Mohon tunggu...
Alvi Anugerah
Alvi Anugerah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis jika sedang menggebu-gebu

Humaniora Universal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kesamaan Guru dan Mitra Driver Ojol di Mata Nadiem Makarim

25 November 2019   10:59 Diperbarui: 26 November 2019   06:00 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: KOMPAS.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Mungkin, sesekali di sela kunyahan makan siangnya, atau sesaat mematikan shower sehabis  mandi, atau setelah pillow talk dengan Mbak Franka sebelum bobo, Mas Nadiem bergumam dalam hati, "Ya Tuhan, jauhkan aku dari sikap PHP yang terkutuk. Amin."

PHP. Pemberi Harapan Palsu. Saya yakin Nadiem pasti takut jadi PHP. Sejak tanggal 23 Oktober, Banyak orang berharap sangat lebih bahwa Nadiem bisa membawa sistem pendidikan di Indonesia menjadi decacorn seperti GO-JEK.

Tak sedikit juga netizen yang mengkhayal ingin kembali sekolah di bawah kepemimpinan menteri Nadiem. Termasuk saya. Hampir setiap hari, kolom search di web browser handphone saya selalu ada ejaan namanya. Saya enggak sabaran menunggu gebrakan apa yang akan dia lakukan.

Memang, Nadiem terlihat sangat berhati-hati. Ia merendah dan memilih jadi "murid" di kementeriannya dan di depan para pakar pendidikan. Katanya, Nadiem ingin lebih banyak mendengar dan belajar. 

Namun, gaya kerja Nadiem mulai terlihat dari caranya memprioritaskan sesuatu, yakni guru.

Dalam naskah pidato viralnya itu pun dia berkata bahwa: semua perubahan akan berawal dan berakhir di guru. Nadiem menjadikan guru sebagai striker dalam formasi  4-4-2 pendidikan selama 5 tahun ke depan. Guru adalah ujung tombak yang kelak jadi pencetak gol-gol kemenangan pendidikan kita ke depan.

Saya melihat, Nadiem akan memuliakan guru selayaknya ia memperlakukan para mitra driver ojek online dulu. Kok bisa? 

sumber: mitraojek.com
sumber: mitraojek.com
Pertama, guru dan driver ojol adalah profesi yang sama-sama mengandalkan jasa. Kalau ojol menawarkan jasa mengantar, kalau guru menawarkan jasa mengajar. Tanpa bermaksud membanding-bandingkan profesi, Keduanya sama-sama punya sumbangsih di bidangnya masing-masing. 

Kedua,  selayaknya guru yang dijadikan Nadiem sebagai ujung tombak sistem pendidikan, driver ojol juga ujung tombak bagi perusahaan teknologi bernama GO-JEK. 

Mobilitas dan kuantitas driver ojol adalah gambaran langsung pertumbuhan revenue GO-JEK. Semua aktivitas on demand di super apps GO-JEK berjalan dengan baik dengan adanya bantuan driver. 

Ketiga, Karena peran driver ojol yang sungguh vital, lihatlah benefitnya menjadi driver ojol hari ini. Penghasilannya jauh meningkat dibanding saat belum disentuh teknologi. Ojol tidak hanya mengantar orang, tapi juga makanan sampai barang-barang. 

Akses mereka terhadap layanan perbankan dibuka. Kehadirannya diberdayakan: Diajarkan berkendara yang aman, diajari bahasa inggris, anak dan istrinya diperhatikan. Bahkan, driver-driver yang berprestasi tiap tahunnya mendapat penghargaan. Dengan skema tertentu, driver bahkan bisa mengajukan cicilan rumah. 

sumber: health.detik.com
sumber: health.detik.com
Saya yakin, Nadiem akan memuliakan guru sama dengan caranya memuliakan para mitra driver. Tentunya dengan konteks "menjadi seorang guru" hari ini. 

Para guru, silahkan sampaikan khayalan anda kepada Mas Menteri tentang gaji guru honorer yang layak, fasilitas mumpuni, dan untuk pengembangan diri serta kesempatan melakukan inovasi dengan tidak terpaku pada teks buku. Asalkan dengan passion dan kerja keras, saya yakin khayalan para guru akan terwujud jadi nyata. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun