Kita akan dapat tetap hidup dengan jantung yang terus berdetak , tetapi kita tidak dapat menggerakkan anggota tubuh yang lain jika otak berhenti bekerja, makanya tubuh manusia tidak dapat berfungsi tanpa otak. Pada saat lahir, berat otak bayi yang baru lahir sekitar 25% dari berat otak orang dewasa. Charles Nelson dan rekan-rekannya (2006) telah menemukan bahwa bayi yang baru lahir menghasilkan gelombang otak, sehingga mereka dapat membedakan suara ibu mereka dari suara wanita lain, bahkan saat sedang tidur.
Dalam dunia anak dan kedokteran tentunya kita tidak asing lagi dengan istilah autis atau autisme. Autisme adalah gangguan terhadap perkembangan anak yang mengakibatkan hambatan dalam sosialisasi, komunikasi dan tingkah laku. Penyebab autis ini sendiri masih belum pasti hanya beberapa penelitian menyebutkan bahwa autis sering terjadi selama kehamilan, terutama kehamilan muda atau batita (bawah tiga tahun) karena pada saat dalam kandungan ibu bayi tersebut sering mengkonsumsi makanan yang mengandung zat kimia yang mengganggu pertumbuhan sel otak dan mutasi kelainan genetik, menghirup udara beracun, dan bisa jadi karena pernah pendarahan hebat.
Gangguan autisme pada sebagian individu sudah mulai muncul sejak bayi. Ciri yang sangat menonjol adalah tidak ada kontak mata dan reaksi yang sangat minim terhadap ibunya atau atau orang lain. Ciri ini semakin jelas dengan bertambahnya umur, pada saat bayi sudah menatap, mengoceh, dan cukup menunjukkan reaksi pada orang lain, tetapi kemudian pada suatu saat sebelum usia 3 tahun ia berhenti berkembang dan terjadi kemunduran. Ia mulai menolak tatap mata, berhenti mengoceh, dan tidak bereaksi terhdap orang lain.Â
Maka anak baru dikatakan mengalami gangguan autisme. Kualitas yang kurang dalam kemampuan komunikasi timbal balik, dan minat yang terbatas disertai gerakan-gerakan berulang tanpa tujuan, maka dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut terkena autisme.
Adapun ciri gangguan pada autisme tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ganguan dalam komunkasi
o Terlambat bicara
o Meracau dengan bahasa yang sulit dimengerti
o Menarik tangan orang lain bila menginginkan sesuatu
2. Ganguan dalam interaksi
o Lebih asik bermain sendiri
o Menolak kontak mata
o Tidak mau menengok apabila dipanggil
o Ekspresi wajah tidak sesuai dengan perasaan
o Mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan dengan teman sebaya
3. Gangguan dalm tingkah laku
o Asik main sendiri
o Tidak mau diatur
o Menyakit diri
o Sering melamun
o Tingkah laku tidak terarah
Untuk penangan anak yang mengidap autis tidak ada obat khusus untuk memperbaiki struktur otak atau jaringan syaraf yang kelihatannya mendasari autis, tetapi dengan cara terapi. Terapi ini sangant efektif untuk penanganan pada anak autis yang berusis di bawah tiga tahun, karena usia ini otak anak masih bersifat plastis. Terapi yang diperuntukkan anak bisa melalui, sebagai berikut :
a. Terapi wicara, yaitu terapi untuk melancarkan otot-otot mulut agar anak lancar berbahasa.
b. Teori biomedis, yaitu terapi melalui perbaikan kondisi tubuh agar terlepas dari faktor yang merusak tubuh. Biasanya terapi ini hanya untuk pengobatan tertentu seperti kecemasan, depresi, atau gangguan obsesifkompulsif.
c. Terapi perilaku, yaitu terapi yang bertujuan agar perilaku anak menjadi terkendali dan mengerti norma sosial yang berlaku.terapi ini sangat penting untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H