[caption id="attachment_373798" align="aligncenter" width="546" caption="Aiman Witjaksono/Kompas.com"][/caption]
Pada 17 Maret 2015 silam, Untuk kali kedua, saya kembali mendapat giliran menjadi partisipan video call di acara talkshow “Kompasiana TV” di Kompas TV. Tema yang jadi pembahasan adalah fenomena media dan gerakan masyarakat luas terkait tagar #SaveHaji Lulung. Haji Lulung yang kini sedang jadi “rockstar” media sosial itu pun turut hadir menjadi narasumber. Beliau duduk manis mendampingi Cindy Sistyarani, di studio Kompas TV di bilangan FX, Sudirman, Jakarta Pusat.
Baru saja mendaratkan pantat di kursi dan menempelkan headset ke telinga, saya mendengar suara khas News Anchor Kompas TV, Aiman Witjaksono, yang tengah berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Oh, ada segmen ekslusif Ahok Bicara di Program Kompas Petang rupanya.
Dengan gaya khas nada tenornya, Ahok bercerita pada Aiman tentang kondisi terkini hubungannya dengan DPRD, juga tentang pemanggilan istri terkasihnya, Veronica Tan. Ahok juga bercerita perihal dugaan “menyeleweng” bawahannya terkait pemanggilan Veronica Tan oleh tim angket DPRD DKI Jakarta.
Sesaat kemudian, pukul tujuh malam datang. Saatnya saya bersiap diri untuk tampil Live di Kompas TV. Sembari memperbaiki posisi rambut, saya baru sadar bahwa sudah pukul 7 malam lewat sedikit, tapi acara ekslusif Ahok Bicara itu belum juga selesai. Headset yang menempel di telinga saya memancarkan suara Ahok yang berkata:
“Udah aja lah, udah jam 7, nih.”
Saya yang juga membuka siaran TV online untuk menonton tayangan Kompas Petang melihat bahwa posisi Kompas TV sedang iklan. Berarti, perkataan Ahok yang meminta acara disudahi itu terjadi pada saat iklan/off the record/off air. Saya baru menyadari kalau saya bisa mendengar suara Ahok karena headset saya terhubung langsung dengan audio di Studio Kompas TV.
Sesaat kemudian, headset yang saya kenakan hening. Tak lagi ada suara riuh orang di studio, suara ahok, atau suara apapun itu. Saya otak atik saja layar tampilan video call untuk mengusir hening itu.
Tiba-tiba, suara Aiman mengagetkan saya. Terdengar dari headset ini, ia berkata:
“Tambahin satu segmen lagi, gue yang tanggung jawab”! Dengan nada yang menurut saya, sedikit tinggi. Bilangin ke mba bla bla bla (saya lupa nama mba yang disebut Aiman) gue yang tanggung jawab, tambahin satu segmen lagi.”
Saya yang sedang diam dari tadi tiba-tiba kaget mendengar suara Aiman yang cukup bergolak-golak. Saya maklum karena yang sedang ia wawancarai adalah pejabat yang juga terkenal dengan gaya bicaranya yang menggolak-golak. Praktis, suasana di sana membuat Aiman jadi “mendidih”.
Selang berapa lama, kata-kata Aiman terakhir yang membuat kaget saya sempurna malam itu. Aiman berujar: “Gue rela dipecat dari Kompas TV demi Ahok”. Untuk kalimat terakhir yang Aiman ucapkan itu, yang saya dengar jelas hanya kata “rela dipecat”. Belakangan, saya menyadari Aiman juga mengucapkan kata “kebenaran” di penutup kalimatnya. Mungkin maksudnya adalah ia bertanggungjawab dan rela dipecat dari Kompas TV dengan menambah satu segmen (padahal durasi acaranya telah habis) karena wawancara yang ia lakukan bersama Ahok adalah wawancara dalam rangka mengungkap kebenaran. Entah benar atau tidak. Asumsi telinga saya terbatas.