Pendekatan kreatif dan substantif oleh calon walikota lagi-lagi abai malah fokus ke sosok dan latar belakang calonnya. Beberapa slogan pun saya curigai sebagai bentuk cocoklogi belaka dibandingkan sintesis asli. Alhasil hanya menjabarkan kepanjangan nama kota saja terus dibikin jargon. Kalo kaya gini jadinya lebih seru pemilihan ketua himpunan mahasiswa jadinya.
Saya tidak bisa lupa dengan alasan Ketua Umum DPR RI terkait pentingnya pelaksanaan pilkada serentak tetap dilaksanakan (bisa dicek di lini berita kompas). Salah satu pernyataannya adalah untuk menguatkan penanganan pandemi covid-19 diperlukan sosok pemimpin baru dan bukan plt yang dapat membuat lambat kerja pemda karena terbatas ruang lingkupnya. Kenapa gak sekalian Ibu juga diganti aja nih biar makin oke gak cuman covid tapi juga kebijakan lain? Hehehe.
Akhir kata bagi saya keputusan tidak memilih kali ini ialah sebuah bentuk aksi dan bukanlah sikap antipati. Meski kecewa saya yakin masih ada harapan besar untuk bangsa ini ke depannya, mari tetap kita kawal. Saya tidak akan tutup dengan quotes tapi saya tutup dengan informasi bahwa kini kasus positif covid telah mencapai angka 592.900 dengan kasus baru mencapai 5.292 per 8 Desember 2020 jadi tetap stay safe guys. Oiya saya bukan orang yang biasa ngobrolin politik jadi kritik dan saran sangat terbuka di komentar. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H