Mohon tunggu...
Alvinal Xafarel
Alvinal Xafarel Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa S1 Universitas Pendidikan Indonesia

Berkuliah Musik karena mau jadi musisi tanpa melenceng kesana kesini

Selanjutnya

Tutup

Music

Mengenal Lebih Dalam tentang Register Vokal Manusia dalam Bekarya

25 Desember 2022   23:24 Diperbarui: 25 Desember 2022   23:28 3233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo temen temen Vokalis virtual, disini aku mau bahas lebih dalam tentang register vocal nih, biar temen temen semua bisa bernyanyi dengan baik dan benar. Tapi temen temen yang belum tau nih ada beberapa teknik pernafasan yang baik dan benar untuk seorang penyanyi, untuk lebih lengkap nya aku bakal jelasin dibawah ya temen temen

Kita pasti tahu kalau bernyanyi itu ada nada - nada tinggi dan nada - nada rendah kan, kalau kita lihat di tuts piano atau keyboard, nada nada yang rendah pasti ada di sebelah kiri piano kamu, dan di sebelah kanan adalah nada nada yang tinggi. Hal tadi adalah pembagian range nada menjadi Low (Rendah), dan High (Tinggi).

Untuk suara penyanyi, pembagian seperti itu  disebut register vokal. Yang Paling umum, register vokal kita dibagi menjadi dua jenis yaitu chest voice dan head voice. Chest voice merupakan suara di wilayah tengah ke bawah, seringkali kita gunakan saat berbicara setiap hari. Berbeda dengan head voice itu di wilayah atas cenderung, tinggi dan tipis, coba kalian bayangkan suara tokoh kartun Disney Mickey Mouse. Seringkali Head Voice disebut sebagai Falset atau Falsetto

Untuk Chest Voice, resonansi suara yang keluar akan lebih terasa di rongga mulut, berbeda dengan Head Voice yang akan lebih terasa di rongga hidung

Chest Voice

Untuk contoh nya, coba kalian letakkan tangan teman -- teman di dada kalian, lalu nyanyikan nada sedang dan rendah. Apakah teman -- teman merasakan getaran resonansi di dada teman -- teman? Tentu saja bisa, itu adalah alasan mengapa register vokal sepert ini disebut chest voice. 

Chest voice itu cenderung  suaranya lebih bold (tebal) dan penuh. Jika teman -- teman ingin memiliki warna suara yang lebih tebal, akan lebih baik apabila teman - teman melatih chest voice ini dengan latihan-latihan vokalis yang menargetkan chest voice di nada tengah dan rendah. 

Dahulu, di tahun 60an, vokalis laki -- laki  lebih sering bernyanyi dengan chest voice mereka. Karena suara yang tebal, rendah, dan agak nge-bass cenderung lebih menonjolkan karakter Pria. Dan juga dalam genre musik klasik, penyanyi pria, tenor, baritone, cenderung lebih sering menggunakan chest voice. Beda dengan zaman ini di mana musik cendurung lebih beragam, banyak sekali vokalis pria yang kemudian menjadi populer dikarenakan ia mampu bernyanyi dengan sangat baik dengan head voice mereka. Seperti Prince, Jeff Buckley, Maxwell, dan Bee Gees.

Vokalis perempuan dengan suara mezzo-soprano dan alto lebih sering menggunakan chest voice, yang teramat sangat berbeda dengan vokalis wanita klasik soprano yang hampir setiap mereka bernyanyi dengan head voice.  Vokalis perempuan di era modern seperti Beyonce memiliki nada rendah yang tebal dan kuat, itu menggunakan chest voice yang benar benar terlatih. Seperti ketika Beyonce menyanyikan bagian awal dari lagu Listen di range nada yang terbilang rendah untuk suara vokalis perempuan

Head Voice

Sekarang, coba teman -- teman menyentuh telapak tangan teman - teman di dada, lalu buatlah suara seperti karakter kartun Mickey Mouse, maka getaran di dada kalian tidak lagi bisa kamu rasakan. Hal ini terjadi karena resonansi suara teman -- teman  pindah dan tidak lagi di dada melainkan lebih banyak di sekitaran kepala maka disebut head voice. 

Vokalis yang hampir selalu menggunakan head voice ketika bernyanyi adalah penyanyi - penyanyi klasik soprano, walau terkadang ketika menyanyikan nada yang relatif rendah, mereka akan tetap menggunakan chest voice juga. M

ayoritas para komposer klasik pada masa itu menulis lagu yang cenderung dengan nada yang tinggi -- tinggi untuk penyanyi soprano karena biasanya penyanyi dengan tipe soprano adalah bintang dari berbagai macam opera. Bahkan didalam dunia musik pop head voice juga sangat sering sekali terdengar di telinga kita. Vokalis pop Indonesia, Raisa, sering menggunakan head voice ketika menyanyikan lagu dengan nada yang tinggi. Namun pendengar awam pastinya tidak terlalu bisa membedakan kapan Raisa bernyanyi menggunakan head voice, karena ia mampu menyambungkan chest voice dan head voice-nya dengan sangat amat baik sehingga transisinya benar -- benar tersamarkan.

Para vokalis band Rock juga sering sekali menggunakan head voice mereka. Contohnya grup musik Steel Heart dalam lagu She's Gone. Vokalis band Steel Heart Miljenko Matijevic dalam menyanyikan lagu tersebut menggunakan range vokalnya dengan hebat dan luar biasanya melewati chest voice hingga head voice. Tentu saja kita tahu bahwa cara menyanyikan head voice-nya tidak sama dengan penyanyi soprano klasik, karena ada perbedaan gaya bernyanyi.

Kesulitan untuk mengakses Head Voice?

Vokalis seringkali mengalami kesulitan dalam mengakses head voice mereka. Biasanya hal seperti ini terjadi pada Vokalis yang memiliki suara husky atau memiliki karakter serak -- serak merdu. Hal seperti ini bisa saja disebabkan karena teknik bernyanyi yang belum cukup expert atau kurang menguasai, atau bisa juga karena ada salah satu  masalah pada pita suara vokalis -- vokalis itu. Apabila pita suara mereka baik-baik saja, maka seharusnya dengan latihan yang cukup, mereka pasti bisa menyanyikan head voice.

Seperti juara Indonesian Idol 7, vokalis wanita bernama Regina Ivanova merasa kesulitan, tetapi selama latihan di karantina, mendapat banyak masukan juga dari salah satu juri yang merupakan penyanyi Expert pada saat itu yakni Agnez Mo, hingga pada akhirnya Regina bisa mengakses head voice dengan sangat mudah.

Namun, apabila sudah dilatih tetap saja masih tidak bisa mengakses head voice, menurut saya sebagai penyanyi juga, hal seperti itu bukanlah suatu yang bisa menghambat proses peningkatan seorang vokalis khususnya jika karir vokalis tersebut ada di genre yang kontemporer yang umum di zaman sekarang seperti pop, rock, dan jazz, hal itu terjadi dikarenakan genre-genre tersebut sangat terbuka pada keberagaman teknik -- teknik dan warna suara Vokalis.

Perbedaan antara Head Voice dengan Falsetto

Sering sekali terjadinya beberapa perdebatan mengenai apa hal yang dapat membedakan suara head voice dengan suara falsetto. Tentu saja ada beberapa perbedaan pendapat, tetapi bagi saya akan lebih mudah. Head voice menghasilkan suara yang jauh lebih rapat dan bulat, sedangkan falsetto sendiri terdengar lebih tipis dan terdengar borosnya nafas yang keluar. 

Tetapi teman -- teman juga harus mengingat hal ini.  Falsetto tidak termasuk kedalam register vokal, melainkan sebuah kualitas atau warna suara, yang tentu saja dibunyikan dalam register head voice. Head voice yang penuh bisa kita dengar di penyanyi -- penyanyi klasik soprano, seperti misalnya saat penyanyi soprano Indonesia yakni, Ibu Aning Katamsi menyanyikan lagu klasik. Falsetto sering digunakan penyanyi ketika menyanyikan lirik yang lirih karena efek suaranya yang lebih halus.

Mixed Voice

Merupakan suara gabungan antara chest voice dan juga head voice. Disaat chest voice resonansinya terasa di rongga mulut dan head voice yang terasa di rongga hidung, maka mix voice merupakan suara yang ada di antara mulut dan hidung kalian. Kemampuan menggabungkan dua register ini memungkinkan para vokalis untuk menyanyikan nada-nada tinggi dengan suara yang tetap tebal dan kokoh, karena suaranya tidak perlu pecah ke suara falsetto saat melewati bridge. Vokalis yang dapat mengakses mix voice tidak perlu terlalu khawatir lagi dengan register vokal, karena suara mereka sudah satu karena blending yang baik antar register satu dengan register lain.

Salah satu contoh penyanyi yang sangat amat menguasai mix voice sehingga suaranya terdengar satu dari nada rendah ke nada yang tinggi adalah Andrea Bocelli. Ketika mendengar Andrea Bocelli bernyanyi, semua terasa dan terlihat begitu mudah dan tidak ada perubahan yang signifikan ketika ia melewati bridge, atau jembatan diantara chest voice yang rendah ke head voice yang cenderung tinggi.

Penyanyi Indonesia yang mengawali karir mereka di ajang pencarian bakat Indonesian Idol seperti, Mike Mohede dan Judika, adalah expert nya dalam menyatukan register vokal mereka sehingga nada tinggi terdengar sangat mudah sekali untuk mereka nyanyikan.

Vocal Fry

Dari chest voice lalu turun lagi ke bawah ada yang disebut vocal fry, suaranya seperti suara "orang sedang malas" atau orang yang baru bangun tidur. Umumnya teknik ini digunakan sebagai sejenis efek ketika mengawali menyanyikan sebuah nada dasar lagu. Vocal fry juga sering sekali digunakan sebagai latihan vokal untuk pemanasan dan pendinginan atau Vocalizing, karena akan terasa lebih ringan dan saat dilakukan pita suara kita rapat dan rileks.

Whistle Voice

Berbeda dari yang lain, whistle register adalah register suara yang melampaui head voice. Whistle register, whistle voice, atau dikenal juga sebagai flagiolet, adalah suara yang cenderung tipis dan saking tingginya suarany lebih mirip seperti suara siulan, sesuai dengan namanya dari teknik nya.

Menyanyi dengan menggunakan whistle register mungkin pertama dipopulerkan oleh penyanyi asal Negara Amerika Minnie Riperton dengan lagunya yang berjudul Lovin' You yang ramai didengarkan di tahun 1974.Contoh vokalis yang sering menggunakan whistle voice dalam penampilan bernyanyinya adalah Mariah Carey, Ariana Grande. Whistle register bisa di produksi dengan cara yang cenderung berbeda dari suara head voice pada umumnya. Dan dengan teknik yang benar, whistle voice akan terasa tidak sulit dilakukan, bahkan cenderung terasa lebih ringan. Tidak semua orang memiliki kelenturan pita suara untuk melakukan whistle register. 

Khususnya vokalis pria, Whistle Voice akan lebih sulit dilakukan karena secara alami pita suara pria biasanya cenderung lebih tebal dan panjang, sementara whistle diproduksi dengan getaran piata suara yang sangat sempit dan tipis. Teman -- teman mungkin ingin mencoba melatih whistle voice, tapi harap untuk tetap berhati-hati, jika kita mencoba memaksakan diri menyempitkan leher demi mendapatkan whistle, bisa-bisa kita cedera yang fatal, bahkan bisa sampai teman -- teman tidak bisa bernyanyi lagi. Segala sesuatu yang dipaksakan dengan suara kita berpotensi besar untuk cedera. Apabila ingin menguasai Whistle Voice saran saya, latihlah secara perlahan. Ada banyak sekali metode untuk melatih whistle register di platform YouTube, salah satunya dari vocal coach yang terkenal yakni Brett Manning.

Nah, jadi seperti itu teman -- teman vokalis virtualku.

Jadi sekarang teman -- teman lebih mengerti tentang bagaimana cara bernyanyi dengan teknik pernafasan yang baik dan benar. Karena apabila penyanyi tidak dapat bernyanyi dengan teknik pernafasan, apalagi harus terus menerus bernyanyi dengan nada yang tinggi tanpa teknik sama sekali, resiko nya bisa sangat amat fatal untuk pita suara kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun