Disclaimer: Tulisan ini bukan buat menanggapi fatwa atau kritik terhadap lembaga atau pemerintah. Bukan juga cocoklogi, murni dengan niat meningkatkan kesadaran dan keimanan semata atas kejadian yang menimpa kita dan dunia. Nuhuun
Pandemik virus COVID-19 atau biasa disebut virus COVID-19 yang mewabah di seluruh dunia termasuk Indonesia menjadi wabah yang menjadi isu global dan menghambat segala aktivitas kehidupan manusia akhir-akhir ini. Terhitung semenjak hari ini dituliskan jumlah orang terinfeksi di Indonesia telah mencapai 227 kasus. Langkah-langkah preventif seperti social distancing dan sistem lockdown yang diterapkan di beberapa negara merupakan upaya yang dilakukan guna menekan jumlah orang yang terinfeksi. Secara historis virus atau wabah nyatanya pernah terjadi di masa kenabian baik sebelum Islam datang maupun setelahnya. Hal ini dapat dibuktikan melalui teks-teks tertulis baik melalui wahyu berupa Al-Quran secara tidak langsung atau teks hadis secara langsung.
Wahyu dalam perspektif Islam dipahami sebagai bentuk risalah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang merupakan firman Allah SWT tanpa perubahan atau modifikasi baik dari beliau atau pun malaikat Jibril sekalipun[1]. Allah menjamin keasliannya dalam surat Al-Hijr ayat 9 “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Secara terminologi wahyu dapat juga diartikan sebagai ilham, isyarat, maupun perintah yang secara langsung diberikan oleh Allah SWT[2].
Lantas bagaimanakah kita sebagai seorang muslim seharusnya melihat wabah COVID-19 yang kini menerjang? Perspektif Al-Quran dan Hadis terkait pandemik COVID-19 dapat memberikan sudut pandang bagi kita bahwa tanda yang diberikan Allah terkait wabah COVID-19 telah jelas baik terkait sifat zatnya, upaya penanganannya, dan hal-hal lain yang berasosiasi dengannya. Selain itu dengan menggali hikmah atas pandemik COVID-19 melalui tanda-tanda ini mampu menjadi salah satu bukti nyata atas keaslian risalah Al-Quran dan Hadis yang selama ini diragukan kaum orientalis dan liberalis.
Pertama, sebagai sang khalik kita harus mengetahui bahwa sejatinya COVID-19 termasuk makhluk Allah juga sesuai dengan ayat Al-Quran surat Al-Baqarah 164:
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-Nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Al-Baqarah : 164).
COVID-19 mungkin hanya sebagian kecil dari tanda-tanda yang ditunjukkan oleh Allah SWT. Makhluk Allah tidak hanya dibatasi oleh material dan indra tetapi juga yang imaterial. Hal ini menjadi landasan yang harus diimani umat Islam terkait subjek ilmu itu sendiri seperti yang diterangkan dalam surat Al-Haqqah ayat 38-39 [3].
فَلا أُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُونَ . وَمَا لا تُبْصِرُ
Artinya:” Maka aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.”(QS Al-Haqqah : 38-39)
COVID-19 merupakan jenis virus dan memiliki keunikan di antara makhluk hidup lainnya. COVID-19 virus memiliki bentuk spherical atau bulat yang berisi RNA dengan ukuran mencapai nanometer. Nama “corona” hadir karena bentuknya yang seperti mahkota. Selayaknya virus pada umumnya, virus merupakan makhluk hidup yang akan aktif saat menemukan inangnya.[4] Ketika memasuki sel inang, virus akan memperbanyak dirinya jika sel inang yang dimasukinya tidak memiliki pertahanan diri yang dan daya tahan tubuh yang cukup.