Praktik Farmasi Sosial (PFS) merupakan kegiatan belajar mahasiswa yang dilakukan di luar kampus, khususnya bagi mahasiswa semester 6 program studi farmasi fakultas ilmu - ilmu kesehatan Universitas Esa Unggul Jakarta. Menurut Peraturan Menteri Kemdikbud No. 38 Tahun 2021 pada Pasal 1 Ayat 4 bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tri Dharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat (Kemendikbudristek, 2021). Salah satu tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktik farmasi sosial adalah untuk merealisasikan Tri Dharma perguruan tinggi poin ketiga yaitu wujud dari pengabdian kepada masyarakat.
Mahasiswa Farmasi Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk dan Citra Raya Angkatan 2021 telah melaksanakan Praktik Farmasi Sosial (PFS) yang diselenggarakan serentak dari tanggal 05 Agustus-23 Agustus 2024. Kegiatan Praktik Farmasi Sosial ini adalah kegiatan yang diwajibkan oleh Ketua Program Studi Farmasi yaitu Dr.apt. Sri Teguh Rahayu, M.Farm kepada mahasiswa semester 6 dengan tujuan untuk menerapkan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
Kelompok Program Praktik Farmasi Sosial dibagi berdasarkan domisili/tempat tinggal. Salah satu kelompok Praktik Farmasi Sosial Program Studi Farmasi Universitas Esa Unggul yaitu kelompok 13 yang beranggotakan 10 mahasiswa dan dilaksanakan di wilayah Desa Curugbadak, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak-Banten dengan dosen pembimbing lapangan apt. Hermanus Ehe Hurit, S.Si., M.Farm dan juga apt. Nadiya Nurul Afifah, M.Farm.Klin. Adapun tema yang dipilih " Penyuluhan & Pemanfaatan TOGA, Edukasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat dan Edukasi Tentang Pentingnya Posyandu Pada Masyarakat RW 02 dan RW 04 Desa Curugbadak, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak-Banten Tanggal  05 Agustus -23 Agustus 2024 ". Metode yang digunakan yaitu Creative Learning dimana merupakan metode yang menyenangkan, menarik minat, aktif dan kreatif sehingga dapat diterima baik oleh masyarakat.
Kegiatan Praktik Farmasi Sosial kelompok 13 mempunyai Program Kerja yang dilaksanakan yaitu Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Program POSYANDU, Penyuluhan PHBS bagi Anak-anak, serta kolaborasi mahasiswa dan dosen untuk melakukan Penyuluhan Penyakit DBD di Desa Curugbadak.
Hari pertama pembukaan kegiatan Praktik Farmasi Sosial diawali dengan penerimaan mahasiswa dalam bentuk kegiatan penerimaan mahasiswa Praktik Farmasi Sosial di Desa Curugbadak oleh Bapak H. Agus Supandi, S.Pd.I,MM selaku Kepala Desa Curugbadak dan perangkat kantor kepala Desa Curugbadak.
Program Kerja pertama dilakukan dengan kegiatan Penanaman Tanaman Obat Keluarga di RW 04 dengan ibu-ibu PKK Desa Curugbadak. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Keberhasilan kegiatan dilihat dari kehadiran sebesar 90% dan ibu-ibu PKK yang sangat antusiasme dalam menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Pada kegiatan ini, masyarakat memiliki andil yang besar terutama dalam penanaman. Meskipun begitu, masih ada tahapan yang harus dilakukan oleh masyarakat yaitu perawatan kebun tanaman obat keluarga. Dengan adanya perawatan yang baik, tanaman yang ditanam juga akan tumbuh dengan baik sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam pelaksanaan Praktik Farmasi Sosial, terdapat juga kegiatan Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) berupa Cara Mencuci Tangan Yaang Baik Dan Benar Dibawah Air Mengalir. Gaya hidup bersih dan sehat sebaiknya ditanamkan dalam diri anak sejak dini sehingga mereka tumbuh dengan kebiasaan yang menunjang hidup bersih dan sehat. Tujuan diadakannya penyuluhan PHBS pada anak-anak adalah untuk meningkatkan pemahaman serta kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat. Lokasi Kegiatan diadakan di SDN 1 Curugbadak dengan target sasaran anak-anak kelas 6. Adapun metode yang digunakan beberapa tahap, yaitu Sosialisasi, tindakan/Demonstrasi dan evaluasi. Berdasarkan hasil di tahap evaluasi terjadi peningkatan pemahaman anak-anak yang awalnya tidak tahu tentang PHBS menjadi tahu sebesar 95% anak-anak menjawab benar seputar PHBS dengan menebak gambar serta mengurutkan cara mencuci tangan yang benar sesuai poster.
Kegiatan berikutnya adalah kegiatan posyandu. Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu ada sekitar 2 posyandu yang menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan Praktik Farmasi Sosial. Kegiatan di posyandu dimulai dengan melakukan pendaftaran, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemberian vitamin; imunisasi, vaksinasi PIN Polio dan penyuluhan terkait masalah stunting untuk mengurangi resiko stunting. Kegiatan posyandu balita yang terlaksana berjalan dengan baik dan lancar, semua kader maupun mahasiswa PFS Kelompok 13 berperan aktif pada kegiatan posyandu balita. Kader dan ibu balita yang hadir dalam kegiatan posyandu balita mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya semangat hidup sehat dan upaya pencegahan stunting bagi balita.
Program kerja selanjutnya yaitu pemanfaatan salah satu TOGA yakni serai yang selanjutnya dibuat menjadi spray anti nyamuk. Tanaman serai (Cymbopogon citratus L.) dipercaya dapat mengusir nyamuk karena memiliki kandungan senyawa sitronelol dan geraniol yang merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari serangga termasuk nyamuk. Adapun metode pelaksanaannya yaitu berupa penyuluhan dan pelatihan secara langsung pembuatan Spray anti nyamuk dari batang Serai. Tahap pelaksanaan pertama yaitu penyuluhan terlebih dahulu mengenai Tanaman Serai dan kandungannya, manfaat Tanaman Serai, Pengolahan Serai menjadi Spray Anti Nyamuk. Pada kegiatan ini dilakukan Pre-test dan Post-test kepada masyarakat setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan, hasil menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman masyarakat yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.
Kegiatan selanjutnya yaitu pelaksanaan Penyuluhan Penyakit DBD, yang dilaksanakan di Halaman Rumah Bapak Kepala Desa Curugbadak, Kec. Maja, Kabupaten Lebak-Banten, dan dihadiri kurang lebih 43 orang yang mayoritas ibu rumah tangga. Peserta sangat antusias dengan adanya penyuluhan ini, dan mereka sangat senang karena mendapatkan informasi dari dosen pembimbing lapangan yang juga seorang apoteker, apt. Hermanus Ehe Hurit, S.Si., M.Farm. Sebagai sarana evaluasi peserta diberikan kuesioner di awal acara untuk melihat tingkat pemahaman masyarakat terhadap DBD, penyuluhan dan pemberian kuesioner yang sama di akhir acara sebagai tolak ukur keberhasilan penyuluhan dalam rangka pengabdian masyarakat. Hasil evaluasi telah dilakukan edukasi, 90% warga sudah memahami bagaimana cara pencegahan dan penanganan penyakit DBD. Dapat disimpulkan bahwasanya penyuluhan, edukasi dan juga pengabdian masyarakat dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dibuktikan dari peningkatan hasil pre-test dan post-test dan program kerja yang telah dilaksanakan berjalan dengan lancar.
Kegiatan Praktik Farmasi Sosial ditutup dengan acara penutupan di Kantor Desa Curugbadak yang dihadiri oleh Bapak H. Agus Supandi, S.Pd.I.,MM selaku Kepala Desa Curugbadak beserta dengan para jajarannya. Dimana acara ini diisi dengan penutupan dan ucapan terima kasih kami kepada Desa Curugbadak, yang selanjutnnya diikuti penyerahan plakat serta sertifikat kepada para mitra yang bersangkutan.
Melalui kesempatan ini, kami mengharapkan agar kegiatan praktik farmasi sosial yang telah dilaksanakan dapat memberikan manfaat kepada semua masyarakat Desa Curugbadak, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak-Banten sehingga dapat memberi perubahan yang lebih baik mengenai pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai kesehatan khususnya obat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H