Mohon tunggu...
alvin andriyan
alvin andriyan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permasalahan Kesehatan Global: Penyakit Menular HIV/AIDS

20 Desember 2024   21:39 Diperbarui: 20 Desember 2024   21:39 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sumber: https://images.app.goo.gl/5iXQzZr8SpQA5KGL7

Negara-negara di Asia Tenggara berhasil menurunkan kasus infeksi HIV sebesar 19% pada tahun 2010 hingga 2017.  Hal  ini  merupakan  keberhasilan  yang  signifikan  sebagai  hasil  inisiasi  regional  dalam  merespon  penularan HIV  AIDS  di  wilayah  negara  anggota  Association  of  South  East  Asian  Bangsa-Bangsa  (ASEAN).  Keberhasilan  ini didukung oleh akses terhadap layanan berkualitas tinggi, upaya pencegahan, pendampingan dan dukungan tanpa stigma  dan  diskriminasi.  Laporan  praktik  regional  menunjukkan  peningkatan  jumlah  layanan  dan  fasilitas kesehatan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHIV) (World Health Organization, 2017).Rencana Aksi Regional Asia Tenggara (RAP) untuk HIV (2017--2021) memberikan visi yang jelas tentang "tidak ada infeksi baru, tidak ada kematian terkait HIV, dan tidak ada diskriminasi" dan tujuan untuk "Mengakhiri epidemi AIDS sebagai ancaman kesehatan dengan 2030". Rencana aksi tersebut memiliki target untuk mengurangi infeksi baru  menjadi  51.000  dan  kematian  terkait  AIDS  menjadi  43.000  setiap  tahunnya  serta  meningkatkan  jumlah pengidap HIV dengan ART menjadi 2,9 juta pada tahun 2020. Hak Asasi Manusia dan Kesetaraan Kesehatan (World Health Organization, 2017)

Perkiraan HIV dan AIDS Orang dewasa dan anak-anak yang hidup dengan HIV6.000.000 [4.900.000 -7.200.000] Orang dewasa berusia 15 tahun ke atas yang hidup dengan HIV5.900.000 [4.800.000 -7.100.000] Wanita berusia 15 tahun ke atas hidup dengan HIV2.200.000 [1.800.000 -2.600.000] Pria berusia 15 tahun ke atas hidup dengan HIV3.700.000 [3.000.000 -4.400.000] Anak-anak berusia 0 hingga 14 tahun hidup dengan HIV130.000 [100.000 -160.000] Angka prevalensi HIV pada orang dewasa berusia 15 hingga 49 tahun0,2 [0,2 -0,2] Tingkat prevalensi HIV pada wanita berusia 15 hingga 49 tahun0,1 [0,1 -0,2]Angka prevalensi HIV pada pria usia 15 hingga 49 tahun0,2 [0,2 -0,3] (Kurniawan, dkk. 2023)

Pembahasan

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel dan sistem imun.Infeksi virus berakibat pada kerusakan progresif dari sistem kekebalan tubuh,  yang menyebabkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan dianggap defisien ketika tidak bisa lagi memenuhi perannya dalam memerangi infeksi dan penyakit. Infeksi yang terkait dengan HIV dikenal sebagai infeksi oportunistik, karena mereka mengambil keuntungan dari sistem kekebalan tubuh yang lemah. Tidak seperti virus lain, HIV akan diderita seumur hidup.

Virus HIV yang sudah hidup lama dalam tubuh manusia akan sulit untuk diobati sehingga besar kemungkinan akan mengalami kematian tetapi sebelum terjangkit virus HIV terdapat pencegahan HIV & AIDS melibatkan berbagai metode dan strategi yang dirancang untuk mengurangi risiko penularan virus HIV. Berikut adalah beberapa metode pencegahan HIV & AIDS yang umum digunakan,

  • Penggunaan Kondom: Kondom adalah alat pelindung yang  memungkinkan  individu  untuk  melakukan hubungan  seks  yang  aman.  Kondom mencegah kontak langsung antara cairan tubuh yang berisiko (seperti sperma atau cairan vagina) dengan mukosa (seperti mulut atau alat kelamin) yang dapat menerima virus HIV. Penggunaan kondom yang benar dan konsisten selama setiap hubungan seksual merupakan metode pencegahan yang sangat efektif.
  • Terapi Antiretroviral (ART): Terapi antiretroviral (ART) adalah kombinasi obat-obatan yang digunakan oleh individu yang sudah terinfeksi HIV. ART membantu menghambat perkembangan virus HIV dalam tubuh, menjaga tingkat virus yang rendah, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan individu, tetapi juga dapat mengurangi risiko penularan HIV kepada pasangan seksual
  • Prophylaxis Pre-Exposure (PrEP): PrEP adalah obat-obatan antiretroviral yang diberikan kepada individu yang belum terinfeksi HIV, tetapi berisiko tinggi terpapar virus, seperti  pasangan  yang  serodiscordant.  PrEP  diambil  secara  rutin  untuk  memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi HIV dalam situasi risiko tertentu (Mahariski, dkk. 2023)
  • Prophylaxis  Post-Exposure  (PEP):  PEP  melibatkan  penggunaan  obat-obatan antiretroviral setelah kemungkinan terpapar HIV, seperti dalam kasus hubungan seksual tanpa kondom dengan seseorang yang HIV positif. PEP harus dimulai sesegera mungkin setelah paparan dan dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis.
  • Pengujian HIV dan Konseling: Pengujian HIV yang rutin dan konseling adalah langkah  penting  dalam  pencegahan.  Pengujian  memberikan  individu  pemahaman  tentang status HIV mereka, dan konseling dapat memberikan informasi, dukungan, dan bimbingan tentang tindakan pencegahan yang sesuai.
  • Pendidikan  Kesehatan:  Pendidikan  kesehatan  HIV  & AIDS  bertujuan  untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang risiko HIV dan cara melindungi diri. Program-program ini mencakup informasi tentang penggunaan kondom, pengujian HIV, dan pengurangan risiko lainnya (Mulyaningsih 2017).
  • Pengurangan Risiko Transfusi Darah: Pemeriksaan dan prosedur yang ketat untuk transfusi darah memastikan bahwa darah yang digunakan aman dari infeksi HIV. Hal ini mengurangi risiko penularan HIV melalui transfusi darah.
  • Mengurangi  Stigma dan  Diskriminasi:  Stigma  dan  diskriminasi  terhadap individu  yang  hidup  dengan  HIV  & AIDS  dapat  menghalangi  akses  mereka  ke  layanan pencegahan  dan  perawatan  yang  diperlukan.  Upaya  mengurangi  stigma  dan  diskriminasi membantu menciptakan lingkungan yang lebihinklusif dan mendukung bagi individu yang terkena HIV (Latifa 2020)
  • Pengurangan Risiko Transmisi dari Ibu ke Anak: Dengan perawatan medis yang tepat selama kehamilan, persalinan, dan menyusui, risiko penularan HIV dari ibu yang terinfeksi  ke  anaknya  dapat  dikurangi  secara  signifikan.  Terapi  antiretroviral  (ART)  dan pengiriman dengan seksio sesaria saat diperlukan adalah contoh langkah-langkah pencegahan dalam konteks ini
  • Pengurangan  Risiko  Penyalahgunaan  Narkoba:  Individu  yang  menggunakan narkoba dan berbagi jarum suntik atau alat injeksi dapat berisiko tinggi terpapar HIV. Program pengurangan  risiko  narkoba  mencakup  penyediaan  jarum  suntik  steril  dan  program penggantian jarum untuk mengurangi risiko penularan.

Kesimpulan

            HIV merupakan virus yang menyerang sel leukosit di dalam tubuh sehingga menyebabkan penurunan sistem imun di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap berbagai infeksi. Kumpulan gejala yang ditimbulkan akibat infeksi HIV inilah yang disebut sebagai AIDS. penderita HIV/AIDS di dunia pada tahun 2020 bertambah hingga 1.5 juta dari rentang 1-2 juta penduduk dengan 680.000 dari rentang (480.000-1.000.000) diantaranya meninggal dunia. Dengan itu jumlah penderita HIV di dunia mencapai 37.7. Virus HIV yang sudah hidup lama dalam tubuh manusia akan sulit untuk diobati sehingga besar kemungkinan akan mengalami kematian tetapi sebelum terjangkit virus HIV terdapat pencegahan HIV & AIDS penggunaan kondom, terapi antiretroviral (ART), prophylaxis pre-exposure (PrEP), prophylaxis  post-exposure  (PEP), pengujian HIV dan Konseling, pendidikan  Kesehatan, dll

Daftar Rujukan

Anggina, Yani, Yuniar Lestari, dan Zairil Zairil. 2019. "Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penanggulangan HIV/AIDS di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2018." Jurnal Kesehatan Andalas 8(2): 385.

Frisnoiry, Suci, Julisa Ayu Lestari, Cut Rania Andini, dan Putri Br Tarigan. 2024. "Analisis Peningkatan Kasus HIV/AIDS Di Kota Medan: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dan Implikasi Untuk Pencegahan Dan Edukasi." Bilangan: Jurnal Ilmiah Matematika, Kebumian dan Angkasa 2(2): 17--22.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun