Miris dan sangat disayangkan ketika para calon penerus bangsa yang memiliki semangat tinggi untuk belajar dan berprestasi harus mengubur dalam-dalam mimpinya hanya karena soal ekonomi.
Presiden Soekarno pernah mengatakan, “seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu pemuda dapat mengubah dunia”. Apa artinya? Ketika bangsa ini menghendaki perubahan, maka pemuda harus berada di baris paling depan.
Lalu, bagaimana perubahan di Indonesia ini akan terjadi kalau generasi mudanya saja putus sekolah?
Konklusinya, apabila dikembalikan pada pertanyaan awal mengenai realistis atau tidaknya wacana sekolah gratis maka jawabannya adalah tidak. Jawaban tersebut sekali lagi jika dilihat dari sudut pandang pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan di Indonesia.
Sebelum pandemi menerpa saja, kebijakan ini tampak sukar untuk direalisasikan. Terlebih di masa pandemi beban yang ditanggung pemerintah semakin berat. Namun komitmen pemerintah untuk tetap memprioritaskan pendidikan meski di tengah kondisi yang serba tak pasti ini agaknya juga perlu diapresiasi.
Pada akhirnya, meski wacana ini jauh dari kata realistis kita sebagai masyarakat Indonesia tetap harus berusaha dan tak lupa berdoa memohon pada Tuhan yang Mahakuasa agar segala upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa selalu mendapat kemudahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H