Selimut mentari masih menari;
Jiwa terdekap erat seakan menenggelamkanku dalam rayuan mimpi
Senyuman itu hadir kembali
Membangunkan igawan nan selalu menghangatkan diri.
Ya aku tahu;-
Kebahagian nan hadir selama ini
Hanyalah sebatas mimpi yang entah kapan akan berakhir
Menggenangi kedua kornea dalam lamunanku.
Semuanya hanyalah kabut semata; aku tahu.
Terlalu dangkal jemari ini melukiskan dirimu
Gurat senyuman itu
Sekonyong-konyong hadir ketika aku bahagia
Melepas semua kenangan pahit dalam dada
Aku tahu;
Aku mencintaimu dalam diam
Tanpa adanya batasan membentang luas di hamparan itu,
Andai saja engkau tahu puan,
Ketika tatapanmu berpijak
Aku sangat sulit untuk melupakan dirimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H