Di kala dunia yang makin gila dengan individualisme. Tempat kopi itu merawat nalar dan mental dengan komunitas yang saling peduli satu sama lain.
Ruang kebersaman dan membentuk kisah, bukan sekedar kehausan pada nilai materil kehidupan. Apa lagi hidup yang sekedar mengejar materil tapi lupa merawat kewarasan diri.
Hiruk pikuk kota besar yang membawa setiap manusia lupa akan suara hati diri sendiri yang hancur karena di kejar target setatus sosial, pada akhirnya sedih pada hal yang tidak seharusnya menjadi kesedihan.
Tapi tempat kopi pinggiran kota membawa pada nuansa kebersaman untuk bertukar cerita untuk tetap hidup pada nurani dan kata kesehatan jiwa bukan mengejar validasi semata.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H