Analisis wacana merupakan bidang studi yang berfokus pada penafsiran teks atau ujaran untuk memahami makna dan motif di balik komunikasi. Melalui berbagai perspektif, para ahli telah mengembangkan definisi dan pendekatan yang beragam dalam analisis wacana. Michel Foucault (1972) mendefinisikan wacana sebagai "rangkaian ujaran yang utuh pada suatu tindak komunikasi yang teratur dan sistematis yang mengandung gagasan, konsep, atau efek yang terbentuk pada konteks tertentu" (Foucault, 1972:48-49).Â
Definisi ini menekankan bahwa wacana tidak hanya terdiri dari kata-kata atau kalimat, tetapi juga melibatkan struktur dan sistem yang lebih besar yang membentuk makna dalam konteks tertentu. Selanjutnya, Rohana dan Syamsuddin (2015:3) menyatakan bahwa setiap tindak komunikasi adalah bagian dari wacana karena melibatkan penyampai pesan, penerima pesan, dan pesan atau makna yang utuh yang ingin disampaikan. Pandangan ini menyoroti pentingnya interaksi antara pengirim dan penerima dalam membentuk wacana.
Rohana dan Syamsuddin (2015:11) mengungkapkan bahwa analisis wacana merupakan ilmu yang membahas tafsiran sebuah teks untuk mengetahui maksud sebenarnya dari si penyampai pesan, alasan penyampaiannya, serta bagaimana pesan tersebut terbentuk dan apa motif di balik teks yang dimaksud. Analisis ini tidak hanya fokus pada isi pesan, tetapi juga pada proses dan konteks penyampaiannya.
Dalam prakteknya, analisis wacana mempelajari unit bahasa di atas kalimat atau ujaran yang mengandung kesatuan dan konteks. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, analisis wacana dapat diterapkan pada naskah pidato, rekaman wawancara yang ditranskrip, percakapan langsung, notulensi rapat, debat, ceramah, dan sebagainya (Purbani, 2005:1).Â
Objek-objek ini mencerminkan berbagai bentuk komunikasi yang memiliki struktur dan makna yang kompleks. Objek penelitian dalam analisis wacana sangat beragam, mencakup berbagai bentuk teks dan ujaran dalam berbagai konteks, seperti:
1. Naskah Pidato
Pidato merupakan teks yang disusun dengan tujuan tertentu, seperti menyampaikan informasi, persuasi, atau motivasi. Analisis wacana pada naskah pidato dapat mengungkap strategi retorika, pola argumentasi, dan nilai-nilai yang disampaikan.
2. Wawancara Tertranskrip
Rekaman wawancara yang ditranskrip menjadi bahan penting dalam analisis wacana. Peneliti dapat mengeksplorasi bagaimana pertanyaan diajukan, jawaban diberikan, serta dinamika interaksi antara pewawancara dan responden.
3. Percakapan Langsung
Dalam konteks percakapan sehari-hari, analisis wacana dapat mengidentifikasi pola komunikasi, penggunaan bahasa nonverbal, dan bagaimana makna dibentuk melalui interaksi langsung.
4. Notulensi Rapat
Dokumen notulensi rapat mencatat proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Analisis wacana pada notulensi dapat mengungkapkan bagaimana argumen dibangun, posisi pihak-pihak yang terlibat, dan proses negosiasi.
5. Debat dan Ceramah
Dalam debat dan ceramah, struktur argumen dan penggunaan bahasa sangat penting. Analisis wacana dapat mengidentifikasi teknik persuasi, ideologi yang mendasari, dan dampak komunikasi terhadap audiens.
Analisis wacana menawarkan perspektif yang kaya untuk memahami bagaimana makna dibentuk dan disampaikan melalui teks dan ujaran. Dengan merujuk pada pendapat ahli seperti Foucault, Rohana, Syamsuddin, dan Purbani, kita dapat melihat bahwa objek penelitian dalam analisis wacana sangat beragam dan mencakup berbagai bentuk komunikasi.Â
Penelitian dalam bidang ini membantu mengungkapkan kompleksitas bahasa dan interaksi sosial, memberikan wawasan yang mendalam tentang cara-cara kita berkomunikasi dan membangun makna dalam konteks sosial yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H