Bismillah,
Tertanda malam ini telah memasuki 17 Ramadhan (malam artikel ini ditulis). Malam ke-17 ini lazim kita sebut sebagai malam nuzulul quran oleh warga Indonesia. Jika bukan karena pandemi, biasanya ada kajian spesial atau sesi khusus seperti doa bersama, pengajian pas melaksanakan teraweh unutk malam ini. Yah, tapi namanya keadaan semuanya pasti terasa beda di Ramadhan kali ini.
Tulisan kali ini mungkin ringkas, berhubung saya sempat random nanya ke teman-teman kampus atau bahkan adik-adik saya, ternyata beberapa responden masih belum bisa membedakan korelasi dan narasi dua kejadian antara nuzulul quran dan lailatul qadr.Â
Hal ini menarik karena dua kejadian ini sudah sangat lekat dengan masyarakat Indonesia padahal terdapat fase yang mebedakan keduanya. Meski saya bukan lulusan pesantren tulen atau jurusan agama, setidaknya saya mau berbagi sedikit dari apa yang saya peroleh kala mondok pas SMA dan pendapat ustad-ustad kondang lain.Â
Nuzulul quran terdiri dari dua kata yakni nuzulul dan quran, nuzulul sendiri dalam arti bahasa Arab dapat diartikan "turun dari tempat tinggi". Sehingga jika kita artikan nuzulul quran secara sederhana ialah turunnya Al-quran secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW kala beliau berkhalwat di Gua Hira.Â
Lailatul qadr juga terdiri dari dua kata yakni "lailatul" dan "qadr". Menurut Ustad Adi Hidayat kata "lailatul" memiliki keistimewaan tersendiri dibanding arti "lail" yang berarti malam, artinya malam itu ialah malam yang sangat istimewa. Â
Arti "qadr" sendiri menurut pendapat Pak Quraish Shihab memiliki arti "kemuliaan"karena pada malam tersebut Al-Quran turun ke baitul izzah (langit pertama).
Jadi sama-sama turunnya Al-Quran?? Eits ada bedanya. Terdapat poin penting yang membedakan keduanya yakni terkait fase terjadinya. Secara fase, nuzulul quran ialah persitiwa turunnya ayat Al-quran pertama yakni Al-Alaq 1-5 kepada Nabi Muhammad SAW kala berkhalwat di Gua Hira pada 17 Ramadhan.Â
Peristiwa itu menjadi penanda turunnya Al-quran secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW. Berbeda dengan lailatul qadr, menurut beberapa riwayat yakni As-Suyuthi menyebutkan bahwa pendapat paling shahih dan populer ialah lailatul qadr merupakan fase di mana Al-Quran turun dari lauhul mahfudz yakni sebuah tempat di mana Allah menetapkan segala hal kejadian alam semesta (waallahu alam) ke langit dunia secara keseluruhan.Â
Kalau diilustrasikan seperti ini.