2. Merusak legitimasi proses dan hasil pemilu
Karena hoaks ini, masyarakat jadi meremehkan hasil pemilu.
3. Polarisasi, konflik sosial, dan perpecahan
Perpecahan akibat hoaks tidak hanya terjadi di media sosial tetapi juga dalam kehidupan pribadi. Apalagi contohnya sesama teman bisa cekcok karena hal ini.
4. Megalihkan perhatian orang
Akibat hoaks, masyarakat cenderung mengalihkan perhatiannya. Dalam memilih calon pemimpin misalnya, mereka tidak lagi melihat visi dan misi atau program calon pemimpin, tetapi hanya melihat informasi yang salah.
Yang bisa kita lakukan untuk menghindari penyebaran berita hoaks adalah:
1. Ubah pola pikirnya
Kita bisa membantu menangkal hoaks dengan mengubah pola perilaku kita menjadi tidak asal sebar informasi. Saring sebelum berbagi
2. Skeptis
Selain itu, skeptis atau berpikir kritis bisa menjadi pilihan. Sebelum menerima informasi dari media sosial, ada baiknya memeriksa terlebih dahulu informasi tersebut, terutama jika informasi itu meremehkan.
3. Cek sumber
Mengecek sumber informasi juga penting dilakukan. Ia menyarankan masyarakat mengambil berita dari sumber terpercaya.
4. Sadari hoaks manfaatkan sisi emosional
Beredarnya berita hoaks cenderung memanfaatkan emosi pembaca, seperti sisi kebencian, kesukaan, atau jika kita mendewasakan sesuatu.
5. Tularkan pengetahuan dan kebenaran
ika kita sudah mengetahui berita mana yang hoaks, ada baiknya kita menyampaikan kebenaran tersebut kepada sekitar kita. Begitu pula, tidak lebih banyak orang yang tertipu hoaks.
Milenial dan Gen-Z jadi kelompok pemilih dengan jumlah terbesar di Pemilu 2024. Sebagai pemilih pemula atau first-time voters, mereka memiliki peran penting untuk menciptakan Pemilu berkualitas karena antusiasmenya tinggi.
Generasi milenial dan Gen Z berperan penting dalam menangkal hoaks yang biasa muncul di media sosial menjelang Pemilu 2024. Sebagai generasi yang akrab dengan teknologi informasi, media sosial, dan sejenisnya, kedua generasi muda diharapkan mampu melawan penyebaran hoaks.