MRI (Magnetic Resonance Imaging)  merupakan modalitas radiologi yang biasanya terdapat di ruang Instalasi Radiologi Rumah sakit  maupun klinik. MRI menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk menghasilkan gambaran anatomi atau struktur bagian dalam tubuh pasien yang melakukan pemeriksaan . MRI sering dilakukan sebagai pemeriksaan sebelum memutuskan tindakan pemeriksaan lanjutan atau tindakan bedah.
Untuk mendapatkan pemeriksaan MRI, pasien harus mendapatkan surat rujukan dari dokter yang menangani sebelumnya agar dapat dirujuk melakukan pemeriksaan MRI. Selanjutnya, pasien dapat mengunjungi ruang Instalasi Radiologi yang menyediakan modalitas MRI dan melakukan pemeriksaan dengan surat rujukan yang sudah dibuat oleh dokter. Biasanya dokter akan memberi tahu sebelumnya hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum pemeriksaan MRI.
Fistula Ani
Fistula ani atau fistulisasi perianal merupakan kondisi peradangan yang mempengaruhi daerah sekitar saluran anus, menyebabkan morbiditas yang signifikan dan seringkali membutuhkan perawatan bedah berulang karena kecenderungannya yang tinggi untuk kambuh (Criado et al., 2012).
Penyebab Fistula AniÂ
Fistula ani biasanya terjadi akibat adanya abses anus yang tidak mendapatkan perawatan lebih lanjut sehingga dapat menimbulkan penumpukan nanah pada abses anus yang menekan area sekelilingnya untuk mencari jalan keluar. Sehingga, terbentuklah saluran dari abses ke anus yang disebut fistula ani. Fistula ani juga daoat terbentuk dari beberapa kondisi diantaranya (Boruah et al., 2021) :
- Penyakit crohn
- Infeksi Kelenjar Anal
- Tumor atau kanker pada usus besar
- Terapi radiasi
Gejala Fistula AniÂ
Adapun tanda-tanda dan gejala dari gejala penyakit fistula ani meliputi:
- Sering terjadi abses pada anus
- Nyeri dan bengkak di sekitar anus
- Drainase berdarah atau berbau busuk (nanah) dari lubang di sekitar anus. Rasa sakit dapat berkurang setelah fistula mengering.
- Iritasi kulit di sekitar anus dari drainase (saluran pembuangan)
- Nyeri dengan buang air besar
- Perdarahan
- Demam, dan menggigil
Deteksi Fistula Ani dengan MRI
Untuk merencanakan prosedur pembedahan terbaik dan menghindari kekambuhan dari fistula ani, perlu mendapatkan informasi radiologis yang tepat tentang lokasi jalur fistula dan struktur panggul yang terkena. Dengan kemampuan multiplanar MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan kontras jaringan lunak yang dihasilkan dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mengkarakterisasi atau menggambarkan gambaran dari fistula perianal dengan baik lewat hasil pencitraan yang dihasilkan (Boruah et al., 2021).
Sebelum Pemindaian
Sebelum dilakukan pemindaian biasanya dokter akan menganjurkan untuk berpakaian longgar dan memakai pakaian yang tidak berkancing atau resleting apapun yang mengandung logam. Jika ternyata diketahui ada logam di pakaian pasien akan dipersilahkan untuk berganti pakaian khusus pemeriksaan agar aman, pasalnya MRI memakai medan magnet sehingga bisa menarik barang yang berbahan logam.
Selain pakaian yang berbahan logam, kawat gigi, kacamata, alat bantu dengar, bra berkawat, jam tangan, rambut palsu, dan handphone juga tidak diperkenankan ada di tubuh pasien dan harus dimasukkan loker pasien atau dititipkan kepada keluarga pasien agar aman. Jika sudah dipastikan di tubuh pasien tidak terdapat logam, ada hal lain yang harus dipastikan terlebih dahulu yaitu kondisi atau klinis yang dimiliki pasien.Â
Sebagai petugas yang berwenang melakukan pemeriksaan MRI, radiografer wajib menanyakan kondisi pasien, apakah pasien memiliki kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal atau jantung, apakah pasien baru saja operasi, apakah pasien mengidap asma atau alergi terhadap sesuatu, apakah pasien memiliki ketakutan diruang sempit, apakah pasien sedang hamil, apakah pasien memiliki tato yang mengandung logam dan pertanyaan-pertanyaan lain dengan tujuan mengecek kondisi pasien aman dilakukan pemeriksaan atau tidak.
Jika diketahui kondisi pasien aman dilakukan pemeriksaan, maka pemeriksaan dapat dilakukan. Namun, jika kondisi pasien tidak memungkinkan maka radiografer berhak mendiskusikannya bersama dokter pengirim untuk memutuskan apakah pemeriksaan bisa dilanjutkan atau perlu penjadwalan ulang atau ganti dengan modalitas lainnya.
Selama Pemindaian
Umumnya, pemeriksaan MRI fistula biasanya memakan waktu cukup lama sekitar 20-60 menit. Selama pemindaian pasien akan berbaring di atas meja pemeriksaan dan tidak boleh bergerak. Nantinya, pasien akan dimasukkan ke dalam mesin MRI yang berbentuk seperti tabung dengan lubang yang dikelilingi magnet. Di atas badan pasien akan diberi coil yaitu alat yang digunakan untuk membangkitkan suatu medan magnet.
Pasien juga diberikan headphone di telinga untuk meredam suara yang ditimbulkan oleh mesin MRI yang bising. Pasien juga mungkin merasakan sensasi seperti kejut selama pemeriksaan karena MRI merangsang saraf di tubuh pasien, tapi hal ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Dalam beberapa kondisi tertentu mungkin juga pasien akan sisuntikkan obat kontras ke pembuluh darah vena di tangan atau lengan. Obat kontras tersebut digunakan agar struktur di dalam tubuh pasien terlihat lebih jelas.
Hasil MRI Fistula
Seperti pada pemeriksaan MRI umumnya, MRI fistula juga menghasilkan gambar organ dalam dengan resolusi tinggi. Di dalam gambaran yang dihasilkan akan terlihat jelas gambaran struktur organ fistula dari pasien. Selanjutnya, dokter spesialis radiologi akan membaca hasil gambaran MRI fistula dan memberikan laporan diagnosa ke dokter pengirim yang menangani pasien.
Hasil gambaran MRI umumnya membutuhkan sekitar satu sampai dua minggu beserta hasil bacaan dokter spesialis radiologi, kecuali dalam keadaan khusus yang memerlukan hasil sesegera mungkin. Nantinya, dokter akan menjelaskan kepada pasien tentang hasil dan tindakan medis lanjutan yang diperlukan oleh pasien.
Setelah Pemindaian
Setelah pemindaian selesai dan radiografer sudah memeriksa gambar yang dihasilkan sudah cukup, maka pasien diturunkan dari meja pemeriksaan dan diperbolehkan untuk pulang. Radiografer harus memberitahukan perkiraan hasil pemeriksaan selesai kapan sehingga pasien bisa mengambil hasil pemeriksaan MRI nya.
Jika selesai pemeriksaan MRI pasien merasa pusing, mual, nyeri, atau sensasi terbakar pada area suntikan obat kontras maka pasien harus memberitahukan kepada petugas yang ada di ruang MRI agar dapat segera mendapatkan pertolongan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H