Mohon tunggu...
Alvina dwi Hasanah
Alvina dwi Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai Mahasiswa di UIN KHAS Jember

Suka membaca karya-karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tawadhu Jadi Bekal Utama dalam Bermasyarakat

27 Juni 2024   17:40 Diperbarui: 27 Juni 2024   17:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nabi Muhammad SAW merupakan utusan yang paling mulia, sang pemimpin paling adil, teladan utama bagi ummatnya dalam segala hal. Beliau diutus oleh Allah dengan misi untuk menyempurnakan akhlaq bagi seluruh manusia. Sebagaimana yang telah di tuturkan dan dicatat dalam kitab musnad imam Ahmad :

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad) diutus dimuka untuk menyempurnakan akhlak yang baik (HR. Ahmad 8595).

Segala bentuk ucapan, perbuatan, dan sifat beliau menjadikan masyarakat di tanah Arab lebih beradab dan lebih berakhlaq daripada sebelumnya. Dalam kaidah kebahasaan kata akhlaq dan adab memiliki makna yang berbeda. Dr. Adi Hidayat menjelaskan bahwa adab merupakan nilai kemuliaan yang didapatkan melalui proses pendidikan, dan kemudian membentuk peradaban. Maka syarat untuk bisa menjadikan peradaban itu hanya perlu belajar, bukan iman. Sedangkan akhlaq adalah nilai kemuliaan yang didapatkan dari beribadah kepada Allah SWT. Dan inilah yang menjadi fitrah penciptaan manusia. Maka sering kita temukan orang yang beradab tapi tidak berakhlaq. Salah satu dari akhlaq Nabi Muhammad SAW adalah rendah hati atau tawadhu'.

Sifat rendah hati Nabi SAW ini sempat dikisahkan dalam kitab maulid karangan Syekh Ja'far bin Husein al barzanji :

"Bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat pemalu (memiliki rasa malu dan rasa bersalah) dan juga sifat tawadu'. "

Sifat ini beliau aplikasikan ketika tidak bersedia barang belanjanya dibawakan oleh Abu Hurairah, menyuruh sahabat untuk berjalan mendahului, dan ketika bertemu sahabat beliau akan beruluk salam terlebih dulu.

Mencegah sahabat Abu Hurairah untuk membawakan barang bawaannya menunjukkan sifat bahwa beliau tidak gila hormat, beliau tidak pernah memaksa agar beliau selalu di hormati, agar beliau selalu dikasihani, ataupun di sayangi. Rasulullah mengajari jika ingin di hormati maka hormatilah orang disekitarmu, jika ingin dikasihani maka kasihilah orang disekitarmu, jika ingin di sayangi maka sayangilah orang disekitarmu. Inilah akhlaq Rasulullah SAW. Sebagaimana sabda beliau :

Artinya: Dari sayyidina Abu Hurairah, bahwa Rasulullah , beliau bersabda: "tidak akan kurang hartamu karna shodaqoh. Tidak akan ada seorang hamba yang memaafkan sebuah kesalahan, melainkan Allah akan tambahkan kemuliaan untuknya, dan tidaklah seseorang yang merendahkan hati (tawadhu') karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya." (HR. Muslim 2588).

Di era ini, sifat tawadhu' banyak di kesampingkan. Orang-orang menampilkan apa yang dimilikinya baik dari kekayaan, jabatan, hingga keturunan guna mendapat pujian dihadapan orang lain, mementingkan dirinya sendiri, merasa lebih baik dan dan lebih mulia di banding siapapun, dan mereka akan merasa puas ketika dipuji-puji dan disanjung-sanjung. Hal semacam ini sama sekali tidak mencerminkan akhlaq dan sifat yang sudah dicontohkan oleh Nabi SAW. 

Nabi Muhammad tidak pernah mengajari ummatnya supaya selalu merasa lebih baik dan merasa paling utama. Akhlaq dan budi pekerti beliau menunjukkan sikap merasa tidak lebih baik dari pada orang lain, tetapi mencari dan menemukan kebaikan orang lain agar diteladani dan ditiru. Hikmahnya, kita akan selalu berintropeksi dan memperbaiki diri supaya berperilaku lebih baik dikemudian hari. Ajaran tawadhu' dalam kehidupan sehari-hari diabadikan oleh Allah SWT dalam al Qur'an surah ke 25 ayat 63;

"Hamba-hamba Allah itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati (tawadhu') dan apabila jahilun (orang bodoh) menyapa/menegur mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun