Mohon tunggu...
Alvia Azlina
Alvia Azlina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kala Senja Terjebak dalam Hutan

23 November 2018   22:20 Diperbarui: 23 November 2018   22:52 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Aku segera memberi informasi mengenai kerusakan minibus dan jumlah orang yang ada sekarang. Petugas hutan melihat dan terlihat bingung sembari menatapku. "Ini jumlahnya cuma 7 orang." Aku menatap heran dan menghitung jumlahnya. Ku amati lagi, ternyata Pak Fred tidak ada dan hanya tas yang tertinggal. Aku tidak bisa menghubungi, karena ponsel Pak Fred terjatuh tadi. Terdengar suara berisik dari belakang mobil. Ternyata itu Pak Fred yang baru saja buang air besar di hutan dan sudah tidak sanggup menahan.

Penjaga hutan membantu untuk menyalakan api dengan koreknya. Keadaan semakin gelap, penjaga hutan berkata bahwa ada temannya yang menuju ke sini menggunakan motor. Orang yang tadi kuhubungi ternyata bukan beliau, karena posisi penjaga yang sekarang ada di dekat minibus yang mogok.  Aku memutuskan, Anggi dan Kevin turun ke pos terlebih dahulu. Namun, Bu Prita menolak usulanku. Kevin tidak bisa ditinggal dan hanya ingin bersama orang tuanya. Aku meminta Bu Prita dan Kevin untuk pergi terlebih dahulu. Namun, jika Kevin dan Bu Prita terlebih dulu ke sana, aku masih membutuhkan ponsel Bu Prita untuk menghubungi temanku yang di perjalanan.


"Bu, saya boleh minta tolong untuk menghubungi teman saya lebih dulu. Nanti semua pindah ke pos penjaga lebih dulu, baru kalau teman saya datang, bapak dan ibu bisa langsung menuju penginapan. Biar saya dan Pak Her di sini menunggu teknisi datang."


Pak Fred menyela dan mengatakan ingin tetap berada di hutan bersamaku dan Pak Her. Jadi yang pertama turun ke pos adalah Bu Prita dan Kevin. Jika motor kedua datang, maka Anggi yang dibawa, berlanjut Kanaya dan Pak Lukman yang terakhir. Aku segera menghubungi temanku yang lagi-lagi tidak langsung di jawab olehnya.

"Bu, whatsapp aja teman saya. Bilang kalau titik penjemputan ada di pos jaga. Bukan di dalam hutan." Bu Prita segera mengetik di ponsel. Sebelum Bu Prita beranjak pergi, aku memberikan kotak makan kepada Kevin dan satu kotak makan kuberikan ke Pak Her yang terlihat lelah hari ini.

Aku mendekati Anggi dan Kanaya yang duduk di depan api unggun. Aku memilih mereka berempat, karena keadaan Anggi yang terkilir ditambah Kanaya yang ketakutan, serta keluarga Pak Lukman dan Bu Prita besok harus datang ke acara Kompasianival 2018 dan Kevin yang jangan sampai asmanya kambuh. Setelah itu, satu persatu mulai menaiki motor dan berada di pos jaga.

Menunggu sekian lama dengan keadaan malam yang indah bertabur bintang. Aku menatap Pak Her yang termenung. "Kenapa pak? Ada masalah?" Pak Her bercerita banyak denganku sembari menunggu teknisi datang. Mungkin sekarang sudah lebih dari pukul 8 malam. Terdengar suara motor berhenti di depan minibus. Akhirnya, aku baru bisa lega saat kuketahui itu adalah teknisi dan penjaga hutan yang bersedia mondar-mandir ke dalam hutan.


Lumayan lama aku, Pak Fred, dan Pak Her menunggu mobil bisa dikendarai kembali. Pengalaman pertamaku ini akan sulit ku lupakan. Terjebak di dalam hutan, berkeluh kesah dengan Pak Her, dan tidak lupa diberi berbagai ilmu mengenai biologi oleh Pak Fred. Aku berharap untuk perjalanan lainnya tidak akan lagi terjebak di hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun