Mohon tunggu...
Alvina Khoiriyah
Alvina Khoiriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bermimpi menjadi penulis

life is not easy but it's a simple

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sastra Puisi Menjadi Nafas Literasi

8 Juli 2022   11:34 Diperbarui: 8 Juli 2022   11:43 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mempresentasikan hasil karya puisi, pict koleksi pribadi

sastra puisi menjadi nafas literasi

Indonesia memiliki karya sastra yang beragam, dari sastra klasik, modern dan sastra lama. Kebudayaan Indonesia sangat memikat hati dan juga perlu untuk tetap dihati tak dilupakan dengan perkembangan zaman yang sudah berevolusi ini.

Cikal bakal untuk menjadi penerus dan juga menjadi penjaga warisan budaya Indonesia ini adalah generasi mendatang, pemuda pemudi Indonesia yang memiliki otak cerdas dan karakter kebangsaan. Mereka adalah anak anak negeri sendiri. Anak Indonesia ini dapat didikan dan dipupuk literasi sejak dini  dalam sekolah, terutama sekolah dasar.

Seperti yang dilakukan oleh tim bangkid tepatnya di sekolah dasar SDN Bangunrejo Kidul  2 Kedunggalar memperkenalkan dan memperkuat pengetahuan sastra Indonesia, untuk bidang Literasi. Strategi penguatan literasi untuk anak ini dengan memperkenalkan puisi.

Kenapa puisi ?

Mengapa cerita tidak diperkenalkan kembali?

Apakah yakin anak akan menyukai puisi daripada cerita ?

Apakah anak tertarik?

mempresentasikan hasil karya puisi, pict koleksi pribadi
mempresentasikan hasil karya puisi, pict koleksi pribadi

Mari buktikan dan lihat keseruan Tim Bangkid berusaha memikat hati anak anak di sekolah.

Puisi adalah sastra lama yang terima atau terikat irama, mantra, rima serta penyusunan dan bait puisi. Serta memiliki sajak yang manis.

Tidak hanya paham menulis, dan membaca saja,  anak juga diberikan pemahaman serta mengapresiasi karya dengan cara mengekspresikan dan mempresentasikan apa yang ingin disampaikan.

Dengan peningkatan literasi pada anak, anak mampu mengelola, membuat, dan mengimplementasikan pengetahuan yang mereka dapatkan serta menumbuhkan kemampuan berfikir anak.

Proses dalam pembelajaran menulis puisi ini ditujukan sebagai bentuk positif dimana menjadi sebuah wadah untuk menyampaikan ide, gagasan, perasaan, pengalam yang dimiliki anak.  Hal yang dialami anak ketika menulis puisi adalah sulitnya mengembangkan ide dan tidak mampu mengimajinasikan objek yang ingin disampaikan. Kesulitan ini akan menjalar sampai menempatkan kata di dalam bait -- bait puisi (Harper, 2007).

Pendampingan siswa, pict koleksi pribadi
Pendampingan siswa, pict koleksi pribadi

Pembimbingan dan pendampingan dalam menulis puisi mampu menjadi solusi untuk anak dapat mengimajinasikan objek atau hal -- hal yang ingin disampaikan di dalam bait -- bait puisi. Berseni melalui tulisan puisi membutuhkan teknik penulisan yang mampu mempercantik bait -- bait puisi, diantaranya dengan melakukan teknik peta pasang kata, teknik ascrostic, teknik media gambar, dan teknik melengkapi.

Proses pemahaman literasi yang baik ini harus dilakukan dengan konsep dasar literasi yang baik. Literasi diberikan kepada anak sejak dini merupakan salah satu komponen literasi dimana dalam tahap ini anak diharapkan memiliki kemampuan menyimak, memahami bahasa lisan dan berinteraksi dengan lingkungan social. Literasi dasar merupakan kemampuan anak untuk membaca, menulis, berhitung serta mendengarkan dan berbicara.

Literasi sastra adalah dimensi literasi yang memfokuskan kajian pengajarannya terhadap karya sastra dan elemen -- elemen pendukung lainnya. Literasi sastra perlu diimplementasikan dan dibudidayakan sejak bangku sekolah dasar agar kecintaan anak pada sastra akan terpupuk, serta anak akan memiliki pondasi sastra yang baik.

Sastra bukan hanya sebuah karya yang hanya dapat dinikmati keindahan cerita, dan seni tulisannya tetapi mengajarkan akan kepribadian serta mengenalkan anak tentang hidup dan kehidupan. Beberapa manfaat mempelajari sastra untuk anak antara lain  ; a.) menumbuhkan kesenangan, kegembiraan dan keceriann. (b) mengembangkan imajinasi anak, membantu berfikir tentang alam dan kehidupan  (c) memberikan pengalaman baru yang mampu dirasakan anak dan mengalaminya sendiri (d) mengembangkan wawasan dan pengetahuan anak tentang manusia (e) mempresentasikan dan memperkenalkan anak terhadap hal -- hal universal (luas) (Huck, 1978).

References

Harper, G. (2007). Creative Writing ?

Huck, c. (1978). Children Literature in The Elemntary School. New York : Hol Rinerhart.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun