Mohon tunggu...
Alvi Anugerah
Alvi Anugerah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis jika sedang menggebu-gebu

Humaniora Universal.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Seorang Ilmuwan Muda Ungkap Fakta Menarik Tentang Perjalanan Waktu

26 Oktober 2015   15:48 Diperbarui: 26 Oktober 2015   15:53 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi/Kompas Print"][/caption](Bandung/26 Oktober 2025)

Kompasiana.com---Dzunaedi Usman (19), seorang ilmuwan belia asal Indonesia, membuat geger dunia ilmiah seantero dunia lantaran hipotesis yang ia buat tentang perjalanan waktu. Usman, begitu ia kerap disapa, membuat hipotesis  dengan menanggapi dari apa yang telah dikemukakan Stephen Hawking sebelumnya tentang teori lubang cacing (Warmhole).

Pada teori lubang cacing, Stephen Hawking berhipotesa jika perjalanan menjamah dimensi keempat (menjelajah waktu) hanya bisa dilakukan lewat medium yang disebut lubang cacing. Medium lubang cacing adalah medium kasat mata yang sebenarnya berada di sekitar kita. Lewat medium itulah manusia bisa menjelajahi ruang dan melintasi waktu. Namun permasalahannya saat ini adalah: bagaimana caranya manusia bisa melihat dan melewati lubang yang lebih kecil daripada ukuran badannya?

Dalam hipotesanya, Usman mengatakan bahwa warmhole itu tidak ada. Apakah harus membuat kecil tubuh manusia terlebih dahulu untuk melintasi ruang dan waktu? Begitu pertanyaan skeptis Usman yang juga  mencoba mematahkan argumentasi Hawking. Lantas, metode apa yang Utsman gunakan untuk menjelajah waktu?

Usman memanfaatkan gejala alam pada saat pergantian waktu petang ke malam untuk melakukan penjelajahan waktu. Ia memanfaatkan fenomena pergantian hari yang merujuk pada pergantian tahun hijriyah. “Waktu maghrib (petang) ada;ah fenomena alam yang luar biasa. Banyak dari kita yang luput bahwa banyak keajaiban-keajaiban ilmiah yang bisa kita lakukan lewat pergantian waktu di petang hari itu,” begitu jawab Usman dengan meyakinkan ketika ditemui kompasiana.com di Bandung Teknopolis.

Usman membuat hipotesanya dengan sebutan teori “garis sejajar.”  Teori ini menjabarkan tentang probabiltas perjalanan waktu semakin besar terjadi ketika transisi waktu dari petang ke malam berada dalam satu garis yang sejajar. Teorinya bukan isapan jempol belaka. Wings Inc., salah satu perusahaan teknologi di Bandung Teknopolis tempat di mana Usman bekerja turut membantu proyek melintasi waktu yang digagas Usman. Mereka mencoba mendeteksi teori garis sejajar dengan memasang gelombang elektromagnetik di sepanjang petang hingga awal malam. Gelombang elektromagnetik yang didesain sedemikian rupa itu menangkap sumber magnet besar yang menyedot objek yang tepat berada di pusaran gelombang elektromagnetik itu. Hal ini juga menepis mitos orangtua zaman dulu yang melarang anaknya keluar di waktu petang. “orangtua zaman dulu menganggap kalau keluar di waktu petang itu bakal dibawa makhluk halus, padahal sesungguhnya, gelombang elektromagnetik ini yang menarik anak itu ke dunia “antah berantah”

Undangan Makan Malam NASA dan Sikap Lamban LAPAN

Teori garis sejajar gagasan Usman itu dengan segera cepet menyebar ke seantero dunia. Dilansir dari cnn.com, NASA langsung membuat sikap mengejutkan. Lewat duta perwakilannya yang tengah melawat ke Bandung Teknopolis, Robbert Pattern, menyampaikan undangan makan malam sekaligus presentasi di depan pejabat-pejabat tinggi NASA. Ketika ditanya perihal undangan itu oleh Kompasiana.com, jawaban Usman hanya singkat: “bangga, tapi akan lebih bangga kalau bangsa kita yang merealisasikan.

Di tempat terpisah, kepala Lembaga Penerbangan dan Luar Angkasa (LAPAN), Fabiansyah Rayhan, menanggapi dingin temuan Usman. “Kita harus mengkaji lebih dalam apa yang ditemukan anak muda itu perihal penjelajahan waktu. Meski bukan hal mustahil, penelitian tentang penjelajahan waktu membutuhkan energi ekstra dan biaya yang tidak sedikit juga.”

Ilmuwan dunia pun berbeda pendapat tentang temuan Usman. Sebagian Ilmuwan mengatakan bahwa apa yang ditemukan Usman belum mampu menjawab kemungkinan tentang fenomena penjelajahan waktu itu bakal terlaksana. Namun, sebagian ilmuwan meyakini bahwa temuan Usman adalah tinggak bahwa fenomena penjelajahan waktu adalah bukan hal mustahil bisa terjadi di masa depan. (APA)

 

NB: Artikel ini hanya artikel fantasi penuh daya khayal tinggi yang gaya penulisannya dibuat hardnews.  Tapi, bukankah segala sesuatu itu dimulai dari khayalan?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun