Mohon tunggu...
alvian Izzul
alvian Izzul Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa pendidikan Bahasa Arab

seek experience to learn each part

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menelisik Keindahan Banyuwangi 8

19 Juli 2022   10:35 Diperbarui: 20 Juli 2022   06:24 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chapter 8

Mertapa di Kawah Ijen

Usai kegiatan pembukaan KKM, kami pun mulai merancang ulang program kerja yang akan kami laksanakan nantinya. Setiap devisi berkumpul untuk membahas bagaimana bentuk kegiatan secara pasti, kebutuhan yang diperlukan serta menentukan jadwal kegiatan, dengan mempertimbangkan banyak hal, setelah kami mengetahui informasi baik dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan kepala sekolah.

Di minggu pertama kami fokuskan untuk melakuakan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak penanggung jawab sebelum melaksanakan kegiatan, dan memberikan penyuluhan terhadap masyarakat umum terkait kegiatan yang kami laksanakan. Sehingga minggu pertama kita lebih kurang melakukan observasi bagaimana kegitan juga kedaan masyarakat disini.

Pada malam ketika kita istirahat, ketua kelompok kami Abil mengajak untuk naik ke Ijen. Dia memaparkan bagaimana keindahan Ijen yang harus diketahhui oleh kami utamanya yang tinggal di Banyuwangi. Kami pun tertarik dengan ajakan dia, tanpa pikir panjang kamipun menyetujui usul dari ketua kelompok kami, melihat banyak dari program kegiatan kita yang belum mulai.

Keesokan harinya kamipun meminjam peralatan dan kebutuhan yang harus diprsiapkan sebelum kita berangkat ke Ijen, yaitu peralatan untuk mendaki. Mulai dari sepatu, jacket, gloves, dll. Tempat peminjaman peralatan untu mendaki ternyata agak jauh, dekat kota. Untuk masalah harga sewa menurutku tergolong murah, karena melihat harga sepatu contohnya, dengan harga sewa yang menurutku worth it, sebagai pemula.

Kami memutuskan untuk berangkat ke Ijen pada pagi hari sekitar jam 01.00 dengan mengendari sepeda motor. Motor pun kami sudah persiapkan dengan baik, punyaku saya tarik lagi rem belakangnya juga saya isikan air radator. Sebelum keberangkatan kami istirahat, guna untuk mengisi tenaga agar kuat nantinya menaiki gunung untuk melihat kawah Ijen.

Dari desa Paspan kami membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai ke Ijen. Diluar ekspetasi saya ternyata kami harus melewati hutan, dimana tidak ada lampu jalan, serta dipenuhi dengan kabut menambah rasa ngeri kami diperjalanan, ditambah jalan yang naik turun, kami khawatir nanti terjadi mogok ditengah jalan.

Hal yang tidak kami inginkan terjadi, motor yang dinaiki Abil dan Fauzan ngebul ditengah jalan. Dengan mengeluarkan asap tebal yang bukan keluar dari knalpot melainkan asap yang keluar dari mesin. Yang memaksa kita untuk berhenti ditengah jalan untuk memperbaikinya.

Di tengah hutan, tidak ada penerangan, cuaca lagi berkabut, sunyi kecuali suara mesin kendaraan yang kami nyalakan sebagai penerangan. Diwaktu itu kami hanya bisa mengerahkan kemampuan serta sedikit pengetahuan yang kami punya untuk memperbaiki masalah ini.  Alhamdulillah, atas izin Allah motorpun bisa diperbaiki, walau untuk naik salah satu dari mereka harus turun agar bisa menaiki tanjakan.

Baru ekitar jam 03 lebih sedikit kami pun sampai ke restarea di Ijen. Dan seperti biasa waktu keberangkatan kami molor dari waktu yang telah kita sepakati. Sembari menunggu instruksi kamipun ngopi dulu di salah sartu warung terdekat, untuk menghangatkan diri, suhu disana memang dingin sehingga ada beberapa titik di depa warung-warung terdapat api unggun.

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

Setelah beberapa saat kami menghangatkan diri, kami putuskan untuk memulai menaiki gunung untuk menuju kawah Ijen. Tidak seperti yang saya bayangkan, jalan untuk menuju kawah ijen cukup lebar dan terjal, sehingga memudahkan kami untuk sampai ke kawah. Pun begitu karena banyak dari kami yang belum pernah dan jarang untuk menaiki gunung, banyak kami yang terengah-engah di perjalanan.

Bau belerang yang mulai tercium, menandakan bahwa kita sudah semakin dekat dengan kawah, kami pun mengerahkan seluruh kekuatan serta kemauan dan tekad yang kami punyai, dengan motivasi untuk melihat keindahan kawah ijen, sampailah kita ke tujuan.

dokpri
dokpri

Kawah dengan air yang berwarna biru serta keluar darinya asap terlihat jelas dari atas sini. Kamipun bergegas untuk mengabadikan momen pertama kami. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan agar supaya bisa lebih dekat dengan kawah Ijen. Setelah kami banyak mengabadikan momen di atas kawah Ijen. Kami pun memutuskan untuk kembali.

Yang sebenarnya terlalu banyak momen pahit dan manis dan pengalaman yang tidak bisa saya tuliskan disini, yang pasti banyak pelajaran yang dapat kita ambil ketika menaiki gunung, apalagi ketika di ujung kita bisa melihat kawah Ijen yang begitu indah :).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun