Lirik “Kukira kita asam dan garam dan kita bertemu di belanga” menjadi poin penting pada makna dari lagu ini. Penggalan lirik ini diambil dari salah satu peribahasa yang berbunyi “Asam di gunung, garam di laut, bertemu di belanga.” Yang artinya segala sesuatu jika sudah ditakdirkan bersama tetapi jika dipisahkan sejauh mungkin, pasti pada akhirnya akan tetap bersama.
Namun, pada lirik dalam lagu ini terdapat kata “kukira” yang berarti makna indah dari peribahasa tersebut hanyalah angan semata, karena pada akhirnya dua insan tersebut harus terpisah oleh takdir. Kata hati-hati di jalan juga memiliki makna yang berbeda dari pengertian pada umumnya. Hati-hati di jalan pada lagu ini lebih mengarah kepada perpisahan karena jalan yang ditempuh oleh keduanya sudah tak lagi sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H