Mohon tunggu...
Alvika Jienni
Alvika Jienni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hope you enjoy my creativity and God bless you.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Terungkap! Skincare Lokal Overclaim, Skincare Korea Jadi Primadona!

21 November 2024   19:26 Diperbarui: 21 November 2024   19:38 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Viral salah satu akun dokter di platform social media yang membongkar kebusukan marketing para owner di Indonesia dengan cara mengklaim kandungan di produknya secara berlebihan melalui uji laboratorium produk. Contoh, produk A menggunakan tagline 10% niacinamide dan menggembor-gemborkannya di tiap promosi, kenyataannya owner hanya memakai 5% niacinamide di produknya yang artinya ia telah melakukan manipulasi penjualan/pembohongan publik. 

Tindakan overclaim ini tidak hanya terjadi pada satu atau dua produk skincare di Indonesia yang akhirnya membuat publik khususnya kaum wanita sebagai mayoritas pengguna skincare merasa ragu dan trust issue, bahasa kerennya. 

Kejadian ini juga menjadi salah satu faktor terbesar kenapa perempuan Indonesia kini beralih mata ke arah skincare korea meskipun secara realistis harganya lumayan mahal bagi sebagian orang. Lalu, kenapa, sih pindahnya ke skincare korea? Kenapa bukan skincare india? Apa daya tarik dari skincare korea? Gass, kita kulik!

1. Isi lebih banyak dari skincare Indonesia

Yup, bukan rahasia lagi kalau isi skincare korea lebih melimpah dibanding skincare lokal. Serum lokal yang mayoritas hanya 20-30 ml dengan harga bervariasi dari murah sampai mahal, sedangkan serum korea 30-100 ml dengan harga yang lumayan pricey (dalam rupiah Indonesia), namun dengan isi yang sebanyak itu dan pemakaian yang awet sampai 1 tahun, terdengar worth it, nggak?

2. Tidak overclaim

Kandungan aktif seperti niacinamide, vitamin c atau glycolic acid minim terjadi overclaim dalam skincare korea karena awareness dari masyarakat korea sendiri akan skincare dan beauty standar yang berlaku di sana membuat persaingan antar produk skincare saling balap untuk memberikan hasil terbaik.

3. Marketing

Sudah pasti ada pengaruh marketing di fenomena ini. Bintang iklan, idol kpop serta influencer yang menampilkan efek glass skin serta bebas dari permasalahan kulit menjadi poin plus kenapa skincare korea semakin diminati oleh perempuan Indonesia.

4. Stigma negatif kulit sawo matang

Ini lumayan aneh sebenarnya. Di Indonesia yang merupakan wilayah tropis dan kaya akan cahaya matahari, memiliki kulit sawo matang adalah bentuk ketidaksempurnaan. Cemoohan seperti “maghrib banget sih”, “dekil”, “ga pernah mandi” sering dilontarkan kepada pemilik kulit sawo matang, khususnya di Indonesia. Stigma negatif ini membuat orang-orang condong membeli produk pemutih kulit dan mencerahkan yang secara kebetulan sesuai dengan marketing skincare korea. Ini juga yang menyebabkan kenapa produk kecantikan di Indonesia lebih sering memakai tagline memutihkan alih-alih mencerahkan atau melembabkan.

5. Hasil yang “instan”

Banyak pengguna skincare mengatakan bahwa hasil dari pemakaian skincare korea lebih cepat daripada skincare lokal. Permasalahan kulit yang mereka alami seperti bekas jerawat, komedo, atau bruntusan yang lama menemukan hasil dari skincare lokal, ketika beralih ke skincare korea, hanya dalam kurun beberapa hari sudah terlihat efek positifnya yang seolah-olah memberikan hasil “instan”.

6. Fomo (Fear of Missing Out)

Fomo menurut KBBI adalah ikut-ikutan, takut ketinggalan momen/trend. Adanya globalisasi hallyu wave ditambah kontroversi skincare overclaim membuat banyak orang menjadi fomo membeli skincare korea tanpa tahu kondisi asli kulit mereka dan perawatan seperti apa yang harusnya dilakukan.

Sebenarnya, tidak semua skincare lokal melakukan manipulasi marketing secara overclaim, banyak juga yang kandungannya memang sesuai dengan apa yang diklaim dan memberikan hasil yang optimal pada kulit. 

Namun, semua tergantung pada preferensi masing-masing individu, lebih cocok produk skincare dari negara mana asal mereka tetap bayar pakai uang sendiri. Ada benarnya untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dermatologist terkait kondisi wajah dan cara perawatannya serta mempelajari bahan-bahan aktif skincare karena tidak semuanya boleh digabung dalam satu pemakaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun