum pada lingkungan. 

Saat ini, ketergantungan manusia dalam pemanfaatan energi fosil (energi kotor) sudah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan. Hasil pembakaran energi fosil seperti batu bara, minyak bumi, gas bumi turut andil dalam peningkatan kadar karbon dioksida, gas beracun yang menjadi salah satu sumber penyebab perubahan iklim. Tahun 2015 silam, untuk pertama kalinya temperatur bumi naik 1 derajat Celsius dibandingkan pada saat mulanya revolusi industri tahun 1760. 

Pemerintah Indonesia sudah menargetkan porsi penggunaan energi dari sumber terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, sebagai komitmen dalam kontribusi untuk menjaga temperatur bumi agar tidak naik melebihi 1.5 derajat Celsius sesuai dengan Paris Agreement pada tahun 2015. Per tahun 2020, Indonesia baru mencapai 11.2% pada penggunaan energi terbarukan. Lantas apa yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi dalam menjaga temperatur dunia?

Ada berbagai sumber energi terbarukan yang potensial di Indonesia, salah satunya adalah sumber energi biomassa. Biomassa atau biomass merupakan bahan yang berasal dari makhluk hidup. Produk dan limbah industri budidaya, seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dapat menjadi sumber bahan baku biomassa.  

Sumber bahan baku biomassa (dreamstime.com)
Sumber bahan baku biomassa (dreamstime.com)

Bagaimana biomassa dapat menjadi sumber energi? Sumber energi dari biomassa berasal dari energi surya atau energi matahari. Energi surya diserap oleh tumbuh-tumbuhan melalui proses fotosintesis, kemudian akan dikonversikan lebih lanjut menjadi ikatan-ikatan kimia karbon berenergi seperti protein, lemak, karbohidrat. Energi potensial yang tertampung dalam ikatan kimia ini dapat dijadikan sumber energi terbarukan apabila diolah dengan tepat. 

Mengapa biomassa dapat dikategorikan sebagai sumber energi terbarukan? Pembakaran biomassa menghasilkan karbon dioksida. Karbon dioksida hasil pembakaran biomassa akan kembali diserap oleh tumbuhan dalam bentuk ikatan kimia karbon yang akhirnya membentuk sebuah siklus yang bernama siklus karbon. 

Karena proses pemanfaatan energi biomassa yang berupa siklus, maka pada dasarnya emisi karbon dioksida dari proses pembakaran biomassa adalah nihil. Lain halnya dengan pembakaran bahan bakar fosil besar-besaran yang tidak diimbangi dengan laju pembentukan fosil, yang meningkatkan akumulasi karbon dioksida pada atmosfer bumi.  

Siklus energi Biomassa (dreamstime.com)
Siklus energi Biomassa (dreamstime.com)

Untuk menggunakan energi, kita perlu mengolahnya terlebih dahulu dengan melakukan pembakaran pada sumber energi. Anda tentunya tidak ingin memakan batu bara dan meminum minyak bumi secara langsung untuk mendapatkan energi bukan? 

Energi yang dibangkitkan dari biomassa dikenal dengan istilah bioenergi. Bioenergi dapat berupa bahan kimia komoditas, energi panas dan listrik, serta bahan bakar kendaraan atau biofuels seperti biodiesel, bioenergi, biogas.

Tidak dapat dipungkiri, untuk saat ini kita belum bisa lepas dari bahan bakar fosil. Biomassa memiliki beberapa karakteristik yang membuat pengolahannya lebih sulit dibandingkan dengan bahan bakar fosil, yaitu memiliki kepadatan rendah, nilai energi rendah, serta kandungan airnya yang tinggi. 

Kadar air yang tinggi, serta kepadatan yang rendah membuat biaya transportasi dan pengolahan energi akan meningkat. Dari segi energi, nilai energi yang dimiliki dari batu bara sebesar 23-28 MJ/kg, sedangkan biomassa memiliki nilai energi sebesar 16-20 MJ/kg, yang membuat bahan bakar fosil lebih padat energi. Karakteristik inilah yang perlu kita siasati dengan peningkatan dan pemutakhiran teknologi, sehingga penggunaan sumber energi biomassa semakin dilirik karena posisinya sebagai sumber energi terbarukan. 

Pemanfaatan sumber energi biomassa sangatlah potensial untuk diterapkan di Indonesia. Setiap hari tentunya kita memerlukan pangan sebagai kebutuhan dasar. Sangatlah menguntungkan bagi Indonesia apabila limbah pangan dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi biomassa. Sinergi antara teknologi pangan dan teknologi energi terbarukan biomassa akan meningkatkan resiliensi Indonesia pada persaingan global. 

Penggalakan investasi hijau di Indonesia memberikan berbagai manfaat bagi Indonesia. Sekuritas energi merupakan hal yang penting bagi sebuah negara. Apabila kita masih mengimpor sumber energi, kita akan rentan terkena dampak dari ketidakstabilan harga energi yang sangat sensitif terhadap kondisi dan politik dunia. Keadaan ini tentunya akan mengancam sekuritas energi negara, terutama pada negara berkembang. Pengadaan sumber energi berkelanjutan di Indonesia akan memperkuat perekonomian Indonesia dalam kancah internasional. 

Indonesia yang menjadi pusat perhatian dalam Presidensi G20, dapat menunjukkan taringnya dalam kekayaan sumber energi serta kapabilitasnya dalam penyediaan energi terbarukan. Momentum ini haruslah dimanfaatkan sebaik mungkin meningkatkan citra Indonesia di mata dunia sebagai negara yang siap untuk bertransformasi dalam penggunaan energi berkelanjutan. Citra yang baik akan meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia, yang tentunya berdampak positif pada penyehatan neraca pembayaran negara Indonesia. 

Recover Together, Recover Stronger. Marilah kita bersama meningkatkan pengetahuan dan ikut berkontribusi dalam Indonesia Maju melalui Investasi Hijau!

Sumber: bbc.com, cangkangsawit.id, esdm.go.id, unfccc.int, liputan6.com, books.google.co.id, bi.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun