Mohon tunggu...
Alvi Anugerah
Alvi Anugerah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis jika sedang menggebu-gebu

Humaniora Universal.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Mengkhayal Founder Go-jek Jadi Pejabat Negara

16 Juni 2015   14:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:01 4345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, Nadiem Makarim bisa diproyeksikan sebagai Direktur Transjakarta. Dalam kondisi ibukota kekinian, kehadiran transportasi bus dengan jalur khusus itu idealnya jadi kebutuhan pokok warga. Namun pada kenyataannya, permasalahan sterilisasi jalur, belum adanya jadwal bus yang pagu karena tingkat ngaret bus yang relatif tinggi, kondisi bus memprihatinkan ditambah permasalahan birokrasi, membuat progres transjakarta jadi alat transportasi ideal bagi warga kota masih jadi impian. Saya yakin, Nadiem punya ide sederhana untuk memecahkan masalah-masalah itu.

Transjakarta Merek Foton | (kompas.com)

Kedua, Nadiem begitu ideal untuk menempati posisi sebagai  Kepala Dinas Perhubungan  DKI Jakarta. Terobosan-terobosan Ahok untuk sistem lalu lalang transportasi di DKI  harus diakui adalah baik. Namun, tanpa memiliki pelaksana handal, terobosan-terobosan Ahok hanya jadi kumpulan ide-ide mentah. Urusan trayek angkutan yang njelimet, izin KIR yang jadi barang mainan oknum-oknum pemerintahan, persoalan klasik kendaraan umum ngetem, serta permasalahan terkait manajemen transportasi yang lain harusnya bisa dengan cepat teratasi jika ada sosok kadishub yang tepat mengisinya. Lantas, bagaimana orang non pemerintahan seperti Nadiem bisa masuk dalam struktur pemerintahan yang notabene diisi oleh pejabat-pejabat karir? Sistem lelang jabatan yang digagas Jokowi-Ahok di DKI harusnya bisa jadi solusi orang-orang capable non pemerintahan masuk ke dalam pemerintahan.

Bandara Juanda gembok mobil yang parkir sembarangan | NTMC Polri

Ketiga, Mengkhayal Nadiem jadi Menteri Perhubungan? Mengapa tidak? Tentunya bukan untuk periode sekarang. Nadiem tampak ideal jika jadi menteri perhubungan di masa depan. Melihat background Go-Jek tak hanya fokus bergerak di bisnis transportasi, melainkan bisnis logistik seperti kirim antar barang, Belanja, juga pemesanan makanan, ide-ide Nadiem harusnya semakin menarik jika diimplementasikan dalam ranah yang lebih luas.

Aktivitas pekerja pada proyek pembangunan Pelabuhan New Priok di Kalibaru, Jakarta Utara | (Kompas.com)

Keempat, bukan tak mungkin Nadiem Makarim sangat berbakat untuk menempati posisi sebagai Menteri Sosial. Lah, kok bisa? Jelas bisa dong. Nadiem mengklaim bahwa bisnisnya adalah bergenre socialpreneur, yakni usaha mencari profit namun dengan menggerakan lini-lini sosial sebagai unsur utamanya. Kementerian Sosial harus lebih terbuka untuk mengadopsi ide-ide sejenis Go-Jek. Hal itu kan bisa jadi momentum menghilangkan stigma masyarakat tentang kementerian sosial sebagai kementerian pemberi bantuan. Meski memberikan bantuan adalah perihal mulia, memberdayakan orang nampaknya kegiatan yang lebih mulia.

Artikel ini bukan artikel dagelan. Inilah kekuatan khayalan. Layaknya Sukarno yang mengkhayal sebuah Indonesia Merdeka, atau Nadiem yang mengkhayal tentang kehidupan tukang ojek yang sejahtera, saya pun sama, berharap orang-orang cergaslah yang menduduki jabatan-jabatan di pemerintahan. Semoga deh ya… 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun