Pendidikan adalah sebuah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Namun, belakangan ini terdapat fenomena yang mengemuka di mana murid-murid lebih pintar dibandingkan dengan guru-guru mereka ditengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, sehingga penulis mengistilahkannya dengan Guru Posting Berdiri, Murid Update Berlari.
Hal ini menjadi perbincangan hangat, terutama di daerah Tolitoli, Sulawesi Tengah. Menurut salahsatu guru Tolitoli, fenomena ini terjadi karena adanya pergeseran cara belajar dan pengajaran yang semakin modern, serta keterbatasan kemampuan guru dalam memahami teknologi.
"Dalam era kemajuan pendidikan dunia saat ini, banyak cara belajar yang baru dan berbeda dengan cara belajar tradisional. Hal ini menuntut para guru untuk mengikuti perkembangan tersebut agar dapat memberikan pengajaran yang efektif," ujarnya.
Namun, beliau juga mengakui bahwa masih ada sebagian guru yang belum mampu mengikuti perkembangan tersebut. "Ada beberapa guru yang masih merasa kesulitan dalam menggunakan teknologi, sehingga terkadang mereka sulit memberikan penjelasan yang tepat kepada murid-muridnya. Ini yang kemudian menjadi penyebab murid lebih pintar dari guru dalam hal penggunaan teknologi," jelasnya.
Fenomena ini juga diakui oleh Dr. Djoko Santoso, seorang pakar pendidikan dari Universitas Negeri Semarang. Menurutnya, pendidikan harus bisa mengimbangi perkembangan teknologi agar tidak tertinggal.
"Dalam era digital seperti saat ini, murid-murid telah terbiasa dengan teknologi. Sehingga, ketika guru belum bisa menggunakan teknologi, mereka cenderung menjadi bosan dan sulit berkonsentrasi," tutur Djoko.
Namun, ia juga menekankan bahwa teknologi bukanlah satu-satunya faktor yang membuat murid lebih pintar dari guru. "Selain teknologi, masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, seperti minat dan motivasi belajar. Oleh karena itu, guru harus bisa mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam pengajaran agar murid lebih tertarik dan termotivasi dalam belajar," jelasnya.
Melihat fenomena ini, peran guru di era kemajuan pendidikan dunia menjadi semakin penting. Guru harus mampu mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya agar dapat memberikan pengajaran yang efektif dan menyenangkan bagi murid-murid. Sehingga, murid tidak hanya pandai dalam penggunaan teknologi, tetapi juga memiliki keterampilan dan pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang.
Kita semua berharap agar para guru di Tolitoli dan di seluruh Indonesia mampu mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya secara maksimal dalam pengajaran. Sehingga, generasi penerus bangsa kita dapat menjadi lebih pintar, lebih kreatif, dan lebih inovatif dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.
Selain itu, pendidikan juga harus dapat memperhatikan aspek moral dan karakter siswa. Sebab, hanya memiliki kemampuan teknologi saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan kehidupan di masa depan. Dr. Djoko Santoso menambahkan bahwa pendidikan karakter dan moral harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan.
"Siswa harus diajarkan untuk menjadi pribadi yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan berpikir kritis. Ini akan menjadi modal yang sangat berharga bagi mereka di masa depan," ujar Djoko.
Hal ini juga sejalan dengan pendapat Dr. Muh. Harun, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Ia menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
"Pendidikan karakter harus menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan. Kita harus mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang baik kepada siswa, sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan memiliki integritas tinggi," tutur Harun.
Berdasarkan hal tersebut, fenomena murid lebih pintar dari guru karena teknologi memang menjadi tantangan bagi para guru di era kemajuan pendidikan dunia saat ini. Namun, dengan mengembangkan kemampuan dan kreativitas dalam pengajaran, serta mengedepankan pendidikan karakter dan moral, maka para guru dapat memberikan pengajaran yang efektif dan menyenangkan bagi murid-murid. Sehingga, mereka dapat bersaing dan menghadapi tantangan kehidupan di masa depan dengan lebih baik.
Namun, upaya pengembangan kemampuan dan kreativitas dalam pengajaran juga tidak dapat dilakukan secara instan. Dibutuhkan waktu dan kesabaran dalam mempelajari berbagai teknologi dan mengaplikasikannya dalam pengajaran.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Sri Rahayu, salah satu dosen di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, bahwa para guru harus terus mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya dengan baik dalam pengajaran.
"Para guru harus terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi, sehingga mereka dapat memanfaatkannya dengan baik dalam pengajaran. Hal ini juga dapat membuat pengajaran menjadi lebih menarik dan efektif," ujarnya.
Selain itu, Dr. Sri Rahayu juga menambahkan bahwa para guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi ajar yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
"Para guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi ajar yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Dengan demikian, siswa akan lebih tertarik untuk belajar dan memperoleh hasil yang lebih baik," tuturnya.
Dalam hal ini, para guru juga dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia, seperti buku, jurnal, dan internet. Dengan cara ini, para guru dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitas dalam pengajaran, sehingga dapat memberikan pengajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Dalam menghadapi fenomena murid lebih pintar dari guru karena teknologi, peran guru masih sangat penting dalam sistem pendidikan. Namun, para guru harus terus mengembangkan kemampuan dan kreativitas dalam pengajaran, serta mengedepankan pendidikan karakter dan moral agar dapat memberikan pengajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Para guru juga harus terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi, serta memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi ajar yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Dengan cara ini, pengajaran dapat menjadi lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Sumber:
Dewi, K. (2018). Menangkal Fenomena Murid Lebih Pintar dari Guru. Kompas.Â
Rahayu, S. (2021). Peran Teknologi dalam Pengajaran. Universitas Negeri Malang.Â
Rizal, A. (2019). Pentingnya Pendidikan Karakter dan Moral di Sekolah. Harian Nasional.
Subandi, M. (2017). Peran Guru dalam Sistem Pendidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H