Chapter 3
MLIPIR KE BALURAN
"Nanti hati-hati ya dengan barangnya masing-masing, takutnya nanti diambil sama kawanan monyet, utamanya barang yang kecil tapi penting, seperti halnya kunci montor." Wejangan dari ibu Fay ketika kami berpamitan untuk pergi ke Taman Nasional Baluran.
"Nggi bu siapp, terimakasih banyak atas jamuannya, juga kami minta maaf karena sudah mengganggu waktu ibu juga ngrepotin di rumah, kami pamit dulu nggi." ujar kami.
Kami bersepeda motor 4 akhirnya berangkat bersama menuju ke pos penjagaan tempat ayah teman kami bertugas. Ketika kami sudah sampai di tempat ternyata ayahnya sedang bertugas di lapangan, akhirnya kami pun  bergegas guna untuk menemui ayah teman kami. Syukur di tengah perjalanan kami berjumpa dengan ayahnya, dimana teman kami meminta izin untuk mengunjungi Taman Nasional Baluran. Setelah kami mendapatkan izin kami lanjutkan perjalanan kami langsung menuju lokasi.
Di gerbang utama kami diberhentikan oleh petugas, dan diberitahu bahwa Taman Nasional Baluran masih belum dibuka untuk umum, yang artinya tidak boleh ada pengunjung berdasarkan peraturan pemerintah yang menetapkan bahwa tempat wisata dilarang beroperasi ketika itu. Di tengah pembicaraan teman kami mendekati seorang petugas dan berbicara mengenai tujuan kami datang kesini. Dan ternyata akhirnya kami diperbolehkan masuk.
Usut punya usut ternyata teman kami memberitahukan kepada petugas penjaga gerbang disana bahwasanya bahwa dia sudah mendaptkan izin dari ayahnya, sehingga kami dapat dengan mudah mendapatkan akses masuk ke tempat ini. Karena Taman Nasional Baluran pada waktu itu belum beroperasi secara resmi, akhirnya kami tidak dikenai biaya masuk, syukur Alhamdulillah keberuntungan berpihak pada kami.
Alam yang terkesan belum pernah terjamah oleh tangan manusia, memberikan keindahan yang alami yang dapat membawa kita bisa menyatu dengan alam. Terdapat banyak sekali pohon yang belum pernah saya lihat sebelumnya, yang menjadikan nilai tambah eksotisme alam Baluran.
"kalau kitya beruntung nanti kita akan bertemu dengan rusa dan merak".. cletuk teman kami.
Selama perjalanan kami banyak menemukan satwa antara lain ayam kalkun, burung yang tidak bisa kita hitung jumlahya dan yang tidak bisa kami deskripsikan keindahannya. Menjadi pelengkap keelokan alamnya.